Bab 5. Zurück Zu Dimmen

31 4 8
                                    

"Ya, semoga saja," harap Mr. Samael.

Mereka hampir saja melupakan satu syarat lagi dari permainan Fenrir. Claryn dan Lily bertukar pandang, sedangkan Vendard menyatukan alisnya. Keheningan menyatu bersama ingatan yang diputar kembali. Mereka mengungkap secara bersamaan.

"Satu syarat lagi."

Mr. Samael melangkah perlahan. "Ya, cahaya bulan sempurna."

"Mengapa Fenrir meminta kita menemuinya pada saat cahaya bulan sudah sempurna?" Lily bertanya tak mengerti.

Vendard merenung mencoba meraba-raba ingatannya. Dia mengatakan, "Werewolf akan menjadi kuat bila terkena cahaya bulan, apalagi cahaya bulan sempurna—"

"Akan menjadi lebih kuat?" potong Claryn penasaran.

Vendard berjalan perlahan dengan tangan kiri yang memegang rambut. Kakinya berhenti di langkah ketiga. "Aku tidak tahu kalau untuk Fenrir."

Mr. Samael merentangkan tangan kiri dengan kedua jari seperti menarik sesuatu. Dalam sekejap sebuah buku dari ruang multifungsi melayang dan mendarat di atas telapaknya.

Lily melebarkan retina. "Sir, buku apa yang kau tarik dari ruang multifungsi?"

Buku tersebut berdiri menghadap ke ketiga murid, judul Werewolf begitu terlihat jelas di sampulnya. Mr. Samael membacakan sedikit mantra, lembar-lembarnya bergulir dengan cepat. Ketiga murid takjub melihatnya. Setelah berhenti di halaman yang dicari, Mr. Samael berjalan ke arah dinding kristal dengan pemandangan Gleitser Wood yang cukup kecil dilihat dari dalam Chrisella Castle.

"Fenrir juga termasuk werewolf," ungkap Mr. Samael. Jari tangannya menyusuri setiap tulisan. "Bila cahaya bulan jatuh dengan sinar yang begitu sempurna, Fenrir akan menyerapnya sehingga kekuatan apa pun yang dimiliki akan bertambah dan kemungkinan besar akan menjadi lebih kuat. Apakah mungkin itu muslihat dari Fenrir?"

"Jika itu benar, Claryn bisa diandalkan untuk menyerap cahaya bulan," usul Lily.

Claryn tersenyum memahami dan melanjutkan, "Ya. Dan, untuk sekarang kita harus fokus dalam pembuatan bunga terlebih dahulu!"

Efek dari asap napas dingin mulai berkurang di tubuh Claryn, itu artinya dia sudah sedikit pulih. Setelah kedua syarat dari Fenrir dapat diselesaikan, Tim Empat mulai bergegas untuk menyiapkan pembuatan bunga golden hibiscus. Ruangan multifungsi berubah menjadi ruangan yang penuh dengan perabotan di sebelah kiri dan rak-rak buku berjajar di sebelah kanan. Lily hendak berjalan untuk mengambil mangkuk kecil, sementara Vendard langsung meletakkan cetakan bunga di atas meja dengan Claryn yang sudah mulai bersiap-siap.

Mr. Samael berjalan ke ruang multifungsi. Setelah tiga langkah dia langsung membalikkan badan. "Aku akan mencari tahu tentang periwinkle, di samping kalian membuatnya."

"Yes, Sir!" Mereka menjawab bersamaan.

Setelah mengambil mangkuk kecil, Lily kembali bergabung dengan Claryn dan Vendard. Dia mengambil serbuk sari dan memasukkannya. "Warna dari golden hibiscus lebih mengarah ke warna oranye terang," ungkapnya.

"Kemungkinan besar warna yang aku hasilkan akan pucat," lirih Claryn, "karena ini hanyalah serbuk sari. Jika hari itu yang kau ambil satu kelopak, mungkin—"

Vendard memandang keduanya dan memotong, "Setidaknya tetap akan menjadi golden hibiscus walaupun warnanya pucat."

Claryn terdiam karena memikirkan sesuatu. Setelah lima detik mereka dilanda keheningan, Claryn menyeringai ke arah Vendard dengan alis yang bergerak naik turun. Vendard menelan ludah dengan perasaan curiga. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh Claryn.

Blue Light Stone (MAPLE ACADEMY YEAR 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang