sunya

30 2 0
                                    

"woi liatin apaan lo" teriak jendra pasalnya dia melihat temannya berkumpul di depan pintu kelas dengan mata yang berbinar binar

"masyaallah si karin makin bahenol aja" balas alaska tak mengindahkan pertanyaan jendra, matanya masih sibuk memandangi gadis yang faktanya memang cantik dan bahenol tak lain dan tak bukan itu karin kelas sebelah ipa dua cukup populer di kalangan anak SMA dua tiga ini

sudah menjadi pemandangan biasa jika karin and the gank lewat akan terjadi seperti red carpet dadakan yang tentunya karin and the gank artisnya dan siswa lain hanya menonton penuh kagum kekayaan kecantikan dan kebahenolannya

"tobat lu udah ayo masuk butuh contekan pr ni gua" sambil menarik tangan alaska dan membawanya kembali ke tempat duduknya semula

"heran gua kenapa tu cewe makin hari makin cakep si gua kan jadi sadar diri untuk memilikinya" ucap alaska dengan wajah sedih yang di buat-buat membuat jendra ingin muntah melihatnya

"udahlah njing ini gua nyontek siapa ni mau jam masuk bu rene ni takut di jewer gua" balas jendra pasalnya jeweran bu rene memang sakit sekali bisa sampai merah tiga bulan tidak hilang ngga lah bercanda

"WOI SIAPA YANG DAH KELAR KERJAIN PR" teriak alaska dengan kepala yang menoleh kanan kiri menelusuri satu persatu teman kelasnya yang menjawab gua udah namun nihil tak ada yang menggubrisnya

tak perlu pikir panjang lagi pikir alaska setelah melihat lelaki yang duduk di pojokan kelas dengan kepala tertunduk itu pasti sudah mengerjakan pikirnya

"na lo pasti udah ngerjain pr kan gua boleh liat ngga" tanya alaska dengan pelan pasalnya dia cukup canggung dengan lelaki di depannya itu

tanpa berbicara sepatah katapun lelaki yang di sebut na tersebut meletakkan buku pr-nya di atas meja, melihat itu alaska langsung mengambil bukunya dan kembali ke mejanya sendiri
"na gua pinjem dulu ya" ucap alaska sambil meninggalkan meja dan sama seperti tadi tak ada jawaban sama sekali dari sang pemilik buku itu

"nih contoh dan tu cepet-cepet" ucap alaska sambil meletakkan buku pinjaman tadi di atas meja jendra

"makasi ayang" jawab jendra geli tapi dia tak peduli yang dia lakukan sekarang hanya buru-buru menyalin apa yang ada di atas buku itu salah atau benar itu usrusan belakang yang penting buku ada tulisannya itu prinsipnya

jendra memperhatikan buku catatan itu tulisan tangan ini terlalu rapi jika laki-laki yang menulisnya tak ada huruf yang salah tak ada tinta pulpen yang sedikit terserempet kondisi bukunya sangat baik tak ada lekukan sedikit pun jendra heran siapa pemiliknya serapi apa dia

"alhamdulillah kelar juga, ska ini buku punya siapa lo pinjem tadi" tanya jendra dengan menoleh kebelakang sambil melihat alaska

"tu di nata" jawabnya malas sambil menunjuk sudut kelas itu

jendra pikir yang di pinjam tadi buku wanita pasalnya bukunya sangat rapi ternyata salah

"na ini bukunya makasi ya" ucap jendra seraya menyerahkan buku di tangannya ke arah nata

tak ada balasan sedikitpun dari nata yang ada hanya anggukan kecil dan tangan yang terulur mengambil bukunya
jendra sedikit heran dengan kelakuannya ya menang dia tau nata memang anak yang pendiam tapi tak pernah dia sangka nata se pendiam itu

bel pulang mulai terdengar menggema di setiap lorong-lorong kelas itu tanda semua siswa untuk pulang tapi tanpa bel itu pun beberapa siswanya sudah meninggalkan sekolah

padahal SMA dua tiga ini terkenal sekolah yang disiplin dan elite hanya anak kalangan atas yang dapat masuk ke SMA itu jika tidak kalangan atas mungkin dia terlalu pandai hingga mampu mencapai nilai tambahan rata-rata, tapi 90% persen siswanya masuk karena jabatan orangtuanya ya karena orang tuanya pejabat ataupun crazy rich

tapi jangan dikira isinya juga sekumpulan siswa pandai gampang di atur seperti kriteria siswa idaman guru lah tapi semua itu terbalik seratus delapan puluh derajat karena hampir setengah siswanya bukan hampir setengah namun hampir setengah tapi tidak semua juga isinya murid nakal berandalan tak tau aturan saling mempamerkan mobil mewah barang branded yang lain dan tak bukan harta orang tua

tapi sepertinya tidak dengan lelaki manis yang sedang berjalan kaki untuk pulang ini dia tampak biasa saja dengan seragam sekolahnya masih rapi hingga pulang sekolah dan sepatu converse warna putih yang cocok dengannya.

tapi sepertinya tidak dengan lelaki manis yang sedang berjalan kaki untuk pulang ini dia tampak biasa saja dengan seragam sekolahnya masih rapi hingga pulang sekolah dan sepatu converse warna putih yang cocok dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aksara adinata


rajendra hatarajasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

rajendra hatarajasa


alaska praditama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

alaska praditama


karin and the gank

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

karin and the gank









! cast lain menyusul !
maaf bila ada salah pengetikan aku first ngetik cerita bl lokal ><
mohon dukungannya!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

duka . nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang