"Siapa kau?"
"Kalau aku bisa memilih, 'bukan siapa-siapa' akan jadi jawabanku."
***
Percakapan orang dewasa di sekitarnya membuat Gojo Satoru bosan. Akan tetapi, melihat tatapan tajam yang diberikan sang Ayah, dia mau tidak mau diam dan berusaha menjaga sikap.
Mansion Keluarga Kamiya ramai malam itu. Sebuah perayaan. Pewaris mereka yang telah lama lenyap akhirnya kembali dan menduduki posisi sebagai Kepala Keluarga. Mereka semua duduk di satu ruangan besar. Orang-orang dewasa tampak saling bercengkerama. Beberapa berbisik. Tanpa mendengarpun, Gojo bisa menebak apa yang mereka bicarakan.
Tentang Kepala Keluarga Kamiya yang baru.
Yang lama menghilang. Sampai dikira mati.
Sebelum pulang ke Jepang dengan seorang cicit. Lalu kembali mengambil gelarnya.
Tentu berita itu langsung jadi pembicaraan hangat di Dunia Jujutsu. Terlebih di kalangan para Petinggi dan Keluarga Besar. Keluarga Kamiya memang bukan keluarga sembarangan. Itu sebabnya, Gojo digeret untuk mengikuti acara ini. Sang Ayah jelas ingin terlihat baik di mata seorang Kamiya.
Jujur, Gojo tidak terlalu peduli. Prioritasnya sekarang adalah tidak mati karena bosan.
Jadi, pada kesempatan pertama yang dia dapat, Gojo menyusup keluar. Dia hampir tertangkap oleh sang Ayah jika saja Kamiya Isao—Ismawan?—tidak mengalihkan perhatian pria itu.
Gojo mungkin berhalusinasi, tetapi dia melihat Kepala Keluarga Kamiya yang baru mengedipkan satu mata kepadanya. Tersenyum geli.
Mungkin Kakek tua yang satu ini tidak buruk-buruk amat.
Udara di luar ruangan dingin. Menusuk tulangnya. Namun jauh lebih baik daripada suasana di dalam yang berat dan intens. Mencekik. Dengan orang-orang yang saling lirik. Memulas senyum palsu di atas topeng-topeng wajah yang terlalu manis.
Gojo menarik napas lega. Merasa bebas walaupun udara malam mengukungnya. Dia langsung mengambil langkah tanpa arah. Meregangkan kaki yang terlalu lama bersimpuh.
Tidak lama, anak berambut putih itu sampai pada sebuah taman. Cahaya bulan memantul di air kolam yang ada di tengah. Beriak perak seperti kalung yang dikenakan tamu-tamu malam ini.
Di dalam kegelapan, mata Gojo menyipit.
Ada seseorang berjongkok di dekat kolam itu. Tepat disamping rumpun semak berbunga kecil yang lebat. Tangan menelusur dedaunan dengan hati-hati. Dari kejauhan, bayangannya seperti tikus yang menggali celah untuk mencari makanan.
Bukankah ini terlalu malam untuk berkebun?
Karena penasaran, anak itu mendekat. Kayu kering mengerkah ketika Gojo melangkah di atasnya. Alhasil, sang sosok menoleh.
Sinar bulan menyiram wajah seorang anak perempuan.
Rambutnya hitam sebahu. Dengan mata gelap seperti langit malam. Pipi tercoreng tanah. Dia tampak terkejut. Tangan berhenti memetik daun-daun layu di semak bunga itu.
"Siapa kau?" tanya Gojo.
Gadis itu mendesah. Mengalihkan pandangan. Jari-jari lentik kembali memungkas lembar daun yang menguning dan berlubang.
"Kalau boleh memilih, 'bukan siapa-siapa' akan jadi jawabanku."
Hening.
Diam menyelimuti mereka bagai selimut kasar. Canggung. Gojo masih berdiri. Mengamati dengan seksama. Sementara, anak perempuan itu tampak lebih tertarik pada tugas di tangan.
YOU ARE READING
Myosotis (A JJK Fanfiction)
Fiksi PenggemarGojo Satoru bertemu dengan seorang gadis di acara yang diadakan oleh Keluarga Kamiya. Dia tidak pernah menyangka bahwa itu hanya awal dari pertemuan-pertemuan berikutnya. *** Gojo Satoru dan Reina. Dari masa ke masa. Bersama dengan bunga biru yang t...