Langkah demi langkah ia tapaki dengan perasaan ringan dan senyum terkembang. Kedua tangannya menjinjing tas belanja berisi kebutuhan bulanan yang sekalian dibelinya sepulang dari kantor.
Kim Jisoo, 27 tahun, seorang staff akuntan di Hybe Group sejak tiga tahun yang lalu. Status hubungan? Hmm ... lihat saja nanti.
"Hah, lelah sekali rasanya." Perempuan itu menghempaskan dirinya di sofa empuk berwarna putih gading, mengabaikan eksistensi sang adik yang tengah bersila sembari menghabiskan keripik kentang di toples.
"Noona lapar? Ada nasi goreng kimchi di dapur," katanya.
Manik Jisoo membola, menatap senang pada Soobin yang masih sibuk mengunyah. "Kau memasak untukku? Aigoo, manisnya. Kau tidak menghancurkan dapurku, kan?"
"Mana mungkin!" balasnya sengit. "Membuat ramyeon saja aku minta tolong padamu, mana mungkin aku memasakkanmu."
"Jadi Seokjin Oppa yang memasak?"
Soobin terdiam sejenak, keripik yang baru saja ia telan seolah tersangkut di tenggorokan. "Bukan. Chaeyoung Noona datang kemari bersama Jennie Noona, membawakanmu makanan," balasnya.
Jisoo sedikit mendesah kecewa. "Lisa tidak datang?"
Soobin menggeleng sebagai afirmasi. Mendadak keripik kentang di pangkuannya tak lagi menggugah selera makan. Ia menutup toplesnya dengan hati-hati dan meletakkannya di meja sambil beranjak dari duduknya.
"Noona, aku mau mandi sebentar. Makanlah dulu," ujarnya. Dan Jisoo hanya mampu memandangi punggung lebar Soobin yang perlahan menjauh dan menghilang di balik pintu kamarnya.
"Anak itu kenapa," gumamnya pelan. Ia lantas berdiri dan membawa tas belanjanya ke dapur, memasukkan beberapa bahan makanan ke dalam kulkas dan menghampiri meja makan.
Soobin benar, begitu tiba di meja makan, Jisoo langsung disambut oleh pemandangan nasi goreng kimchi yang menggugah selera. Tapi alih-alih memakannya, Jisoo justru membawanya ke kamar.
Pintu kamarnya berderit pelan ketika dibuka, Jisoo tersenyum lebar, terlebih ketika mendapati presensi pemuda yang lebih tua tiga tahun darinya itu sedang berdiri di dekat jendela, menatap keramaian kota dari balik kaca.
"Oppa," panggilnya.
Sosok yang ia panggil tersebut kemudian menolehkan kepala, tersenyum tak kalah lebar dari yang Jisoo lakukan. Ia melangkah mendekat dan duduk di tepi kasur sementara Jisoo mengunci pintu kamarnya dengan gerakan pelan.
"Sudah pulang? Bagaimana harimu?"
"Melelahkan, tentu saja. Tapi terbayarkan setelah melihatmu," balasnya. "Ah, Soobin bilang Jennie dan Chaeyoung datang membawa makanan. Kau sempat menemui mereka?"
Yang ditanyai hanya mengangguk, memperhatikan Jisoo yang mulai menyuap makanannya sedikit demi sedikit. "Mereka hanya sebentar tadi."
"Tapi Soobin bilang, Lisa tidak ikut kemari. Aish, anak itu. Seokjin Oppa, kenapa adikmu sekarang jadi sok sibuk begitu sampai tidak pernah datang lagi?" Jisoo menggerutu di sela-sela kunyahannya, memunculkan seulas senyum tipis di bibir pemuda yang ia panggil Seokjin tersebut.
"Lisa pergi ke Busan dengan Jungkook, sedang dikenalkan pada orangtuanya."
Baru saja Jisoo hendak bersuara, tetapi ketukan di pintu dan teriakan nyaring Soobin mengurungkan niatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Shadow | Jinsoo Oneshoot
FanfictionI'm drowning in despair. Walk with you in the dream space