°• 14 •°

185 29 0
                                    

ANNYEONG YEOROBUN

VOTE KOMEN JUSEYO

SEMOGA SUKA

Jake tiba di Jeju dirinya langsung menaiki taxi bandara, menuju penginapan dimana Sunoo berada. Setibanya disana, dia memesan kamar sesudah memastikan kalau Sunoo memang benar sudah tidak ada di kamar taadi. "Apa aku harus menelpon ayah, menayakan Sunoo dimana? Tapi kalau aku bertanya ayah pasti akan marah tau kalau aku menyusulnya kemari. " Jake membaringkan tubuhnya yang lelah, "sudah jauh datang kesini bagaimana kalau nanti siang aku pergi ke pantai, sudah lama aku tidak melihat air laut." Sesegera mungkin dirinya terlelap sejenak.

Ya semenjak kecil Jake sudah dijauhkan dari Laut dan segala macam yang berhubungan dengan Merland. Dia di sembunyikan rapi oleh orang tuanya. Tapi untuk kali ini saja. Jake berbuat nekad.

Tepat 13.00 waktu setempat Jake terbangun dari tidurnya, mandi dan bergegas keluar penginapan menuju pantai. Dia terduduk di kursi pantai menikmati panas matahari dan juga angin pantai yang berhembus. Orang orang berlalu lalang disini. Suasana yang ramai tidak sesuai dengan apa yang dia rasakan saat ini. Dirinya jenuh dan bosan. Diapun beranjak dari tempanya duduk dan pergi menyusuri pinggiran pantai.

Di ujung pesisir pantai, terdapat karang besar disana. Jake terpana akan keindahan karang yang jauh dari kerumunan itu. Apa yang Jake duga benar, masih banyak karang yang indah. Dia sesekali melompat, dan terduduk melihat karang karang disana. Seperti anak kecil yang pertama kali menemukan harta karun tersembunyi.

"Akkkhhhhhhh...... sial, sakit..." seseorang berteriak pelan dari balik karang besar yang tak jauh dari Jake.

Jake yang baik hati itu pun mendatangi asal suara. Dan apa yang dia lihat adalah pemandangan seorang duyung Pemuda seperti dia. Yang ekornya mengelupas dan berubah perlahan.

Ekor itu meleleh seperti baja yang luluh di api pembakaran. Pemuda yang kurang lebih seumuran dirinya itu meringis sambil sesekali berteriak pelan. Jake yang sudah paham bagaimana rasanya tentu tidaklah heran. Yang dia herankan adalah paras pemuda itu, tampan pikirnya.

Jake memang tidak mau menjalin hubungan hanya saja dia belum menemukan orang yang dia suka. Makanya dia lebih memilih untuk menyendiri. Tapi pemuda yang di hadapannya kini memanglah tampan, wajahnya seperti seorang pangeran. Dari mulai hidung sampai bibirnya terpahat sempurna. 'oke Jake hentikan, tidak bisakah kamu melihat kalau dia terluka.'

Jake kemudian keluar dari persembunyiannya perlahan, dan mendekati pemuda tadi. Sebelum dia benar benar bisa berdiri, Jake memilih untuk menghampiri.

Pemuda tadi tampak biasa saja,"Hai apa kamu bisa ambilkan celana di balik karang yang disebelah sana?"

Jake menangguk

Sembari menunggu Jake , si ekor sudah terlepas sempurna dan menguap menghilang. Dan pemuda itu terbaring, dia menatap langit sejenak.

"Hi, tuan duyung. Ini celana kamu, apa ada yang bisa aku bantu?" Jake mengadahkan celana itu tepat menghalangi pemandangan sang pemuda tadi.

"Tidak ini saja sudah cukup"

"Oke baiklah, kalau kaki mu sudah kembali pulih cepatlah pulang dan menjauh dari keramaian. Tidak aman kalau kamu masih disini" Jake berjongkok mensejajarkan diri dengan pemuda yang kini hendak memakai celana dan memberikan nasihat singkat kepada pemuda tadi.

Begitu celana itu tepasang sang pemuda langsung pergi tanpa sepatah katapun.

Jake yang ditinggal sendiri pun kembali untuk pulang. Sambil terheran heran apa dia tidak takut kalau aku bilang ke orang orang.'aihhhh sudah lupakan saja Jake'

................................

Perjanjian terbentuk aliansi Hwang In yeop, Kim Mingyu dan Kim Taehyung sesuai dengan kesepatan Heeseung anak dari Tuan Hwang In Yeop akan tinggal dibawah asuhan Kim Mingyu. Sunoo dalam keadaan baik, dia bahkan tertidur lelap disana. Hwang In Yeop meminta satu lagi syarat perjanjian. Dia tak ingin anaknya sendiri di Seoul jadi dia menyuruh salah satu putra didikannya untuk menemani Heeseung."Baiklah. apa ada hal lain lagi yang kamu inginkan?" tanya Mingyu. "Itu sudah lebih dari cukup"

Keesokan harinya mereka berlima pergi ke Seoul meninggalkan Jeju. Sunoo tau apa yang terjadi sebenarnya, dirinya sudah diberi tahu oleh sang appa malam itu ketika dia terbangun di malam hari.

"Appa, apakah dia yang bernama Heeseung?" Sunoo bertanya pelan pada sang appa yang sedari tadi merangkul sang anak. "Benar dia adalah Heeseung, nak"

"Jadi dia yang menolong ku, bolehkah aku mengucapkan terima kasih kepadanya?"

"Iya tentu saja. "

Sunoo pun menghampiri sang pemilik nama Heeseung "Emmmmm... terima kasih karena telah menolongku kemarin. Kalau saja tidak ada dirimu mungkin aku sudah tidak dengan Appa ku sekarang, Heesung Ssi"

"Tentu saja aku akan menolongmu Sunoo Ssi. Maafkan aku juga karena telah lama mengintai mu dan kemarin malah menculikmu."

"Eummmmm tidak apa, justru berkat kamu aku sekarang sudah baikan. Salam kenal ya Heeseung Ssi"

"Salam kenal juga Sunoo." Sunoo pun mengakhiri percakapan singkat itu dan kembali ke samping sang Appa.

...................

Dalam penerbangannya pulang kali ini Sunoo hanya bermenung menatapi jendela pesawat. Awan putih membentang luas disana, mendadak mengingatkannya

"Appa, aku baru ingat barang barangku masih tertinggal di Penginapan" Sunoo baru ingat kalau dia belum mengemasi barangnya yang ada di penginapan. Dan juga mengingat dia tidak mengabari sang sahabat, Jungwon. Entah nanti Jungwon akan mengomelinya.

"Tenanglah kemarin Appa sudah mengabari wali kelasmu aku yakin dia akan memberitahu Jungwon. Appa juga berhutang banyak pada temanmu itu. Dia juga sukarela mau mengemasi barang barangmu nanti. Kalau Jungwon dan temanmu selesai dengan kegiatan mereka di Jeju. Ajaklah Jungwon ke rumah biar Appa dan Eomma menjamunya untuk makan malam bersama kita"

"Jungwonii..... maafkan aku karena aku terlalu sering meninggalkan dirimu sendiri, teman macam apa aku ." Sunoo mengucap lirih.

Bukankah itu benar? Memiliki Jungwon disampingnya selalu membela dan melindungi dirinya dimana pun dan kapanpun sedangkan dirinya hanya bisa merepotkan Jungwon saja. Dia meresa tidak pantas disebut sahabat ataupun teman.

Sunoo termenung 'aku tak ingin melukai perasaan Jungwon sedikitpun, tak mau menyakiti.

Tak mau merepotkan orang lain sedangkan aku hanya bisa menjadi beban bagi orang yang aku cintai

Andai saja aku bisa hilang dari dunia ini.

Mungkin mereka akan sedikit lebih tenang tanpa harus memikirkan orang yang tidak berguna seperti diriku. Maafkan aku Appa, Eomma, Jungwoni. Aku hanya bisa menjadi beban hidup kalian. Aku hanya orang yang beruntung dilahirkan.' Dirinya kembali tenggelam dalam lamunan panjang, air mata mengalir begitu saja. Sesegera itu juga dia menghapus sebelum sang Appa tau dan malah membuatnya kembali bersedih lagi.

Dua hari berlalu..

Kegiatan sekolah Sunoo juga sudah berakhir, besok mereka kembali masuk sekolah seperti biasa. Sunoo juga menghubungi Jungwon untuk mampir ke rumahnya. "Apa kamu yakin nak?" sang Appa kembali menanyakan keputusan sang anak. Sunoo meminta sang Appa untuk menghapus ingatan Jungwon, Sunghoon, Jay. " Aku sudah yakin tentang hal ini Appa"

"Baiklah besok Appa akan meminta Heeseung untuk menyiapkan semuanya. "

...................

Bersambung.......

See yaa next time ....

Dan makasih yang selama ini vote komen. Makasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini. Love you semuanya....


To Catch Up  || SUNKI || NI-KI X SUNOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang