Ayu sedang mengobrol dengan Titan dan juga Nana-pacar dari Titan sementara Javier menemani Yasmina makan di tempat tidurnya. Tentu saja dengan Javier yang menyuapinya. Liliana belum datang dan Javier masih enggan untuk meninggalkan Yasmina. Yasmina tetap harus makan walaupun tadi sudah habis martabak manis satu kotak ditambah ayam goreng KFC dan juga boba untuk meminum obatnya.
"Udah, Jav! Kenyang!" Yasmina baru makan enam suapan dan sudah merasa kenyang.
"Satu kali lagi habis itu udah!" Paksa Javier menyodorkan sendoknya pada Yasmina.
"Dari tadi bilangnya satu kali terus, aku udah kenyang kan tadi udah makan martabak sama ayam KFC!" Protes Yasmina.
"Nggak, ini beneran terakhir!" Bujuk Javier.
"Beneran ya! Awas kalo bohong!" Yasmina menurut dan mau memakan nasi suapan terakhir dari Javier. Javier menepati ucapannya, itu benar-benar jadi suapan terakhir. Setelah itu Javier meraih beberapa resep obat untuk Yasmina dan Yasmina meminumnya. Yasmina tidak pernah repot untuk masalah minum obat.
"Udah?" Tanya Javier memastikan. Yasmina mengangguk.
"Jav, besok kan aku pulang terus lusa kalo aku sekolah boleh ya?" Yasmina berhati-hati dalam berucap takut kalau Javier memintanya untuk home schooling saja seperti kemarin.
"Emang udah bisa jalan?" Javier meraih kedua tangan Yasmina dan menggenggamnya.
"Ya belum, tapi aku pengen sekolah!" Yasmina menunduk.
Javier meletakkan tangan kanannya pada puncak kepala Yasmina dan tersenyum menatapnya, "asalkan kamu baik-baik aja di sekolah, bunda sama ayah kamu pasti juga ngizinin kamu buat sekolah lusa! Tapi kalo emang belum ngerasa sehat banget jangan dipaksain, Yas! Kesehatan kamu lebih penting!"
"Kan sekolah juga penting!" Yasmina berani mengangkat wajahnya dan menatap Javier.
"Tapi kan kamu masih bisa ngejar ketertinggalan kamu, kemarin kata bunda kamu aja kamu masih bisa dapet nilai sembilan puluh lima padahal habis nggak masuk. Yang paling penting itu kamu sehat dulu, Yas! Sekolah juga penting tapi masih bisa dikejar nanti, ya?"
"Aku mau home schooling, Jav!" Ucap Yasmina tiba-tiba membuat Javier terkejut.
"Aku mau home schooling! Tapi nanti pas kelas tiga, aku masih pengen sekolah normal sampe kenaikan kelas! Tinggal beberapa bulan lagi kan? Sayang kalo home schooling sekarang," lanjutnya.
Javier terdiam, cowok itu tidak tahu harus berkata apa sekarang. Jujur, dia juga kasihan pada Yasmina kalau cewek itu harus berpisah dengan teman-temannya.
"Kamu yakin?"
Yasmina mengangguk mantap, "itu keinginan aku!"
"Janji ya, selama sekolah harus baik-baik aja! Aku nggak nuntut kamu buat bisa jalan lagi dalam waktu dekat tapi kamu harus bisa jaga kesehatan kamu! Jangan sampe kesehatan kamu semakin menurun! Mau ngomong sendiri ke bunda sama ayah kamu apa aku aja yang ngomong?"
"Kalo aku yang ngomong nanti mereka maksa aku lagi kayak kemaren, kamu aja! Bunda lebih dengerin kamu daripada aku!"
"Bukan gitu, Yasmina! Bunda kamu itu cuma pengen yang terbaik buat kamu, nggak mau kamu kenapa-napa! Bunda kamu itu khawatir sama kamu, bunda kamu itu sayang banget sama kamu!" Javier mengacak rambut Yasmina pelan.
"Iya tau! Udah sana pulang!" Yasmina bukan berniat mengusir Javier tapi dia kasihan melihat Javier masih di rumah sakit dengan seragam sekolahnya. Cowok itu pasti lelah karena langsung ke rumah sakit sepulang sekolah.
"Ih, kok ngusir sih?"
"Nggak ngusir, kamu kan belum mandi!" Tadi Javier menolak untuk mandi saat Ayu menawarinya, cowok itu hanya sholat maghrib saja bergantian dengan Ayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ataksia 《Selesai》
Novela JuvenilTeruntuk Javier, peterpanku. Kamu laki-laki pertama yang membuatku nyaman duduk berlama-lama berdua setelah ayah. Jav, aku mau bilang makasih sama kamu. Makasih ya udah nemenin aku selama ini! Udah mau repot-repot jagain aku. Kamu yang selalu ada bu...