1. Taruhan

1.1K 110 23
                                    

"Ingatlah perempuan itu bukan lemah bukan pengecut hanya mereka tak ingin membuat masalah maka dari itu mereka lebih baik milih mundur. Akan tetapi kalau hati perempuan sudah tak trima dengan ucapan lelaki perempuan bisa berubah menjadi singa yang marah.

                     -Agaraya-
"Heii!! Yang namanya Hiraya Armana kelas 10 IPA 2 cepet kesini sekarang." Teriak seorang laki-laki remaja memanggil gadis  dari luar kelas.

"Ray, itu ada yang panggil Lo tuh cepet samperin." Rain menyenggol bahunya pada Raya.

"Iya-iya, pasti itu Bintang yang teriak-teriak kaya toak masjid aja," kata Raya.

"Iya Ray, mending Lo samperin aja selesain yang di mau Bintang oke?" Rain menatap Raya dengan  mata manisnya.

"Pastilah, Lo mau ikut ga? Kali aja mau liat gue sama dia berantem," ajak Raya.

"Mau lah itung-itung dapet nonton orang berantem gratis." Rain tersenyum tipis.

Rain dan Raya berjalan beriringan menemui Bintang.

"Heii Tang ada apa Lo nyari-nyari gue?" tanya Raya dengan muka ketus.

"Lo ganti baju olahraga habis itu ikut gue ke lapangan buat taruhan basket. Ntar kalau gue kalah Lo boleh minta apapun dari gue begitupun sebaliknya." Bintang menyunggingkan senyumannya.

"Oke, gue ga takut udah beberapa kali gue yang menang pasti ntar juga gue menang. Liat aja nanti," kata Raya dengan sinisnya.

"Iya Raya mah pasti menang dia kan ketua basket," tutur Rain.

"Kita liat aja nanti dilapangan." Bintang langsung meninggalkan mereka berdua.

"Untung aja gue slalu bawa pakaian olahraga," kata Raya.

"Iya Ray, semangat Lo pasti menang." Rain langsung merangkul salah tangannya ke pundak Raya.

Raya dan Rain langsung bergegas ke kamar mandi untuk mengantar Raya mengganti pakaiannya karena ga mungkin kalau Raya harus tanding basket pake rok bisa-bisa roknya sobek dan pastinya malu-maluin diri sendiri aja.

"Ray gue heran sama Lo kenapa tiap hari ketemu sama Bintang kok berantem terus? kaya top and jerry  aja. Ada apa sih sampe Bintang segitunya sama Lo kaya ga ada cewe yang di gangguin selain Lo."

Rain terheran-heran semenjak mengenal Raya pasti dia liat Raya berantem sama Bintang bukan sekedar taruhan tapi adu mulut juga. Sampai Kepala Sekolah dikasih peringatan buat ga berantem tetep aja mereka berantem. Berasa hidup tak akan tenang tanpa adanya pertengkaran.

"Lo mau tahu kenapa Bintang gitu sama gue?  Gue pun tak tahu tapi seingat gue itu berawal pas waktu SMP kelas 8, gue kan menang lomba sama Bintang itu lombanya pas perwakilan kelas. Nah sejak itu Bintang kaya ga trima kalah sama gue dan ada dendam sama gue sampai sekarang. Dulu pas kelas 9 gue udah coba ngalah bicarain baik-baik buat selesain semuanya tapi Bintang bukannya menerima malahan merasa kaya semakin dijatuhin." Raya menceritakan semuanya.

"Semenjak itu juga gue berubah menjadi bad girls, suka bolos, dan jarang belajar meskipun gue sebenernya udah keturunan pinter sih jadi ga belajar pun masih dapet peringkat satu." Raya menyunggingkan senyumannya.

"Etdah Lo malah muji diri sendiri Ray, tapi kenapa ga pas awal dia ngajak berantem Lo ga nolak aja? Kan kalau dulu Lo ga mau pastikan masalahnya ga sampai kaya sekarang," kata Rain.

Agaraya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang