prolog.

8 1 0
                                    

Dilihat dari segi manapun, kau adalah pinus. Aku juga tidak tahu kenapa, coba saja datang ke hutan pinus. Mungkin kau akan menemukan dirimu sendiri di sana. Atau coba sesekali berkacalah dan tatap matamu. Kau akan mengerti.

Aku tidak percaya bahwa ada kemungkinan dirimu berhasil menggapai bintang atau mungkin hidup di dasar lautan. Semua mimpimu gila. Tapi siapa yang tahu. Melihat dirimu yang tak berhenti mengejar awan, Aku rasa aku akan mulai percaya pada semua kegilaanmu.

Di sini, Aku ingin mengubur rumahku sendiri. Tapi bisa-bisanya kau yang sedang memikul bumi menarikku untuk kembali ke permukaan. Tidak perlu aku jabarkan semuanya. Tapi beritahu aku orang buta mana yang tidak jatuh hati pada jiwa sepertimu?

Aku juga ingin mati. Aku harap aku bisa mati secepat kilat mengutuk daratan. Tapi kau terus mendahuluiku. Aku tidak ingin merasakan rasanya kehilangan sosok yang aku cintai. Maka, tolong biarkan aku mati lebih dulu. Ini keegoisanku. Aku tidak ingin berlomba. Ini adalah sebuah titik.

A.

PINUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang