luka paling sakit adalah ; ketika kamu dilukai oleh seseorang yang kamu kira tidak akan pernah melukaimu_kinand
.
Cklek
"Assalamualaikum bunda" kinand melangkahkan kaki menuju tempat bundanya
"Waalaikumussalam"
"Loh, oma kapan datang?" sapa kinand dengan gembira
"barusan" perempuan yang dipanggilnya dengan oma itu menjawab tanpa menoleh sedikitpun
"Oma apa kabar?"
"baik, tidak seperti bundamu yang dibuat begini oleh lelaki itu."
Kinand terdiam, lidahnya kelu. Jelas kata-kata dari Omanya menyentuh garis bawah dalam hatinya.
"Hey kinand, abang dianggurin nih?"
Kinand menoleh ke sumber suara. Senyumnya terbit sekali lagi. Ia melangkah menuju laki-laki itu."Abang kapan datang? Tante mana?"
" Abang anterin oma jenguk tante melda, dirumah biasa lagi ngurusin bocil-bocil kurang belaian" laki-laki itu menjawab kinand dengan santai.
"haha...bisa-bisanya. Lapor ke tante nih?" kinan tertawa mendengar ocehan laki-laki yang ia panggil abang itu.
" eh, jangan dong.kalau mama marah gimana? Kan abang yang diomelin" Laki-laki itu memelas
Kinand hanya menggelengkan kepalanya. Laki-laki itu bukan kakak kandungnya, tapi anak dari adik mamanya. Reyhan Ebrar Mahmud. Sedari kecil ia menjaga kinand, berusaha sebaik mungkin supaya kinand tidak menangis. Alhasil, dari tingkahnya yang kadang terlalu abnormal yang membuat kinand menangis. Ahhh, sia-sia saja perjuangannya.
Kinand sangat menghormati laki-laki tampan dengat netra coklat muda itu, tubuhnya tinggi dengan senyum manis andalannya.
"oh lihatlah melda, anakmu yang tak tahu sopan santun ini bahkan tidak menunjukkan etiketnya pada orang tua mu. Tak bisakah kamu sadar dan mengurusi anak tak diurus ini?"
Obrolan singkatnya itu terhenti, baru saja ia merasakan kehangatan. Baru saja ia tertawa lepas. Baru saja ia merasa bebannya berkurang. Baru saja ia berharap bahwa keluarganya lah tempatnya pulang. Dan baru saja...
...Semuanya lenyap.
"haha oma, kinand gak bakal lupain oma kok." Kinand melangkah memaksakan senyumnya, meraih tangan omanya dan menciumnya
Dan omanya? Hanya acuh tak acuh.
" Rey, oma mau pulang. Hari ini cuacanya terlalu panas, oma gak tahan" ia menyeret paksa reyhan, tak memungkinkan reyhan untuk pamit dengan kinand
"hati-hati oma,abang" kinand berkata dengan lirih
Ia terpaku, menarik kursi lalu membenamkan wajahnya diantara lipatan tangannya.
" ahhh kinand, ekspetasimu seringkali keliru. Berharap bahwa orang lain memperlakukanmu sebagaimana kamu memperlakukan mereka. Mulai sekarang buanglah ekspetasi itu jauh-jauh dan jangan sesekali berharap kepada manusia."
Ia memperbaiki posisinya, menatap bundanya.
Cantik.
" Bunda, aku akhirnya memutuskan. Sebaik apapun peluang aku menggapai impianku, jika itu berkaitan dengan bunda, aku akan dan harus memilih bunda. Dan ternyata Allah menerima doa ku bund. Alhamdulillah aku lulus, mungkin satu bulan lagi aku mulai masuk kuliah. Aku minta doa dari bunda ya, semoga hariku lancar. Bunda juga cepat sadar yaa, bunda gak bosan disini terus? Aku benci sendiri di rumah bund, sepi, hening, hampa, dan itu yang buat pikiran aku penuh." Ia mencurahkan seisi hatinya
" Tapi bunda jangan khawatir yaa, aku baik-baik saja. Hanya saja ada sedikit ujian yang sekarang sedang aku jalani."kinand tersenyum, netranya tak lepas memandangi bunda yang selalu dikaguminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Imaginarium
General Fiction... "Tuhan, atur saja bagaimana baiknya. Sudah habis kata-kataku untuk meminta. Kini aku hanya ingin berterimakasih saja" Syarifah Erkinanda H. ... Dia anak perempuan yang tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari Ayahnya. Dia anak perempuan ya...