Part 34~Takut kehilangan~

2.8K 234 17
                                    

Saya membencimu, namun takut untuk kehilanganmu.
~fernanalbernando~
•••

Hai semua🤗 Afa comeback

Jangan lupa tinggalkan jejak manis ya:)
Vote, comment, and share yaaa

Happy reading😊

***

Seorang laki-laki tengah  duduk dengan gelisah, matanya menatap datar telapak tangan yang bersimbah darah.

Kriekkkkk

"Bagaimana keadaannya?"tanya laki-laki tadi setelah pintu UGD terbuka dan menampilkan dokter laki-laki.

"Di mana keluarganya?"tanya Dokter dengan nametag Frisa Arkeano.

"Saya yang membawanya, jadi katakan saja apa yang terjadi!"

"Dia membutuhkan donor darah segera,"jawab Dokter Frisa dengan tatapan frustasi.

Laki-laki tadi terkejut. "Apa golongan darahnya?"

"Rh-null,"jawab dokter Frisa membuat kening laki-laki tadi berkerut. "Itu adalah golongan darah yang langka. Yang hanya bisa mendapatkan donor darah dari golongan yang sama. Mungkin Keluarganya sama,"jelasnya lagi.

"Saya akan hub–"

"Tidak perlu, biar saya saja. Karena Aluka memang pasien saya dari lama,"sela dokter muda itu.

Laki-laki tadi manggut-manggut. "Apa saya boleh melihat Aluka Dok?"

"Jangan dulu. Biar dia istirahat,"cegah Dokter Frisa, kemudian pergi meninggalkan Faga yang melihat gadis itu dari balik jendela kaca. Laki-laki tadi memang Faga, Kakak kelas Aluka.

...

Brakkkk

"Sial! Gue nggak bisa konsen gara-gara tuh anak,"emosi Fernan. Pria itu memang sedari tadi tidak bisa konsentrasi terhadap pekerjaannya karena Aluka tidak juga pulang ke rumah.

Fernan sendiri heran dengan dirinya, ada rasa benci dan tidak suka ketika melihat anak gadisnya itu. Namun, ketika tidak adanya kehadiran Aluka ia bisa uring-uringan sendiri. Seperti saat ini.

Fernan menatap pintu utama yang tidak juga terbuka dan menampilkan putri semata wayangnya. Dia merogoh hp dari saku celana dan menelepon seseorang.

"Hallo, apa dia di rumah lo Syi?"tanya Fernan pada mantan istrinya dari balik telefon.

"Shit! Di mana kamu Aluka,"umpatnya setelah mematikan telefon karena jawaban dari Syia yang makin membuatnya emosi.

"Apa peduli gue sama dia. Mau pergi nggak pulang atau bahkan mati sekalipun gue nggak peduli!"

Kata-kata Syia membuatnya semakin emosi dan kecewa. Apa setidak perduli itu Syia pada anaknya.

Dertt... Dertt... Dertt

Suara dering telefon mengalihkan Fernan dan segera mengangkatnya.

Aluka (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang