[-SS- || SCHOOL]³ ; Hong Dokyeom
∆∆∆
Dokyeom menatap bingkai foto yang terpasang di tembok rumah nya.Ia menatap sosok saudaranya yang tersenyum begitu cerah dengan kaca mata bulat yang membingkai manis di wajah bulat itu
" Aku akan pindah ke rumah kak Shua.Maaf karena tak bisa menepati janji kita untuk tetap tinggal disini "
au tak perlu khawatir,aku akan tetap merawat rumah ini" lanjutnya.
Ia membungkus foto itu dengan kain untuk mencegah debu agar tak mengotori foto keluarganya.
" Ibu,aku tau ini salah.Tapi maafkan aku karena melakukan hal ini,aku ingin mencari tau tentang hal-hal yang selama ini kak Seokmin sembunyikan dariku "
.
.
.
.
.
.
.Joshua membantu Dokyeom menata barang-barang milik pemuda itu dalam diam.Ia masih memikirkan tentang Seokmin.
Kemungkinan-kemungkinan penyebab Seokmin memilih untuk mengakhiri hidupnya terus saja menghantui pikirannya.
Ia menghembuskan nafasnya,berbalik lalu menemukan Dokyeom yang kini sedang menatap keluar jendela.
Saat hendak berjalan ke arah Dokyeom,ia terhenti karena melihat sebuah kotak kecil yang sangat ia kenali.
Joshua mengambil kotak itu,mengeluarkan isinya dengan perlahan lalu menatap benda ditangannya dengan tatapan yang tak terbaca
Snow globe tanpa isi dengan beberapa aksen glitter berwarna navy menghiasi bagian kaca snow globe itu
Ia menggoyangkannya hingga salju-salju palsunya kini berhamburan dan mulai turun lagi.
Bibirnya mengulas senyum tipis,ia menatap Snow globe itu dengan pandangan sendu
" Maaf kalau kosong,aku menemukan yang ada isinya tapi terlalu mahal.Kata ibu dulu,beli saja semampunya,tapi tenang saja karena aku membelinya tulus dari hatiku dan sesuai ke inginanku "
" Kak berikan pada Dokyeom sebagai hadiah ulang tahunnya,katakan padanya kalau snow globe itu sebagai teman curhat dan Dokyeom bisa mengisinya dengan pikiran-pikirannya sendiri "
" Kak Shua juga bisa menggunakannya,kalau Dokyeom mengizinkan "
Joshua tertawa kecil saat mengingat itu.Ia berjalan ke arah Dokyeom,menyodorkan snow globe itu ke depan Dokyeom.
"Setidaknya saat ini kau bisa bercerita sebentar pada benda ini"
Joshua menoleh pada Dokyeom yang hanya menatap snow globe di tangannya. "Aku akan mengurus berkas sekolahmu dan yang lain.Tidak ada yang tau kalau Seokmin mempunyai seorang adik kecuali keluargaku dan teman-teman yang lainnya"
Dokyeom mengambil snow globe ditangannya, "Aku tau,dulu itu atas kemauan Seokmin agar aku tak terbebani selama aku bersekolah"
∆∆∆
Dokyeom menginjakkan kakinya di depan gerbang sekolah Seokmin.Ia berbalik,menatap Joshua yang melambaikan tangannya padanya.
Ia mengangguk kecil,membiarkan Joshua mulai pergi menuju kantor milik pemuda itu yang sudah di alih wariskan.
" Kau pasti bisa.Aku akan mendapatkan jawabannya dari sekolah ini "
Ia menyeringai tipis,berjalan dengan santai memasuki halaman sekolah yang kini mulai ramai.
Hampir dua minggu setelah tahun ajaran baru,sekolah ini masih belum melaksanakan sistem pembelajaran seperti biasa.
Langkahnya terhenti saat sebuah bola basket menggelinding dan berhenti di depan kakinya.Ia menatap bola itu,membungkukkan badannya lalu mengambil bola itu.
Ia dapat mendengar suara yang ramai di arah kirinya.Tak jauh darinya,ia melihat lapangan basket yang kini ramai dengan murid-murid sekolah ini.
Ia mengernyit,merasa aneh karena lapangan basket itu berada di depan gedung sekolah dan dekat dengan gerbang. "Apa mereka tak tau tata letak yang benar mengenai sekolah dan segala keperluannya agar terlihat rapi?" pikirnya.
Bibirnya berkedut,hampir saja ia tersenyum lebar kala melihat semua siswa yang terdiam membeku dengan tatapan mata yang terkejut.
Ia juga melihat beberapa siswa-siswi yang bergetar,mungkin merasa takut.Hampir saja ia tertawa kala melihat tiga murid perempuan yang dengan segera berlari memasuki gedung sekolah.
Ia lupa bahwa wajahnya benar-benar serupa dengan Seokmin,kakaknya.
"Ini bola kalian?!" teriaknya
Tidak ada jawaban,ia menahan seringainya lalu melangkah mendekati mereka dengan senyumnya yang lebar.
Dokyeom melihat beberapa dari mereka memundurkan tubuhnya kala ia berdiri di depan salah satu siswa yang kini juga ikut memundurkan tubuhnya.
" Ada apa? Ah,ini bola kalian "
Dokyeom menyerahkan bola itu dan diterima dengan tangan yang bergetar.
" Kenapa dengan kalian? Wajah kalian sangat pucat " ia mengedarkan tatapannya.
Sedikit memajukan tubuhnya agar bisa menambah keterkejutan di diri mereka semua karena wajahnya.
" Apa ada yang salah denganku? Ah,iya ini seragam yang beda.Aku murid baru,kalau begitu aku harus cepat pergi ke ruang kepala sekolah "
Dokyeom membenarkan letak tasnya yang tersampir di bahu kanannya, " Sampai jumpa lagi "
Dokyeom berbalik dan berjalan dengan santai meninggalkan mereka semua.Ia menahan seringainya lagi saat murid-murid di halaman ini ikut terdiam menatapnya dengan wajah begitu pucat dan takut?
Dokyeom menikmati itu.Ia melontarkan senyumnya pada salah satu siswa berambut sedikit pirang yang berdiri di sebelah air mancur
Memasuki gedung itu dan menelusuri setiap lorong dan gedung dengan sesekali memasuki setiap kelas hanya untuk membuat semua murid di sini terkejut dan takut,tentu saja dengan alasan salah masuk ruangan.
Setelah puas,ia pun memilih untuk menanyakan ruang kepala sekolah
∆∆∆
" Namaku Hong Dokyeom.Aku pindahan dari Los Angeles,aku memiliki dua kebangsaan karena orang tuaku yang berbeda negara.Semoga kita bisa berteman dengan baik "
KAMU SEDANG MEMBACA
[-SCHOOL- || 이 석민 ft. 이 도겸] •END✓
Krótkie OpowiadaniaDokyeom berjalan dengan mulutnya yang tak berhenti merutuki kakaknya,ia membuka pintu rumah kakaknya dengan kesal. "Yah! Berani-beraninya kau mengabaikan pesanku?! Dimana kau?!" Tidak ada jawaban kecuali firasatnya yang aneh ketika melihat rumah ka...