"Sayang, udah ga ada yang ketinggalan kan?"
"Ne eomma"
"Jaga diri di sana ya sayang. Nanti Mark bakal jemput kamu di bandara Incheon"
"Ne.. Aku berangkat ya eomma"
"Iya sayang" ucap ibumu lalu mengecup keningmu. "Kalau sudah sampai, hubungin eomma ya"
"Bye eomma" ucapmu sambil melambaikan tangan ke ibumu.
Dia tersenyum kepadamu sambil melambaikan tangannya juga.
Kamu sebenarnya ingin menangis karena pertama kali harus berpisah dengan keluargamu. Namun, kamu menahannya karena tidak ingin ibumu khawatir. Lagipula ini adalah pilihanmu untuk berkuliah di Korea bukan?
Saat sudah di dalam pesawat, kamu lebih banyak tidur untuk menghabiskan waktu sebab perjalanan dari Kanada ke Korea Selatan yang membutuhkan waktu kurang lebih 15 jam. Tak terasa, pesawat yang kamu tumpangi sudah mulai mendarat di landasan bandara Incheon. Kamu pun keluar dan menunggu kopermu.
Tiba-tiba kamu mendapat satu pesan masuk.
+82xxxxxxxxx
Ini aku Mark. Aku tunggu di pintu keluar.Setelah mendapatkan kopermu, kamu segera menuju pintu keluar berharap Mark tidak menunggu terlalu lama. Kamu melihat seorang pria berdiri tak jauh dari pintu keluar.
"Mark?"
"Oh, hey!"
Tatapan kalian bertemu selama beberapa detik. Namun, kamu buru-buru mengalihkan pandanganmu.
Dia tidak banyak berubah dari Mark yang terakhir ku temui tiga tahun yang lalu. Batinmu
"Aku rasa kamu hanya tumbuh tinggi dua sentimenter" ucap Mark secara tiba-tiba
"Yaa!"
Dan dia tetaplah Mark yang menjengkelkan.
"Kamu mau langsung ke apartemenmu?"
"Ne.. aku mau ke apartemenku dulu untuk merapikan barangku"
"Ah, baiklah. Ayok."
Saat di perjalanan, kamu hanya menatap keluar jendela mobil karena rasa canggung yang ada.
"Mark-ssi?"
Mark tertawa ketika kamu memanggilnya.
"Yaa, kenapa kamu memanggilku seperti itu?"
Ah. Kamu langsung paham maksud perkataan Mark.
"Ku rasa bakal aneh kalau aku memanggilmu oppa"
"Wae?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece
FanfictionSetelah kehilangan sosok ayah di hidupnya, Mark berjanji akan menjadi sosok lelaki yang akan selalu menjaga Cho Ara. Namun, Mark tiba-tiba pergi meninggalkan Cho Ara tanpa sepatah katapun. Apa mungkin janji itu tetap ada jika Ara tiba-tiba kembali k...