I'm Sorry, Thank You

617 60 12
                                    

Krist Perawat, pemuda berparas manis itu berjalan dengan semangat di sepanjang koridor kampusnya dengan senyuman yang selalu merekah diwajahnya. Ia terlihat sangat bahagia hari ini, tentu saja ini adalah hari pertama kelas sharing dimulai dan Krist menjadi salah satu tutornya.

Bukan hanya itu alasan yang membuat Krist terlihat bersemangat hari ini. Alasan lainnya adalah Singto Prachaya, salah satu juniornya dan muridnya nanti di kelas sharing. Ya, Krist memang sudah jatuh hati dengan Singto sejak pertama kali melihatnya di kegiatan ospek.

Hanya dengan melihat senyuman seorang Singto Prachaya mampu membuat hatinya menghangat dan merasakan harinya semakin bersemangat.

Untuk pertemuan pertama ini, Krist memilih mengisi sesi perkenalan dengan para juniornya, ia rasa itu perlu dilakukan agar kegiatan pembelajaran selanjutnya akan terasa lebih nyaman dan leluasa. Ia rasa semuanya memiliki keunikan tersendiri, ia tidak sabar untuk melihat bagaimana cara mereka saat belajar. Krist memandangi Juniornya satu persatu tak terkecuali Singto, pemuda yang sudah mencuri hatinya

Gazebo belakang kampusnya memang tempat yang cocok untuk memulai tutornya karena tidak hanya view nya yang bagus menghadap sebuah danau, tetapi juga semilir angin yang menemani mereka yang membuat suasana tidak begitu tegang.

Hati Krist berdebar-debar semenjak melihat pemuda berkulit tan itu, ia bingung bagaimana untuk dekat dengannya, sesekali ia memperhatikan wajah Singto yang dapat dikatakan sempurna membuat Krist tersenyum kecil.

'Semakin hari aku melihatnya, hatiku semakin berdebar memikirkannya.' Batin Krist.

"Halo semuanya, terima kasih sudah datang kemari." Ucap Krist berjalan mengambil tempat diantara para juniornya tersebut sambil tersenyum ramah.

Krist yang awalnya terus menatap kearah pemuda berkulit tan itu langsung tersadar dari lamunannya. Ia harus profesional kali ini agar juniornya tidak merasa tegang. Mereka yang ada disana awalnya bergidik ngeri melihat Krist karena mereka juga sedikit sungkan dengan seniornya itu. Namun, saat melihat senyuman di wajah senior itu membuat Em dan juga Oak langsung mengelus dadanya. Pikirannya tentang Krist yang galak ditampik oleh mereka.

Tidak bisa di pungkiri bahwa jantung Krist berpacu lebih cepat saat matanya secara sengaja menatap kearah Singto, terpesona pada wajah tampan juniornya itu yang membuatnya sering mencuri pandang. Sebisa mungkin Krist bersikap layaknya tutor, ramah sekaligus meminta para juniornya memperkenalkan diri agar lebih akrab.

"Kalian bisa memulainya dengan perkenalan dahulu." Tambahnya pada juniornya.

Para junior pun mulai memperkenalkan diri mereka masing-masing tak terkecuali Singto.

"Perkenalkan saya Singto." Perkenalan sangat singkat yang sukses membuat Krist tersenyum kecil, ada kebahagiaan di sana.

'Anak yang menarik.' Pikir Krist.

Perkenalan yang terkesan singkat itu mampu membawa rasa tersendiri dihati Krist.

"Hei Sing, Phi Krist sangat tampan ya," bisik Namtarn setelah ia memperkenalkan diri.

"Hmm." Jawab Singto acuh.

"Ish kau ini, aku kan sedang berbicara berilah sedikit pendapat."

"Kau berisik Namtarn."

Namtarn hanya melirik sinis pada sahabat yang sudah menemaninya dari masa SHS dulu, ia sudah tahu jika pemuda yang satu ini memiliki sifat yang introvert.

Setelah semua selesai memperkenalkan diri, barulah ia memulai perkerjaannya yaitu memberikan pemahaman kepada juniornya mengenai perkuliahan. Dan utamanya ia tentu ingin menjadi lebih dekat dengan Singto, junior yang membuatnya jatuh hati.

I'm Sorry, Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang