-21-

2.2K 226 6
                                    

Gemma terbangun pada pagi hari dan mendapati Harris tengah berbincang dengan sosok berjas putih—yang Gemma yakini adalah dokter yang menangani Kim—serta perawat yang berdiri tidak jauh di belakangnya sambil menuliskan sesuatu pada writing board

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemma terbangun pada pagi hari dan mendapati Harris tengah berbincang dengan sosok berjas putih—yang Gemma yakini adalah dokter yang menangani Kim—serta perawat yang berdiri tidak jauh di belakangnya sambil menuliskan sesuatu pada writing board.

"Apa kata dokter, Ris?" tanya Gemma saat dokter dan perawat itu meninggalkan ruangan. Tangannya memijit-mijit bagian belakang punggungnya. Ranjang rumah sakit yang keras membuat tidurnya kurang nyaman.

"Nggak ada yang perlu dikhawatirkan, asal makan dan istirahat cukup. Tiap sore nanti Kim akan diambil darah biar dokter bisa pantau trombositnya." Harris memerhatikan gerak-gerik Gemma, "Kenapa? Pegel?"

Gemma mengangguk, "Nggak nyangka kayak tidur diatas batu."

"Ini rumah sakit bukan hotel, Gem." Harris tersenyum geli. "Nanti malam tidur aja di sofa."

Belum sempat Gemma merespon tawaran Harris, pintu kamar terbuka kembali.

"Biru?"

Gemma berdiri mendadak, buru-buru merapikan anak rambut yang mencuat kemana-mana. Ia tidak tahu bagaimana kondisi mukanya namun ia berharap itu tidak terlalu memalukan untuk dilihat Biru.

"Kim kenapa?" tanya lelaki itu seraya menyeberangi ruangan menuju Kim yang masih terlelap.

"Demam berdarah. Kamu... gimana bisa tau kalo Kim—"

Biru menatapnya heran, "Kamu yang chat aku semalam."

Gemma menatapnya tak kalah heran. Ia merogoh saku untuk mencari ponselnya. Ia bahkan tidak ingat membawa ponsel karena kemarin terlalu panik untuk segera mengantar Kim ke laboratorium.

"Aku yang kasih kabar ke Biru." Keduanya kompak menoleh ke sumber suara, "Pake hp kamu, Gem. Semalam aku lihat hp kamu di meja tv, sekalian aku ambil tapi lupa kasih ke kamu pas sampai kesini." Ia menyerahkan ponsel tersebut kembali kepada pemiliknya.

"Ma... makasih, Ris."

"Aku mau beli sarapan. Mau nitip?" tanya Harris sambil mengambil dompetnya di meja kaca.

"Nggak usah. Nanti Gemma sarapan sama saya aja." jawab Biru.

Harris mengangguk dan meninggalkan ruangan setelah mengecup pelan dahi Kim.

"Jadi kalo Harris nggak ngasih kabar, kapan kamu mau kasih tau aku, Gem?" tanya Biru beberapa detik setelah Harris menutup pintu kamar.

"Kamu marah?"

"Kalo ditanya jangan balik tanya, Gemma."

Dia marah.

"Kemarin buru-buru karena Kim demam tinggi. Kalau tadi kamu nggak bahas, sampe sekarang pun aku nggak tau hp aku ada dimana."

Biru menghembuskan napas kesal. Ia memejamkan mata dan memijit pelan pelipisnya sambil bergumam, "Mana hp kamu?"

"Mau ngapain?"

Silver Lining ✅ END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang