heartbreaker -- mikey 💫

120 23 5
                                    

Note:
💫 untuk special chapter.

--

Normal POV

Musim hujan 20 Agustus 2005

Suara rintik hujan yang menenangkan kini semakin kencang. Di ruangan yang terlihat suram itu, beribu pertanyaan muncul dibenak Mikey. Berkali-kali ia menelpon gadisnya -- Rei, berharap ia akan menjawab panggilan kesekiannya, tapi tidak kunjung dijawab. Mikey merasa frustasi. Apakah ia lupa dengan hari ini? Kapan ia akan datang? Apa dia sakit? Pikir Mikey.

"Kumohon angkat.." Gumam Mikey sambil mendekatkan ponsel ke telinganya. Lagi-lagi panggilannya tidak terjawab.

Mikey beranjak dari sofa dan mengintip dari balik jendela. Tidak ada tanda-tanda bahwa Rei akan datang. Ia kembali duduk dan menyilangkan tangannya didepan dadanya. "Mungkin ponselnya mati." Batin Mikey.

Ponsel Mikey berdering dan menampilkan nama Rei dilayarnya. Dengan segera ia mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?"

"Kau dimana? Mengapa tidak menjawab teleponku? Aku mencemaskanmu."

"Maaf ponselku ketinggalan."

Terdengar helaan nafas diujung sana. Mikey terdiam menunggu lawan bicaranya mengatakan sesuatu.

"Mikey, aku sudah mendapatkan 'yang baru'."

"Apa maksudmu?"

"Aku menelponmu hanya ingin mengatakan ini. Tolong jangan cari aku lagi."

"Apa maksudmu?"

"Ano.. sudah dulu. Kuharap ini sudah jelas. Tolong lupakan perasaanmu padaku."

"Rei-"

Panggilan terputus. Mikey membisu setelah mendengar kata-kata dari Rei. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Apa aku membuat kesalahan?" Gumam Mikey. Terlintas dipikiran Mikey untuk mencari Rei.

Dengan segera ia mengambil kunci motornya dan melajukan motornya ditengah-tengah hujan. Tidak peduli semakin deras hujan melanda, dipikirannya hanya ada Rei. Sepanjang perjalanan ia merasa tidak tenang.

Tidak sengaja Mikey melihat Rei bersama seorang laki-laki. Laki-laki itu memakai jaket berwarna hitam. Perawakannya tinggi, rambutnya berwarna silver, kulitnya eksotik. Mereka tertawa bersama sambil berteduh didepan minimarket.

Melihat pemandangan didepannya, hati Mikey terasa pedih. Tidak disangka di hari ulang tahunnya ini, bukannya mendapat hadiah spesial atau menghabiskan waktu dengan Rei yang ia anggap gadisnya, malah melihat pemandangan tidak mengenakkan seperti ini. Disaat Mikey mau menghampiri mereka, ia teringat kata Rei untuk tidak mencarinya lagi. Ia lantas menunduk dan melajukan motornya sekencang mungkin.

Mikey melajukan motornya tanpa tahu tujuan. Ia hanya berharap ia salah lihat, ia berharap ia salah mendengar, ia berharap ini adalah mimpi buruk, ia ingin segera bangun dari mimpi buruk ini. Mikey berteriak melepas rasa penat. Suaranya diredam oleh bunyi rintik hujan. Mikey memutuskan untuk berteduh di suatu taman.

Ia mendudukkan dirinya di salah satu bangku taman dan memejamkan mata, mendongakkan wajahnya sambil merasakan hujan jatuh menerpa wajahnya. Berusaha mengingat-ngingat apa dia melakukan suatu kesalahan. Mikey terus termenung sambil menangis bersamaan dengan hujan. Lama kelamaan ia mengantuk dan tertidur di bangku taman tersebut.

Hari semakin gelap. Hujan makin mereda dan sekarang beralih menjadi gerimis. Mikey terbangun dengan wajahnya yang menjadi lebih segar, tapi tidak dengan perasaannya. Ia menyadari itu bukan mimpi. Menyadari sebentar lagi akan malam, Mikey bergegas untuk pulang.

ride or die ; mikeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang