Jika tidak karena kenyataan bahwa ada pergerakan mikro pada bahu kedua orang di hadapan Aryo, mungkin Aryo akan mengira bahwa kedua sosok di hadapannya adalah manekin karena tidak adanya tanda-tanda kehidupan. Apalagi wajah kedua orang itu sangat cantik dan tidak realistis. Beberapa detik berlalu tanpa ada suara dari mereka bertiga.
"Yo? Ngapaian disitu? " teriak salah satu anggota rombongan Aryo.
Aryo yang gembira bukan kepalang langsung berteriak heboh. "Ada artis! Ada Lee... Hepp.. "
Suara Aryo langsung padam karena Seung Gi yang refleks menutup mulut Aryo. Mata Aryo membulat dan mengerjap bingung. Seung Gi memaksakan senyumnya. Ia meletakkan jari telunjuknya di depan mulut, mengisyaratkan Aryo untuk tidak bersuara. Aryo pun mengangguk. Seung Gi perlahan melepaskan bekapan mulut Aryo.
"Diapain lu Yo? " tanya rombongan Aryo lagi. Mereka curiga melihat Seung Gi yang tiba-tiba menutup mulut Aryo. Jiwa anak tawuran mereka agak terusik. Ketika mereka sudah akan pasang badan, Lala langsung cepat tanggap.
"Oh.. Ini Aryo senang ketemu saya mau minta tanda tangan..! Abang-abang semua yang mau foto atau minta tanda tangan hayuk sini yuk. " ujar Lala. Rombongan Aryo saling pandang, bingung dengan tingkah laku Lala. Lala yang takut bahwa persembunyian Seung Gi akan ketahuan berjalan ke arah rombongan itu. Ia berusaha mengalihkan perhatian mereka sekalian promosi kontennya.
Seung Gi ditinggal berdua dengan Aryo. Ia bingung harus melakukan apa. Matanya menangkap sosok Hana dan Jasmin yang menatapnya penasaran. Sungguh Seung Gi sangat frustasi.
"Maaf, tapi apa kita bisa bicara di tempat lain? " tanya Seung Gi. Mata Aryo terbelalak. Ia sangat terkejut bahwa Seung Gi bisa menggunakan Bahasa Indonesia hingga ia tidak sempat memikirkan jawaban untuk Seung Gi.
Seung Gi berjalan ke arah hutan, melewati Hana dan Jasmin yang terus menatapnya penasaran. Aryo tentu saja mengikuti langkah Seung Gi. Hingga mereka masuk lebih dalam dan mendapatkan privasi yang dibutuhkan.
Hana dan Jasmin saling pandang. Aneh sekali, pikir mereka. Mereka kembali dengan pikiran masing-masing hingga Mang Sapri yang sepertinya sudah selesai dengan nyebat dan 'urusannya' kembali dari arah hutan. Wajahnya kebingungan.
"Kenapa Mang? Duduk sini! " ujar Jasmin sambil menepuk area disebelahnya. Mang Sapri terbangun dari kebingungannya dan berjalan ke arah Jasmin.
"Mbak Lala mana, Neng?" tanya Mang Sapri. Jasmin mengarahkan telunjuknya pada Lala yang sedang dikerubungi fansnya. Mang Sapri mangut-mangut.
Tanpa terasa matahari sudah mencapai puncaknya. Sesuai rencana kelompok mereka makan di atas tikar yang telah dibentangkan Hana, yang berbeda ada tambahan satu orang lagi, siapa lagi kalau bukan laki-laki dengan seyum manis bernama Aryo itu.
Postur tubuhnya tegap bahkan dalam keadaan duduk, sesekali ia melirik Seung Gi yang duduk di sebelahnya. Hal ini membuat Hana heran dan penasaran pembicaraan macam apa yang terjadi antara Aryo dan Mas Singgih hingga ia bertingkah kaku seperti ini.
"Ini tambah lagi lauknya Bang. " ujar Hana, sambil mengambilkan tempe dan meletakkannya di piring Aryo. Aryo mengangguk pelan. Hana curiga bahwa Aryo tengah terkena heatstroke karena wajahnya memerah dan penglihatannya seperti di awang-awang. Suasana jadi terasa canggung untuk semua orang kecuali Mang Sapri yang tengah menghabiskan piring keduanya.
Mereka semua makan dengan damai dan lahap. Masakan Hana memang selalu enak. Pergedel yang Hana masak subuh tadi pun hanya tersisa satu. Tiga buah sendok bergerak menuju pergedel itu.
Ting
Bunyi dentingan sendok yang beradu menarik perhatian semua orang. Mereka semua menengadah. Ternyata tiga buah sendok yang bergerak untuk mengambil pergedel itu adalah milik Seung Gi, Aryo, dan Jasmin. Hal yang aneh adalah sendok Aryo yang bukannya menuju pergedel malah menghalangi sendok Jasmin yang ingin mendekat. Menghasilkan bunyi nyaring bak adu pedang. Suasana yang tadi canggung pun menjadi lebih buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jalan
Hayran KurguPulau Jalan. Sebuah pulau di kepulauan seribu. Populasi 5648 orang. Hanya berjarak 1 jam dengan kapal untuk sampai Jakarta. Ada 5 minimarket, 1 pelabuhan, 7 klinik, dan yang lebih penting alam yang sangat indah. Semua orang mengenal satu sama l...