Kejadian kemarin nggak boleh terjadi lagi. Kali ini Faya memastikan si Igu nggak lepas lagi dari kandangnya. Selesai memberikan makan, Faya berleha-leha di gazebo belakang rumahnya. Beruntung dia hari ini nggak ada jadwal kuliah pagi.
Dengan ditemani semangkok bubur ayam dan segelas air putih, Faya menikmati waktu santainya.
"Dasar anak gadis jorok banget!" suara aneh itu membuat Faya tersedak. Dilihatnya sang tetangga rese berdiri sambil bersandar di pintu yang menghubungkan ruang tengah dengan halaman belakang.
"Nggak ada kerjaan ya pagi-pagi udah bertamu. Mau ngapain?" tanya Faya sewot.
"Gue emang nggak ada kerjaan makanya iseng kemari." jawab Eza santai. Eza berjalan mendekat ke arah Faya dan duduk di sebelahnya. Wangi parfum mahal mampir di indera penciuman Faya.
"Buset wangi banget kayak kuburan baru." ledek Faya.
"Daripada lo bau belum mandi, belum sikat gigi udah sarapan." Benar-benar mereka kudu dimandiin air laut biar nggak berisik. Loh apa hubungannya?
"Lo nggak anter Iqbal?" tanya Faya dengan mulutnya yang penuh.
"Udah gede dia jadinya bisa berangkat sendiri. Gue boleh nanya nggak?" Faya mengangguk tanpa melepaskan pandangannya dari mangkok bubur.
"Kira-kira kado yang bagus apa ya buat cewek gue?"
Pruuttt..Faya menyemburkan sisa bubur yang ada di dalam mulut Faya.
"Fayaaaa jorok banget sih looo!!"Dengan cepat Faya membersihkan mulut dengan ujung bajunya. "Sorry..sorry..nggak sengaja bro. Lagian nggak kena kan. Lebay deh."
"Tetep aja jorok!"
"Yaudah maaf. Terus lo sekarang mau nyari kado kemana?" tanya Faya dan kali ini mulai fokus.
"Mungkin mall."
"Helloooo..jam tujuh belum ada yang buka keles. Lagian lo pagi-pagi ke mall mau bantuin cleaning servis bersih-bersih?"
Jadilah pagi ini pagi yang membosankan bagi Faya. Masih pagi sudah pada tarik urat semua.
"Terus mau nyari kemana?" Eza memasang wajah bloonnya.
"Nanti gue kasih tau. Lo tunggu disini selagi gue mandi."
"Jangan lama-lama lo mandinya!"
"Paling setengah jam doang."
"Sialan!"
Mobil keren Eza memasuki parkiran toko kado yang berada di sekitar kampus Faya. Yap, akhirnya Faya mau juga menemani Eza mencarikan kado buat sang pacar sekaligus dia bisa nebeng ke kampus bareng Eza. Boro-boro tau kado apa yang disukain cewek-meskipun dia juga cewek-karena Faya nggak pernah dapet itu dari...mantannya!
"Pagi kakak. Silakan masuk. Kakak mau cari apa?" seorang pramuniaga yang memakai baju khas ala-ala toko ini menyapa Faya dan Eza-terutama Eza-dengan genit.
"Mau cari kado. Bagusnya apa ya?" tanya Eza sambil melihat-lihat isi toko.
"Cari kado kok bareng pacarnya?" goda si cewek itu.
What? Faya dibilang pacarnya Eza. He to the Loo HELOOOO..tuh gara gara dibilang pacarnya Eza wajah Faya mendadak blushing.
"Lah si mba bisa aja. Ini bukan pacar saya dia cuma yang nganterin saya doang." kata Eza santai. Sepertinya mba-mba itu senang sampai menghembuskan nafasnya lega. Beda dengan Faya, dia justru mengerucutkan bibirnya. Satu jam lagi Faya ada kelas dan dia masih setia nemenin Eza belanja.
"Buat apa gue diajak kalo dianya malah nanya-nanya mulu ke si mba itu." batin Faya kesal. Serasa sapi ompong Faya terus terusan disini.
"Za gue ke kampus duluan. Bye!" teriak Faya hampir semua pengunjung menengok ke arah Faya.
Bodo amat yang penting Faya bisa terlepas dari adegan sok drama itu.**
"Fay, lo dengerin gue nggak sih dari tadi?" rengek Avri. Cewek itu bercerita panjang lebar dan nggak sama sekali ditanggapi Faya.
Pikirannya hilang dan entah nyangkut dimana. Dia masih memikirkan Eza.
"Fayaaaaa" kali ini Avri teriak tepat di telinga kanan Faya dan membuat Faya terjengkang.
"Apaan sih Vri. Emangnya gue budek?" gerutu Faya sambil mengusap-usap telinganya.
"Abisnya lo sih nggak dengerin gue." Avri mengacak-acak rambut Faya. Cewek itu hanya diam saja.
"Vri..itu-" tunjuk Faya ke arah lapangan futsal. Mata Avri membelalak kaget.
"Kok ada dia?"
**
Vomment Please...
__Paprika Merah__
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbour is Love
Fiksi RemajaSial, kalau saja gue nggak pindah rumah,gue nggak bakalan kena jebakan cewek itu sampai bikin gue nyasar ke Bogor.Awas saja kalau ketemu nggak akan gue lepasin. --Eza Magali Dewandaru-- Denger denger tetangga yang pengen nempatin rumah depan itu ada...