Mengenang Masa Lalu

1.9K 169 35
                                    

Pagi hari yang cerah di Konoha telah datang untuk kesekian kalinya, desa yang dahulu pernah hancur akibat serangan luar biasa kini sudah kembali pulih bahkan sedang berkembang dengan kemajuan-kemajuan teknologi yang dimiliki. Dizaman yang damai ini seluruh desa tak lagi memikirkan tentang strategi perang dan semacamnya, sebaliknya mereka justru bekerja sama untuk menciptakan kedamaian bagi seluruh masyarakat.

Pagi hari ini, Hinata dan para ibu lainnya sedang berkumpul di sebuah tempat yang mereka sewa untuk sekedar berpiknik bersama anak-anak mereka.

"jarang-jarang kita berkumpul seperti ini kan?" ucap Ino.

"benar, setiap hari kita hanya sibuk dengan urusan rumah" timpal Temari.

"tinggal Sakura-chan saja yang belum datang" ucap Hinata.

"dia masih ada kerjaan mungkin, wajar kan dia punya jabatan penting di rumah sakit" balas Tenten.

Tak lama setelah itu datang Sakura bersama Sarada.

"maaf aku terlambat" ucap Sakura.

"tidak apa-apa" balas yang lainnya.

"wah kalian kumpul disini rupanya" terdengar suara yang familiar di telinga mereka namun belakangan ini mereka jarang mendengarnya lagi.

"eh?" heran semuanya.

"maaf, tadi dia datang di rumah sakit dan tahu kalau aku akan pergi ngumpul bersama kalian dan dia bersikeras untuk ikut" bisik Sakura pada teman-temannya.

"a-ah.. Nona Tsunade, kita hanya sedikit refreshing mumpung para suami sedang sibuk bekerja" ucap Ino.

Ya, yang datang bersama Sakura dan Sarada adalah Tsunade, sang hokage kelima.

"wah kalian sudah menjadi ibu sekarang ya" ucap Tsunade bergabung dengan yang lainnya.

"maaf nona Tsunade, ada yang belum menikah disini" Tenten mengankat tangannya.

"eh? Ada yang akan mengikuti jejak Sizune rupanya" Tsunade bercanda.

"eh? Hahaha..." semua tertawa.

"dia tidak menyadari dirinya" bisik Tenten pada Sakura namun suaranya terdengar oleh Tsunade.

"apa kau bilang?"

"eh? Ti-tidak, bukan apa-apa" Kikuk Tenten.

"dimana anak-anak kalian?" tanya Tsunade.

"mereka sedang bermain disana" jawab Hinata sambil menunjuk anak-anak yang sedang bermain di sebuah ruangan khusus.

Tsunade yang melihat para anak-anak itus bermain dengan riang gembira ikut tersenyum dan terharu.

Tsunade P.O.V

Semenjak jabatan ku sebagai Hokage sudah berakhir, aku sudah jarang berada di desa. Aku lebih memilih untuk berkelana dan mencari hiburanku sendiri, namun meski begitu komunikasiku dengan Konoha tidak terputus, terkadang saat ada masalah Kakashi menghubungiku dan meminta saran padaku begitu pula dengan Sakura. Aku pun tahu bahwa Sakura dan teman-temannya kini semua sudah menikah dan punya anak.

"dimana anak-anak kalian?" tanya ku.

"mereka sedang bermain disana" jawab Hinata sambil menunjuk anak-anak yang sedang bermain di sebuah ruangan khusus, dengan pintu kaca.

Aku tersenyum bahagia melihat mereka semua bermain tanpa perlu menghawatirkan apapun. Sangat berbeda dengan zaman ku dulu, seusia mereka kami bahkan sudah dipaksa untuk belajar tentang peperangan.

"Nona Tsunade?" panggil Hinata sukses menyadarkanku dari lamunan.

"eh? Kalian semua suda dewasa ya sekarang, aku senang melihat kalian masih sehat" ucapku pada gadis-gadis ini, eh salah tapi kepada para ibu ini.

"ini semua juga berkat anda" ucap Sakura.

"aku? kenapa aku?" tanyaku heran.

"berkat anda yang selalu melindungi desa dan juga selalu memberi kami kesempatan untuk berkembang" ucapnya.

"benar, anda selalu percaya dengan kemampuan kami dan berkat itulah kami bisa seperti sekarang ini" timpal Ino.

"kalian salah, aku hanya melakukan apa yang harus ku lakukan sebagai Hokage dan juga sebagai pendahulu kalian, justru kalian lah yang melakukan semuanya dengan kekuatan kalian sendiri" aku memegang pundak Sakura dan menatap yang lainnya juga "kekuatan pantang menyerah kalian, pertemanan kalian, dan kerja keras kalian lah yang membuat ini semua berhasil, kalian berhasil menciptakan zaman yang damai untuk putra-putri kalian" lanjutku.

"Nona Tsunade" semuanya terdiam.

"kalau diingat-ingat, aku mengenal kalian saat masih kecil dan imut-imut hahaha... dan tumbuh menjadi gadis-gadis yang kuat dan sekarang kalian sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dan memiliki anak, aku tak pernah, membayangkan hari ini benar-benar akan tiba, aku bangga pada kalian dan aku senang menjadi salah satu saksi kalian berkembang menjadi orang hebat" ucapku tulus pada mereka semua.

"waktu serasa begitu cepat ya" ucap Ino.

"dan aku menjadi semakin tua hahahaha...." candaku.

"wajahmu bahkan tidak pernah berubah tahu, jujur saja kami iri" timpal Tenten.

"hahahaha..." semuanya tertawa.

Semua menikmati kebersamaan mereka, mereka bercerita tentang keseharian mereka sebagai seorang istri dan ibu, bekerja di rumah setiap hari. Aku senang mendengarnya.

'Jiraya, kakek, apa kalian lihat? Zaman yang dahulu kalian impikan telah datang, semuanya sudah damai sekarang, kita bisa minum-minum sepuasnya, sekarang bahkan kita sudah memiliki calon penerus yang pastinya akan melampaui kalian, mereka kelak akan menggantikan kita dalam melindungi Konoha' ucapku dalam hati sambil menatap ke arah anak-anak.

"ku harap kalian menyaksikannya dari sana, dan tersenyum sama seperti aku" ucapku dengan nada kecil.

Tsunade P.O.V End

"kalau ku lihat-lihat, mereka semua mewarisi penampilan ayahnya" ucap Tsunade.

"yah kau benar, jangankan fisik kebiasaannya pun mirip" Temari menjawab.

"Inojin mewarisi kulit putih dari Sai ya.. rambutnya sih Ino, Shikadai rambut sih Shikamaru tapi mata Temari, Chocho tubuh gempalnya dari Choji tapi warna kulit Karui, Himawari wajah dan matanya Naruto namun rambutnya Hinata, kalau Sarada dan Boruto..." Tsunade menggantunkan kata-katanya diakhir "mereka benar-benar fotocopiannya Sasuke dan Naruto ku pikir" lanjut Tsunade.

"hahahah... kau pengamat yang baik Nona Tsunade timpal Ino.

"yah.. hahah.. baru kali ini aku memperhatikan mereka sedekat ini" jawab Tsunade "ngomong-ngomong soal Sasuke dan Naruto, anak-anak kalian tidak seperti ayahnya kan? Meski mereka sangat mirip secara fisik" tanya Tsunade pada Sakura dan Hinata.

"mereka mirip luar dalam" Jawab Hinata dan Sakura bersmaan dengan muka datar.

"hhahahah... oh ya? wah repot pasti, untungnya salah satunya perempuan jadi tidak begitu berisik lah, eh tapi mereka tidak suka bertengkar kan?" tanya Tsunade lagi.

"ya.. tidak sih, Sarada lebih pendiam dan lebih sering bermain dengan Himawari daripada Boruto" jawab Sakura.

"tapi Boruto sangat Jail, dia sering membuat Sarada menangis" ucap Hinata.

"ah.. itu wajar kan anak-anak" balas Tsunade "jaga mereka, kelak mereka yang akan menggantikan kalian loh.." nasehat Tsunade pada semuanya.

Pesta kumpul-kumpul mereka berlanjut hingga siang hari. Mereka melepas penat dan bersenang-senang sebelum kembali ke rutinitas mereka sebagai seorang ibu rumah tangga.

NEXT PART

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran.

Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih, sampai jumpa di part selanjutnya...

.

Fyi: Halo semuuaaa... aku kambek hahaha... 😂😂 masih ada yang nungguin nggak sih? Semoga masih ada. Ngomong-ngomong gimana episode 204 nih menurut kalian? Epick nggak? Atau biasa aja? ohya chapter 59 juga update hari ini, penasaran nggak sih🙃🙃 Kayaknya bentar lagi time skip sih kalau diliat-liat, ya nggak sih? Menurut kalian gimana?

MALAIKAT KECIL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang