3. Double surprise?

159 31 3
                                    

Terhitung sudah lima hari Kyungsoo berada di rumah sendirian tanpa mas Jongin. Ya, suaminya itu sedang melakukan perjalanan dinas ke Surabaya selama satu minggu. Bosan. Kesepian. Sudah pasti dirasakan Kyungsoo.

Segala pekerjaan rumah sudah dikerjakannya dan dirinya bingung harus melakukan apa. Menelpon mertuanya? Sudah. Bersosialisasi dengan tetangga? Itu pun sudah. Jadi, apa lagi yang harus ia lakukan untuk mengatasi kebosanannya?

Sebenarnya Kyungsoo sangat ingin pergi berkunjung ke rumah orang tuanya, namun niat itu diurungkannya karena Jongin masih belum bisa dihubungi sampai saat ini. Terakhir kali Kyungsoo dikabari oleh Jongin yaitu saat suaminya baru landing di Bandara Internasional Juanda.

Kyungsoo akan selalu meminta izin kepada suaminya jika ia hendak pergi keluar. Kalau suaminya itu tidak bisa dihubungi, bagaimana bisa Kyungsoo meninggalkan rumah meski untuk berkunjung ke rumah orang tuanya?

Andaikan saja Kyungsoo sudah memiliki anak, ia pasti tidak akan mati kebosanan seperti saat ini. Ah, lagi-lagi soal anak. Memikirkannya saja seketika membuatnya sendu. "Aku ingin cepat hamil ya Tuhan...." pintanya dalam hati.

Uueeekkk

Kyungsoo langsung menutup mulutnya dan bergegas menuju wastafel. Kenapa ia tiba-tiba jadi mual? Apa penyakit maag-nya kembali kambuh?

Dirinya terus menerus merasakan mual yang amat hebat. Namun tidak ada sesuatu yang dimuntahkan olehnya dan itu membuatnya sangat lelah.

Segera ia mencuci mulutnya dan kembali ke kamarnya untuk mengistirahatkan diri dengan berbaring di ranjang. Tidak biasanya ia seperti ini. Kyungsoo pun mengambil ponselnya dan menelpon ibunya.

"Halo, Ibu...."

"Halo sayang, ada apa menelpon? Kau oke?" Tanya Ibu Kyungsoo dengan nada cemas.

"Sepertinya maag-ku kambuh lagi, bu. Waktu itu obat maag-ku apa ya, bu? Mau beli tapi lupa namanya hehe.

"Sudah berapa kali kau muntah, sayang? Kau sebelumnya makan apa?"

"10 kali mungkin? Tapi Kyungsoo tidak muntah apa-apa, bu. Aneh sekali kan?"

Ibu Kyungsoo mulai curiga. "Apa jangan-jangan anakku sedang mengandung?" Gumamnya dalam hati.

"Kapan kau terakhir datang bulan, sayang?" Lanjut Ibu Kyungsoo.

Kyungsoo yang kebingungan pun balik bertanya, "apa hubungannya datang bulanku sama penyakit maag, bu?"

"Cepat jawab saja!"

"I-iya ibu. Kalau tidak salah... eh bulan kemarin aku tidak dapat bulananku bu. Waduh, aku sakit apa ini bu? Huhuhu" jawabnya mulai terisak.

Ibu Kyungsoo menepuk jidatnya dari seberang telepon, "tidak, sayang. Jangan panik dulu! Dengarkan ibu baik-baik, sekarang kamu pergi ke apotek dan beli testpack dengan 2-3 merek berbeda. Ini baru dugaan ibu saja kalau kamu hamil. Oke, sayang?"

Kyungsoo terkejut dengan ucapan ibunya, bagaimana bisa dirinya tidak menyadari bahwa ia sudah telat menstruasi selama dua bulan? Kenapa ia bisa lupa dengan jadwal menstruasinya sendiri?

"Kyungsoo, kau masih disana?" Tanya Ibu Kyungsoo memastikan.

"I-ibu serius kalau aku sedang hamil??"

"Ya belum tahu, makanya ibu suruh kamu untuk beli testpack. Agar lebih meyakinkan."

"Baiklah bu, Kyungsoo tutup dulu ya teleponnya?

"Jangan lupa kabari ibu lagi ya setelah keluar hasilnya!"

"Iya ibu~" tutup Kyungsoo dan kemudian ia bergegas ke apotek di depan kompleks untuk membeli tiga macam testpack.

After Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang