("Teduh yang menyentuh..")
****
Hari ini tepat satu setengah tahun kepergian Rania.. yahh sudah satu setengah tahun berlalu itu artinya selama itu juga afgan menutup dirii.. menjadi sosok sedingin batu es yang membekukan..
Siang ini matahari tidak terlalu terik.. sabtu yang bersahabat.. cuaca sedikit mendung tapi tidak gelap benar..
Pukul dua siang Afgan bersama Dheri dan Alesya serta kedua ponakanya mengunjungi makam rania..
Sudah jadi kebiasaan setiap bulan di tanggal kepergian Rania. Mereka akan mengunjungi makam bersama-sama..
Afgan yang lima bulan belakangan ini sudah jarang mendatangi makam rania setiap pagi.. kadang sebulan sekali seperti rutinitas saat ini atau dua minggu saat rindunya memuncak..
Itu adalah salah satu caranya untuk perlahan melepasksn dan ikhlas
Mereka tiba di pemakaman,, ada kesedihan yang kembali menggantung dimata dibalik bingkai itu..
wajah muramnya terlihat jelas.. benar-benar tidak terasa, satu tahun lebih enam bulan sudah wanita itu meninggalkanya bersama seluruh kenangan yang hingga kini masih sering menghantui mimpi-mimpinya..
Afgan menghela nafs panjangg menyentuh nisan Rania.. tidakk ia sudah bertekad untuk tidak akan berlarut-larut lagi.. untuk tidak mengingat semuanya lagi..
"Udah satu tahun lebih enam bulan kamu pergi ra.." gumamnya lirih..
Dheri mengusap punggung Afgan menguatkan.. sementara ketiga gadis kecil itu hanya diam masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi..
"Akuu kangenn raa jujurr..." Nafas Afgan tersenggal sesak.. jangann nangis lagi afgann.. ia membatin..
"Terimakasih raa.. karena pernah menjadi bagian terbaik di hidup aku.. maafin aku karena aku gk bisa jadi suami yang baik buat kamu..." afgan menunduk dalam-dalam
"Tpi raa seperti yang kamu pernah bilang di mimpi.. aku harus nglepasin kamuu.. kamu pastii udah bahagiaa disana..." Afgan tersenyum tipis..
"Aku ikhlasin kamu ra.. aku akan ngelanjutjn hidup aku bersama Alesya.. kamu gk perlu khawatirr sayang,, aku janji akan selalu jagain Alesya..." Afgan mengusap rambut putrinya yang ada disampingnya
Dheri mendekap pundak Afgan.. lelaki ituu diamm lama..
"Bundaa.. Alesya kangenn bundaa.." celetukan Alesya membuat Dheri tak kuasa menahan denting air matanya.. afgan berkaca-kaca
"Kata mama deii dan papa. bunda udah bahagiaa yaa di syurga.. Alesya janji gk akan nakall.. alesya bakal nurut sama papa sama mama dei.. supaya papa gk sedihh teruss.. i love you bunda.." dan kalimat polos gadis kecil itu meruntuhkan pertahanan Afgan. Dadanya sesakk sekali
Ia melepas kacamatanya membuat bulir bening yang sejak tadi ia tahan tumpah juga.. ia mendekap putrinya erat-erat mengecup puncak kepala Alesya berkali-kali..
"Maafinn papa sayangg.. maafin papa.." gumamnya....
Suasana pemakan jadi sendu olehh isak.. mengalahkan mendung yang menggantung..
Setelahnya mereka menunduk berdoa bersama-sama.. Dheri menaburkan kelopak mawar merahh.. Afgan meletakan sebuket bunga besar.. menghela nafass panjang berkali-kali sebelum bangkit lalu tersenyum.. senyum legaa... karena entah kenapa ia merasa seluruh beban dihatinya terangkat.. ia memejamkan mataa yahh semuaanya memang tak mudahh tapi Afgan bisaa..
Dheri menatap adiknya ikut tersenyum.. lalu mendekap tubuh Afgan..
"Kita pulang gann.."ucap Dheri
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
Rastgeletentang Rossa yang harus berusaha menbus janjinya pada seseorangg.. seseorang yang begitu berjasa menyelamatkan nyawanya... tentang Afgan yang terpenjara rasa bersalahh yang membuatnya menghukum diri sendiri dan menyakiti diri sendiri.. lalu saat ke...