Pandangan Rosé tak bisa lepas dari seorang gadis yang menarik hatinya. Terus diperhatikan kakak kelas yang menjadi pujaan hatinya itu. Kim Jisoo namanya.
Ia tidak memedulikan percakapan teman-temannya. Mereka membahas tentang video tutorial bernapas, vlog menyamar jadi pengemis oleh seorang youtuber yang anggota keluarganya mirip dengan anggota tim sepak bola, hingga diskusi mengenai jika Lightning McQueen kecelakaan dia dapat asuransi jiwa atau asuransi mobil.
Kalian tau kan Lightning McQueen? Itu loh karakter kartun mobil yang bisa ngomong. Kayak bis Tayo.
Agak miring emang otak anggota circle pertemanannya, tapi dia tetap sayang kok.
Sedangkan Rosé masih asik memandangi kakak kelasnya itu dari mejanya yang agak jauh dari Jisoo. Melihat pujaan hatinya bercengkrama bersama teman-temannya di kantin. Melihat senyumnya, mendengar suara tawa lepasnya, hal-hal sesederhana itu dapat membuat hati seorang Park Chaeyoung berbunga-bunga.
Rosé dan Jisoo dapat dibilang cukup dekat. Mereka pertama kali bertemu saat orientasi siswa baru. Yap, tebakan kalian benar. Alasan yang sangat klise. Jisoo merupakan salah satu panitia dari kegiatan orientasi tersebut.
Mereka tak sengaja bertemu saat Rosé hendak menanyakan letak toilet. Dan kebetulan ia menanyakan itu kepada Jisoo yang sedang bertugas sebagai panitia. Setelah itu hubungan mereka berkembang sangat pesat karena memang Jisoo sendiri orang yang supel dan ramah kepada siapa saja.
Tak terasa kini sudah 4 bulan semenjak pertemuan pertama mereka yang sangat klise. Dan Rosé merasakan sensasi yang berbeda setiap ia bersama Jisoo.
"Ngelamun teroos"
Senggolan pada bahunya membuyarkan aktivitas observasi doinya. Dengan malas ia beralih pada teman-temannya.
"Apaan sih anjir, ganggu aja" kini Rosé memusatkan perhatiannya kepada teman-temannya
"Lo kenapa sih? Dari tadi ngelamun mulu" tanya Lisa yang mulutnya tengah mengunyah ayam geprek. Di sebelahnya ada es teh yang bulir-bulir es nya hingga tumpah-tumpah.
'Sumpah, mampus tuh badan dipake latihan besok' Rosé yang melihat itu hanya bisa bergidik ngeri membayangkan kondisi badan Lisa saat menghadapi menu latihan yang akan mereka dapatkan besok.
"Oh, nggak apa, cuma mikirin UAS aja" jawab Rosé asal. Sesekali biar dia keliatan pinter gitu ye kan.
"Hah? Seriusan lo?"
"Ah ngaco lo"
"Kesurupan nih anak pasti"
Berbagai cemoohan Rosé terima dengan lapang dada. Pasalnya hampir tidak mungkin seorang Park Chaeyoung memikirkan pendidikannya. Jangankan UAS, tugas saja sering kali tidak ia kumpulkan. Sekalinya ia mengumpulkan tugas, tugas itu bukan dari hasil pekerjaannya sendiri, melainkan ia menyewa seorang joki tugas untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Sehingga wajar saja jika teman-temannya keheranan bila Rosé memikirkan UAS-nya.
"Emang temen-temen dakjal, gue mau berubah jadi lebih baik malah pada suudzon" balas Rosé dengan sinis.
"Hilih, berubah, berubah, emang situ power ranger?" cemoohan dari Jennie sukses mengundang gelak tawa di meja mereka.
Mendengar ejekan dari temannya yang bermata seperti kucing itu Rosé hanya bisa mengelus dadanya Jennie. Eh, maksudnya dadanya sendiri. Bisa-bisa ginjalnya dipindah ke leher oleh Lisa bila berani menyentuh dada pacarnya yang montok itu. Hehe.
"Eh, tapi seriusan lo mikirin UAS tadi?" tanya Seulgi yang masih tidak percaya dengan jawaban dari Rosé.
"Dih, masih gak percaya. Emang pikiran gue isinya cewek, basket, cewek, basket doang?" jawab gadis berambut blonde itu dengan sok percaya diri. Padahal benar pikiran dia cuma itu doang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Gemes | Chaesoo
FanfictionTentang Rosé yang naksir kakak kelasnya yang gemes Oneshot :)