7 ; the conflict (2)

106 23 1
                                    

"Dia mulai berselisih dengan Mikey!"

Takemichi dan aku saling bertatapan seperti sedang memberi isyarat. Itu tandanya akan ada perkelahian lagi.

"Ke-kenapa mereka berselisih?"

"Entahlah. Rasanya masalah yang ada semakin membesar."

"Ada kubu Draken dan kubu Mikey."

"Sepertinya Touman terbelah menjadi dua."

"Apa yang akan kita lakukan setelah Pachin ditangkap?"

"Mereka berselisih karena itu!" Jelas Emma dengan sesenggukan. Air mata menetes kepipinya. Aku menepuk-nepuk punggungnya untuk menenangkan.

"Sudahlah, Emma. Kita akan mencari jalan keluar tentang masalah ini, ok?" Emma memelukku dan melampiaskan semua kesedihannya dengan menangis di pundakku.

"Jangan menangis, Emma!" Panik Takemichi.

"Draken baik-baik saja, kan?"

"Aku tak tahu lagi apa yang terjadi." Emma menangis histeris.

"Takemichi, kau baik-baik saja?" Hina membuka gorden yang ada disebelah ranjang rumah sakit Takemichi.

"Eh? Ada Rei-chan dan Emma-chan juga?" Hina berjalan dan duduk disamping kami. Aku diam saja sambil memakan buah apel yang tadi dipotong Emma.

"Kami menjenguk Takemichi sekalian membawakan buah un- Rei-chan! Jangan dimakan!" Ucap Emma sambil menarik piring berisikan potongan buah apel.

"Kwenwapwa?" Tanyaku dengan mulut sibuk mengunyah.

"Ini buah untuk Takemichi, malah kau makan."

Takemichi melambaikan kedua tangannya. "Ah tidak, tidak. Tidak apa-apa kalau Rei-san mau memakannya."

"Tuh, kan. Takemichi saja membolehkan." Aku mengambil beberapa potongan buah apel dari piring yang dipegang Emma.

"Huh kau ini!"

**

Takemichi sudah keluar dari rumah sakit. Aku memutuskan untuk menjenguknya. Tapi aku masih bermalas-malasan di kasur. Aku memikirkan nasib Touman yang terpecah menjadi dua kubu. Masalah mengapa Touman terpecah adalah kubu Mikey tidak ingin Pachin masuk penjara, dan kubu Draken menghargai keputusan Pachin yang menyerahkan diri. Kupikir ada baiknya untuk Pachin menyerahkan diri. Setidaknya untuk sekarang ia aman dari berbagai masalah antar geng. Tapi sebaiknya aku tidak membicarakan soal pemikiranku.

Bosan bermalas-malasan, aku segera beranjak dari kasur dan mandi. Aku memakai tanktop berwarna putih dengan jaket jeans yang tidak kukancingkan serta ripped jeans pendek yang menunjukkan area paha. Rambutku kuikat ala mini man bun yang menyisakan rambut bagian bawah dan poniku. Setelah selesai bersiap-siap, aku segera melangkahkan kaki ke rumah Takemichi.

Dijalan aku melihat Akkun, Takuya, Yamagishi dan Makoto yang juga berniat menjenguk Takemichi. Lalu aku berjalan bersama mereka.

Sesampainya, kami segera memasuki kamar Takemichi. Ia sedang memperhatikan sebuah puzzle didepannya.

"Yo, Takemichi." Sapaku.

"Wah, kau sudah boleh pulang?" Ujar Yamagishi.

"Aku jadi gak bisa ketemu kakak-kakak suster!" Timpal Makoto.

"Apa kau betulan sudah mendingan?"

"Kau disuruh istirahat, kan?"

"Ya, sudah agak mendingan."

"Mana majalah pornonya?" Makoto terlihat sibuk mencari-cari 'barang berharga' dikamar Takemichi.

Aku memperhatikan kamar Takemichi dari atas sampai bawah. Memang tidak ada yang istimewa, hanya saja aku ingin tahu interior-interior dikamar Takemichi.

ride or die ; mikeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang