Berada di kediaman Reno lagi setelah pulang dari rumah sakit, Aluna sedang asik latihan musik di ruang latihan. Anisa yang sedang duduk sambil memperhatikan Reno yang menanam bunga si halaman, Anisa terus saja kepikiran sama ucapan Linda saat di rumah sakit, katanya bahwa gosip itu belum meredah malah memperparah keadaan disana.
Semua berfikir bahwa Anisa bener-bener pacaran dengan Aryan bahkan sampai merajuk hal-hal yang gak bener lainnya, seperti sering ke hotel dan lainnya itu membuat pikiran Anisa berkecamuk."Entah kenapa semuanya selalu salah kira aku suka sama kak Aryan, pada sedikitpun aku gak ada rasa sama dia, ada cogan di depan mata tapi kanapa nasibnya selalu misteri. Sayangnya dia ateis, Hem sayang banget kan." Dumal Anisa sambil menatap Reno yang sibuk dengan tanamannya.
Reno yang dari jauh memperhatikan Anisa yang sesekali
"Ada apa kenapa kamu dari tadi terus memandangi ku, apakah ada yang aneh atau ada sesuatu di wajahku Anisa." Tanya Reno yang membuyarkan melamun.
"Nggak ada apa-apa kok kak, hanya saja aku hanya menatap tanaman yang kakak tanam sekarang, apa namanya." Ujar Anisa mengalihkan pembicaraan."Benarkah begitu Anisa." Reno menaruh curiga dengan perkataan Anisa saat ini.
"Eh benaran Anisa menanyakan soal tanaman kok, emang kak Reno salah kira apa." Ujar Anisa yang menyembunyikan sesuatu dengan senyuman.
"Jangan coba kamu bisa mengelabui ku Anisa, cepat katakan apa yang sebenarnya ingin kamu ingin bicara kepadaku." Ujar reno yang terus menekan anisa.
"Hahaha... kakak punya para bathin yah." Tawa Anisa yang tegang.
"Mungkin, makanya katakan dengan jujur jangan kamu sembunyikan dariku karena kamu takkan bisa menyembunyikan sesuatu dariku." Ucap Reno."Hahahaha.. kak Reno ini suka ngelawak."
"Ada apa, cepat katakan saja jika kamu merasa tidak nyaman, jadi luapkan saja dan bicarakan padaku, anggap aku teman atau keluargamu sendiri." Tawaran Reno gang menbuat Anisa terharu.
"Tidak enak hati, takut kakak marah dan tersinggung dengan pertanyaan Anisa." Ujar anisa yang tidak mau mengatakan yang mengganjal di dalam hatinya.
"Tenang saja aku ini sudah jinak dan sudah terlatih dengan baik, jadi kamu tidak usah khawatir atau merasa takut lagi padaku." Ucap Reno."Hahahaha kak Reno bisa aja nih."
"Katakan saja, jangan sungkan anggap aku kakakmu atau temanmu sendiri." Ujar Reno yang mendekat pada Anisa yang saat ini seperti dapat interogasi.
"Hemmm kakak maau cemilan nggak, Anisa akan ambilkan yah." Ujar Anisa yang mencari alasan, dan lari masuk kedalam.
"Pasti bukan itu yang ingin ia katakan padaku, pasti ada yang ia sembunyikan dariku." Dumalan Reno, lalu ia kembali fokus pada tanamannya.Beberapa menit kemudian anisa kembali dengan cemilan ringan yang ia bawa dari dapur. "Kak Reno ini di minum dulu es jus yah dan, cemilan ringannya." Ujar Anisa yang meletakan nampan yang berisi cemilan dan air es. " Iya terimakasih, letakan saja di sana." Ujar reno.
Setelah selesai dengan tanam menanam Reno duduk di sebelah Anisa, yang sekarang asik makan cemilannya.
"Tadi kamu belum lanjutan ucapanmu." Ucap Reno yang melirik Anisa yang saat ini asik memandang taman yang berbeda sekarang.
"Soal apa?." Tanya Anisa langsung menatap Reno sang sumber bicara.
"Kamu mau tanya apa yang tadi tidak sempat kamu sampaikan, katakan saja, pasti bukan soal cemilan kan." Tebak Reno membuat anisa gelagapan, dan menatap ragu pada Reno.
"Kak Reno masih bahas soal itu." Ujar Anisa.
"Iya, aku nanti gak bisa tidur karena memikirkan ucapan kamu yang tertunda itu."
"Sebenarnya aku ingin membicarakan. Hemm Soal kak Reno." Ujar Anisa yang takut-takut untuk mengukapkannya."Aku? soal yang mana dan ada apa denganku, apakah aku berbuat salah padamu. Katakan saja kenapa dengan aku, jangan takut." Ucap Reno yang semakin erat memanatap Anisa.
"Kak Reno, aku minta maaf yah sebelumnya, jika ini menyinggung kakak, tapi Anisa sangat penasaran dan selalu kepikiran."
"Baiklah tanyakan saja." Ucap Reno samakin menajam pandangan pada Anisa.
Anisa mulai merasakan ancaman, ia menundukkan kepalanya. "Maaf kak maafkan jika ada salah kata yang Anisa ucapkan yah, begini kak, Anisa ingin tanya soal Kaka kan sudah mapan, baik, ganteng, banyak yang suka pokok kakak itu sempurna banget dimana pun sisinya di lihat, seperti tidak ada celah secara fisik tapi kenapa kakak....." Anisa tidak melanjutkan bagian terpenting dari pertanyaan.Reno lalu tersenyum, dan langsung mengerti masksud dari Anisa ucapan dan tanyakan tersebut. "Tidak percaya agama dan kebudayaan atau keberadaan Tuhan, begitukan yang ingin kamu tanyakan padaku Anisa." Tebak Reno yang tepat sekali.
"Eh? Kak reno. Maaf kak bukannya aku..." Anisa semakin tidak enak hati.
"Aku gak apa-apa, kamu tidak usah merasa khawatir atau takut aku kan marah padamu sampai harus mengusir mu. Kamu memang benar ingin menanyakan hal itukan."
"Iya, kak. Maaf yah kak Anisa sangat penasaran dengan pendapat kakak selama ini.""Hemm--sebenarnya aku percaya pada Tuhan hanya saja tidak ada yang mengajarkan akan mengenai hal mengenal tuhan mana atau agama yang mana. Dari semua orang yang pernah ku temui tidak ada yang memberi tahu soal kebaikan itu, ilmu mengenal hal itu tidak ada yang memberi kesan pertama yang baik padaku itulah yang buat aku bimbang dan kehilangan arah sekarang aku sedang mencuri jati diri ku sendiri, walaau harus bersusah payah walau harus terjatuh berkali-kali akan aku cari keindahan, kenyamanan, kedamaian, ketenanganku yang belum aku temukan saat ini, istilah dalam mencari jalan."
Bersambung....
Terimakasih atas kunjungan Anda kecerita saya jangan lupa untuk like, share dan masukan komentarnya...
Jangan lupa follow pertemanan dengan athour, mampir lagi kelanjutannya saya tunggu kedatangannya...
Kamis 17 Juni 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)
RomanceKisah seorang gadis bernama Annisa yang sedang mencari-cari arti sebuah kehidupan dan sebuah keluarga, hingga nasib dan takdir yang di tulis oleh sang pencipta alam semesta ini, iya juga harus berjuang untuk hidup di dunia yang begitu keras, menguru...