Too far
Im falling
Into dark hole
No one asked me
I said “its okey”
~Depresi dan Ketakutanku-Aksara Emerald~
Aksara, bukumu yang berjudul ‘Depresi dan Ketakutanku’ berhasil meraih peringkat satu di jajaran best seller. Kalimat yang kukutip di atas hanya sepenggal prolog yang aku pikir adalah sinopsis dari semua kisah hidupmu yang belum aku tahu.
Darimu aku bisa mengerti, bahwa semua orang ‘belum tentu bisa berkata yang sebenarnya’, namun, kalimat sakti ‘im okey’ selalu menjadi tameng kebalikannya. Kenapa harus begitu? Tidak kah kamu menginginkan kejujuran, Aksara?
Kamu tahu kan aku pengidap insomnia akut? Okey, entah kenapa sekarang dalam posisi berdiri menyender pada rak toko buku sembari membaca halaman ke tiga dari buku ‘Depresi dan Ketakutanku’ aku malah tertawa membaca sepenggal kalimat yang berbunyi:
Bagaimana aku sebut Sastra, karena namaku Aksara.
Terima kasih sudah menyebutkan namaku di antara puluh ribu kata yang kamu rangkai, Aksara. Jika saja berandai andai bisa terwujud, aku hanya ingin kamu tahu, betapa dunia sudah berubah total melihatmu. Jadi, suatu saat kamu kembali, tersenyumlah dengan percaya diri. Sastra akan menjadi tameng terkuat yang pernah kamu miliki.
Aku mengalihkan pandangan ke jendela berembun yang di depannya terdapat sepaket meja kosong. Akhir akhir ini hujan memang sering menyapa penduduk bumi, berkat ocehanmu ‘bawalah payung sebelum hujan’, aku selalu membawanya setiap saat. Cukup berguna saranmu, tapi aku lebih suka menerobos hujan dan bersenang senang seperti anak kecil. Lagi lagi, aku tidak tahu alasanmu selalu berlindung ketakutan saat hujan turun dan sesekali meringis setiap rintikan itu mengenai tubuhmu. Mungkin ... bisa kamu ceritakan di halaman berikutnya?
Biar Sastra wakilkan kisahmu ya, Aksara. Aku janji tidak akan mengumbar kejelakan kejelekanmu selama kita bersahabat. Padahal satu kejelekanmu yang paling tidak kusukai adalah saat kamu menangis di kamar mandi tanpa memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi.
Hampir dua jam aku menghabiskan waktu sore di toko buku kesukaanmu, aku sampai tidak menyadari bahwa langit yang tadinya redup oleh senja kini benar benar tergeser oleh terangnya bulan. Aneh ya, padahal di luar sedang hujan, namun cuaca langit masih saja bersinar. Mengambil beberapa buku anyar, aku beranjak ke meja kasir.
Saat melangkah hendak membayar buku yang kubeli, aku sempat melirik spot favoritmu setiap kali berkunjung. Meja paling depan di sebelah kiri bersampingan dengan jendela dan posisinya dekat rak buku khusus novel. Aku masih saja ingat bagaimana bosannya aku menunggumu membaca satu novel habis tanpa bisa diganggu gugat. Saat itu kami saling beradu argumen yang entah kenapa malah membahas soal pasangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara, Ini Kisahmu
Fanfiction“Apa yang kamu sembunyikan di balik jaket berlengan panjang itu? aku kira karena tubuhmu rentan dingin, ternyata aku salah. Kamu ... terlalu apik menyembunyikan luka gores yang sudah menjadi lukisan favoritmu.” Aksara : Choi Beomgyu Sastra : Kang T...