Finally udah divaksin, ternyata gak seserem berita yang beredar loh! Promosi aja wkwk
Jangan lupa vomment guys, luv acil❤️
Itachi menyuruh Sakura memikirkan matang-matang keputusannya. Itachi tidak mau Sakura menyesal dikemudian hari karena anak-anak pun harus menjadi pertimbangan. Mereka punya anak kembar yang bisa saja memperlambat tumbuh kembangnya. Broken home adalah salah satu dampak paling buruk yang mungkin dirasakan oleh sikembar.
Anak-anaknya masih kecil dan masih butuh banyak perhatian dari mereka berdua. Mereka bahkan masih duduk ditaman kanak-kanak dan belum masuk ke sekolah umum. Tidak bisa dibayangkan bagaimana kalau si kembar tumbuh tanpa kasih sayang mereka berdua.
Sakura menatap kedua anaknya yang berlari setelah bel pulang sekolah berbunyi dengan keras. Melihat anaknya yang berlari bersama Inojin membuat Sakura berpikir apakah ia harus kerumah Ino dan mendiskusikan masalah ini kepadanya?
Apakah keputusannya untuk berpisah dengan Sasuke sudah tepat atau ia harus memikirkan ulang. Ya~ Ia harus kerumah Ino, wanita itu pasti punya solusi untuknya, pulang nanti ia akan membawa anaknya ke apartemennya untuk tinggal disana sementara karena ia sudah tidak bisa saling tatap lagi dengan Sasuke yang akan terus-menerus menorehkan luka dihatinya.
Miyuki dan Mizuki memeluk Ibunya dengan erat, dengan tinggi badannya yang sekarang mereka sudah bisa memeluk pinggang Sakura tidak seperti kemarin-kemarin. Inojin memberi salam pada Sakura. Itachi langsung kekantor setelah mengantarkan Sakura membeli sepeda baru. Pria itu juga membelikan mainan terbaru untuk sikembar yang pasti akan membuatnya senang.
Sakura mengajak Inojin untuk naik kedalam taksi yang akan ditumpanginya. Inojin sempat heran, tapi saat Sakura bilang ia ingin pergi ke rumah Ibunya anak itu pun mengangguk dan tersenyum.
Rumah Ino tidak jauh dari sekolah, mungkin hanya memakan waktu lima belas menit saja. Kalau tidak ada Sakura mungkin Inojin akan langsung naik bis sekolah untuk bisa sampai kerumahnya karena saat ini Ino sedang hamil anak yang kedua.
Miyuki dan Mizuki hanya bisa saling tatap, mereka melihat gelagat aneh dari Ibunya yang sedari tadi hanya diam menatap jendela dengan pandangan sendu. Apakah ada sesuatu? Apakah Ayahnya menyakitinya lagi?
Tidak lama mereka turun disebuah apartemen mewah dimana Ino dan suaminya Sai tinggal. Karena sudah sangat hafal dengan seluk-beluknya dengan secepat kilat Sakura naik keatas lift sembari menggandeng anak-anak. Saat ini perasaan takutnya perlahan mulai memudar, Sakura mendapat dukungan dari kedua mertuanya dan juga Itachi.
Sudah seharusnya ia memberanikan diri mengambil langkah. Kalau memang Sasuke tidak ingin berpisah itu terserah dirinya, tapi Sakura akan melanjutkan langkahnya. Daripada hidup seperti ini terus, sudah diusir dari rumah , tidak dinafkahi, bahkan Sakura dimaki-maki. Ia tidak tahu apakah hakim akan mengabulkan permohonannya atau tidak seandainya ia melayangkan gugutan cerai.
" Sakura " Sapa Ino saat dirinya membuka pintu. Sakura tersenyum sembari memberikan tangan Inojin kepada sahabatnya itu. Anaknya sangat kalem berbeda dengan kedua anaknya yang sangat aktif.
" Ada kembar juga ternyata, ayo masuk Ra " Sakura mengangguk, ia mengikuti Ino kedalam apartemennya untuk duduk. Kedua anaknya memberi salam pada Ino, wanita cantik itu membalasnya dengan mengelus lembut kepalanya.
" Gimana kabar kamu? "
" Baik, by the way makasih udah ajak Inojin pulang bareng " Sahut Ino, langkahnya menuju dapur untuk mengambil minum dan cemilan.
" Inojin, kayanya Mamaku mau curhat deh. Ke kamar kamu yuk " Saran dari Miyuki diangguki oleh Inojin. Sakura sampai menggeleng-gelengkan kepalanya karena kelakuan anaknya yang sangat langka itu. Padahal Inojin lah yang menjadi tuan rumah tapi mereka yang seakan-akan menjadi bos disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Newlyweds Couple (SASU x SAKU) ✔
Fiksi Penggemar📍 Mature for Language Content 📍 Sakura dan Sasuke sudah menjalin hubungan selama satu tahun dan berakhir di pelaminan. Kehidupannya pernikahannya berjalan seperti apa yang mereka harapkan. Dari menikah Sakura tahu kalau Sasuke punya gairah yang ti...