4 : Client

22 7 7
                                    

Tak bisa dipercaya, bagaimana bisa Areum menyulap patung yang baginya sudah gagal menjadi kokoh? Gadis jelita ini benar-benar misterius. Selain yang ia ketahui namanya saja, kini ia tahu jemari lentiknya ajaib. Apakah sebelum hilang ingatan gadis itu adalah seorang pemahat seperti dirinya? Namun mengingat mahakarya yang diciptakannya lebih baik darinya, mungkin Areum seorang pemahat profesional yang mempunyai nama panggung yang tak ia ketahui. Bisa saja begitu.

Jujur saja, Taehyung benar-benar terkesima akan kemampuannya itu pasti bakat kalau ia bilang hanya iseng belaka. Bahkan, penyelesaiannya sangat singkat. Sampai ia tak percaya jika gadis itu seorang manusia biasa. Karena pemahat profesional saja takkan membutuhkan waktu sesingkat itu. Apa benar Areum ini seorang manusia?

Justru sebenarnya di sini yang perlu belajar adalah Taehyung pada Areum.  Seperti sekarang ini yang cerewet melayangkan pertanyaan bukan Areum lagi, tapi Taehyung. Dia benar-benar dibuat penasaran.

"Areum, bagaimana bisa kau melakukannya? Sebelum kau amnesia, kau sebenarnya seorang pemahat profesional, 'kan?"

Hanya senyuman simpul yang terpatri pada profil sang jelita. "Aku tak tahu, tanganku mengikuti naluriku saja. Mungkin kau hanya perlu menuangkan sepenuh hati ketika kau memahat seperti ketika kau memahat patung dewi itu," jawabnya seraya menunjuk pada patung cantik. "Aku tak ingat aku ini siapa."

Selalu begitu. Gadis jelita seelok paras dewi mitologi Yunani ini penuh enigma. Rasionya saja sampai tak habis pikir. Namanya hanya Areum, tanpa marga karena ia tak ingat. Lantas bagaimana bisa Taehyung membantunya kembali pada keluarganya?

Ketukan pintu menginterupsi. Kali ini Taehyung benar-benar menekankan agar Areum tak mengekor. Dia tak ingin kejadian kemarin terulang, meski ia yakin dari ketukannya terdengar bukan orang-orang bengis seperti kemarin.

Begitu pintu terbuka, tampak seorang pria berlesung pipi dengan rahang tegas serta hidung bangirnya yang lancip menambah ketampanannya. Pembawaannya terasa hangat dari senyum cerahnya. Sekali tatap saja membuat yang menatap ikut bahagia.

"Ini benar Vante Galery?"

Taehyung mengangguk masih dengan air muka kebingungannya. Siapa gerangan pria ini?

"Jung Hoseok."

Taehyung pun menyambut uluran lengan Hoseok. "Kim Taehyung."

"Namjoon merekomendasikan tempat ini padaku. Katanya kau seorang pemahat hebat," ujarnya beserta senyuman cerah yang tak pernah luntur.

Taehyung menggaruk tengkuknya yang tak gatal, salah tingkah dipuji seperti itu. "Oh, Kak Namjoon? Sebenarnya aku tak sehebat itu."

"Jangan rendah diri seperti itu, yang menilai, kan, orang lain. Boleh kumasuk? Aku ingin lihat-lihat dulu."

"Ah, silakan."

Sebenarnya Taehyung ragu mempersilakannya masuk sebab tak ada yang dapat diperlihatkan. Dia hanya seorang pemahat kecil. Ya, mungkin patung Bunda Maria dan patung cantik bisa jadi contohnya. Kendati patung Bunda Maria itu sebenarnya hasil tangan Areum.

Decak kagum usai mengitari lolos dari ceruk bibir Hoseok, terutama kala netranya mendapati patung cantik. "Ini benar-benar mahakarya yang mengagumkan. Sepertinya benar kau itu memang pemahat hebat seperti kata Namjoon."

"Siapa?" bisik Areum mendekat pada Taehyung.

"Teman sepupuku."

"Oh, kau juga bekerja dengan istrimu?" Hoseok berasumsi.

"Ah, aku hanya pegawainya."

Hoseok memiringkan kepalanya terkejut. "Eh, kukira istri atau kekasih? Padahal kalian cocok. Cantik dan tampan. Aku tak bisa bayangkan anak-anak kalian akan secantik dan setampan apa," celetuknya berkelakar. "Oh, ya, kira-kira berapa untuk patung ini?"

Taehyung terdiam. Pasalnya, patung yang dimaksud adalah patung cantik yang takkan pernah ia jual.

"Berapapun harganya 'kan kubeli."

Taehyung berdeham sebelum bercerak. "Begini, sebelumnya aku minta maaf. Untuk patung yang Anda maksud itu tidak kujual," ujarnya berhati-hati. "Namun jika Anda mau patung yang lebih cantik dari ini, aku akan membuatkannya sesuai pesanan. Hanya saja jika Anda mau menunggu beberapa bulan."

"Nah, kalau begitu, tak apa. Aku akan pesan, tak peduli berapa lamanya."

Binaran mata Taehyung terpancar. Ia benar-benar merasa bangga akan membuat mahakarya seindah patung cantik ini lagi.

"Aku akan bayar di muka," imbuhnya.

Benar-benar tak dapat dikira jika klien paling hebat ini datang padanya. Kebetulan ia tengah dalam kondisi terjepit. Atas rekomendasi sepupunya—Namjoon—ia harus berterima kasih padanya.[]

Carve On You • kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang