YOUR HEARTBEAT : BAB 33

1.7K 200 9
                                    

"Baby aku ngantuk" teriaknya ketika aku di dapur. "Tiduuurr.." jawabku sambil mendekat ke arahnya. Aku menyelimuti tubuh bagian bawahnya dan dia langsung memejamkan matanya.

Kenapa dia selalu mengantuk setelah melakukan aktifitas seperti ini ?
Apa memang semua laki-laki seperti itu ?
Aku mendengus sebal dan berlalu pergi. Ku raih koper di sebelah lemariku. Kubuka dan kutata rapi baju Arya dan bajuku dilemariku. Tak butuh waktu lama semua pakaian kami sudah tersusun rapi disana.

Aku mengingat tak ada bahan makanan di kulkas untuk makan malam nanti. Kulihat Arya sedang tertidur pulas dan aku berangkat ke warung untuk berbelanja.

Aku melangkahkan kakiku lebar-lebar agar cepat sampai dan berpikir menu apa yang akan aku masak untuk makan malam. Aku mengelus perutku yang sedikit membuncit itu. Anak mama mau makan apa ya. Hmm tak ada satupun yang terlintas dipikiranku. Aah bikin frustasi saja. Susahnya berpikir mau masak apa lebih susah dari mengerjakan soal ujian. Nantilah kalo udah sampai di warung aku akan berpikir lagi.

Fiuuuhh akhirnya sampai juga di warung mbak pipit. Warung yang berjualan segala macam bahan makanan yang paling komplit di desa nenekku ini. Aku melihat-lihat sayur dan lauk yang ada.

"Kemana aja selama ini baru kelihatan ? Gitu dong pulang. Udah kayak TKW aja gak pernah pulang" Entah itu meledek atau gurauan biasa tapi aku sedikit tersinggung mendengar salah satu warga yang berbelanja bersamaku disitu.

"Eeh Amanda...gimana kabar kamu Manda ?" Tanya mbak pipit pemilik warung. "Alhamdulillah baik mbak."

"Loh kamu hamil Man , berapa bulan ? Waah selamat yaa Manda.. semoga kamu dan calon anakmu sehat yaa" katanya lagi. "Udah dua bulan lebih mbak kalo gak salah hitung ya. Hahaha.. aamiin makasih mbak" jawabku.

"Gak pernah pulang eh pulang-pulang udah nikah dan hamil pula. Anak jaman sekarang suka gitu ya" ini adalah hal yang menyebalkan saat bertemu dengan warga. Sebenarnya aku sangat malas berbelanja disini karna hal seperti ini pasti akan terjadi.

Aku mengambil sayur kangkung , bumbu dapur dan telur lalu segera membayar semuanya.
"Loh Manda cuma mau masak kangkung sama telur aja ?" Tanya mbak pipit. Aku mengangguk pelan.

"Gak cocok sama gaya nya. Datang pakai mobil mewah cuman masak kangkung sama telur" celetuknya lagi. Benar-benar membuatku kesal.

"Ini mbak" kataku sambil memberikan uang pecahan lima puluh ribuan. Aku memberikan senyum sinis pada mereka dan aku pergi begitu saja. "Mandaa..mandaa kembaliannya.."

"Nggak usah mbak" teriakku.

Aku berjalan cepat meninggalkan warung. Biarlah Arya aku masakin tumis kangkung sama telur dadar aja nanti. Semoga dia mau dan gak marah aku hanya memasak itu.

Aku membuka pintu rumah dengan perasaan kesalku. "Baby..kamu darimana ?" Aku terkejut melihat Arya sudah bangun dan berdiri di depan pintu sambil memegangi punggungnya. Dia memperhatikanku. "Kamu kenapa baby ?" Tanyanya.

"Nggak apa-apa mas"

Arya mengikuti dibelakangku. Aku menaruh belanjaan di atas meja dapur. Mengeluarkan isinya dan mulai memasak. "Mas , aku cuman belanja ini. Nggak apa-apa ya ?" Tanyaku.

"Ini sayur apa ?" Tanyanya.

"Kangkung. Enak ini"

"Masak ? Kamu mau ngasih anak kita makan beginian baby ?"

"Udah deh mas enak kok ini. Ntar kalo kamu udah tau rasanya juga nagiiihh.." jawabku kesal. Belum hilang dongkolku karena kejadian di warung mbak pipit sekarang dia memantik emosiku juga.

"Iyaa baby. Kamu kenapasih marah-marah terus ? Ada apa ?"

"Iyaa itu tadi aku belanja ketemu tetangga yang mulutnya minta digiles. Ikut campur aja urusan orang" gerutuku

Your Heartbeat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang