Tawuran

894 143 55
                                    

Pagi-pagi buta Beomgyu sudah terbangun dari tidurnya, tidurnya tidak nyenyak tadi malam karena ia tertidur di tempat asing.

Beomgyu melihat kearah luar jendela, "masih pagi banget, Beomgyu enaknya ngapain ya? Em... Buat sarapan dulu aja apa ya? Eh tapi dari kemarin Beomgyu nggak lihat asisten rumah tangga di rumah kak Hyunjin, apa emang nggak ada asistennya ya?"

Setelah seperkian menit, akhirnya Beomgyu pergi ke dapur untuk melihat apa saja yang bisa diolah menjadi sarapan olehnya, tak lupa juga buku berwarna hijau yang digenggam oleh Beomgyu, memang buku diary nya itu selalu berada di dalam tas sekolahnya, jadi Beomgyu bisa nulis isi hatinya kapanpun dan dimanapun.

Setelah sampai di meja makan, Beomgyu memutuskan untuk mendudukan dirinya, hanya sekadar mengamati ruangan dan menulis hal-hal yang ada didalam pikirannya ke buku diary miliknya.

Kak Hyunjin orang baik!

Setelah menulis kalimat tersebut, Beomgyu melihat beberapa potong sosis dan sepiring nasi, 'apa Beomgyu masak nasi goreng aja ya? Kata ayah nasi goreng buatan Beomgyu enak, tapi kata kakak enggak, duh yang bener yang mana ya? Kan malu kalo masakin kak Hyunjin tapi masakannya nggak enak.' batinnya

Setelah bergelut dengan pikirannya, akhirnya Beomgyu membuat 'nasi goreng spesial ala chef Beomgyu.'

Karena terlalu fokus dalam kegiatan memasaknya, Beomgyu sampai tak menyadari kalau sang tuan rumah sedang duduk di meja makan sambil memperhatikan dirinya, 'jadi pengen punya adek, tapi gue anak tunggal.'

'Eh buku apa nih?'Hyunjin mengambil buku berwarna hijau milik Beomgyu yang masih terbuka.

'Kak Hyunjin orang baik, baru tau lo kalo gue orang baik? Yahahaha.' batinnya tertawa terbahak-bahak.

Menyadari kalau Beomgyu mendekan kearahnya, dia langsung menutup buku itu dan mengembalikannya ketempat semula.

"Selamat pagi kak."

"Pagi."

"Ini aku masak nasi goreng kak, kata ayah aku nasi gorengnya enak loh, tapi kata kakak nasi goreng buatanku nggak enak."

"Halah omongan si Soobin-Soobin itu jangan dipercaya deh, hoax semua."ucapnya sambil memasukkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Lo ngapain berdiri aja disitu? Ayo sini makan."

"A-ah tapi nasi gorengnya cuman dikit kak, buat kakak aja. Aku nanti mau makan di sekolah aja"

"Emang lo punya uang?"

🙂

"Ck! Udah sini, lagian gue nggak terbiasa sarapan pagi, eh btw... Gue minta maaf lagi buat yang kemaren ya."

"Kak, kalau mau minta maaf ke kakaknya Beomgyu ya, jangan ke Beomgyu, kan yang dipukul dia bukan Beomgyu."

"Huft~ iya deh."

"Btw ntar lo pake seragam gue aja, kemaren lo lupa kan nggak bawa seragam? Cuman bawa buku."

"Nggak ngerepotin kak?"

Hyunjin tertawa kaku, seraya menepuk pundak Beomgyu beberapa kali, "santai aja kali, Hyunjin mah dermawan orangnya."

"Terimakasih banyak kak, atas semuanya."

"Iya aelah sans aja."

Setelah percakapan tersebut, keduanya memakan sarapan dengan khusyuk.

-Waktu-

Di sudut kantin,

Puk....

"Bro, gue minta maaf buat yang kemaren ya."

Waktu || Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang