Part 20

1.8K 225 22
                                    

sesuai janji, target vote udah oke aku update. Selamat kamis malam sama Jimin Alisa :-*:-*

🔥Jangan lupa vote!🔥















Hari ini sudah masuk hari ke empat lama nya Alisa dan Jimin saling diam.

Alisa masih sakit hati karna Jimin bisa berbuat demikian, sedangkan Jimin tidak percaya kalau Alisa bisa mengeluarkan kalimat yang menyakitkan. Jimin masih menahan-nahan diri agar bibirnya tidak kelepasan. Semua akan semakin rumit jika Alisa tidak bisa ia kendalikan. Di luar sana, entah siapa yang tau apa yang sedang Jackson rencanakan.

Di pagi hari, kedua nya akan sarapan bersama. Berangkat terpisah, dan pulang pun tidak ada yang bersamaan. Sudah empat hari ini Alisa selalu telat pulang. Begitupun Jimin, selalu tengah malam sampai dirumah. Jelas saja hal itu menarik perhatian para pelayan yang bekerja disana.

Keesokkan hari nya pun juga begitu. Mereka akan sarapan bersama. Diam. Lalu berangkat terpisah tanpa ada yang mau memulai pembicaraan satu sama lain. Pelayan di buat gemas dan geram dengan tingkah kedua nya yang ke kanak-kanakan. Dan pulang pun mereka akan mengulangi kebiasaan sebelumnya--selalu telat dan tidak pernah bersama.

Saat Jimin pulang, Alisa sudah tidur. Saat Jimin bangun, Alisa sudah sarapan. Saat Jimin sarapan, Alisa sudah beranjak pergi. Dan kembali seperti itu berulang-ulang sampai dimana hari ini adalah hari ke empat.

Alisa termenung sedang maniknya berkaca-kaca.

Sebuah surat panggilan untuk orang tua ia remas dalam genggamannya. Aera, Lyra dan Yeonjun sejak tadi masih menunggu kapan gadis ini akan menangis. Namun air mata yang menggenang itu tidak kunjung turun. Perasaan mereka akan lega jika Alisa benar-benar menangis. Mungkin itu hal yang mereka nantikan sebagai pembuktian kalau sudah beberapa hari ini Alisa sedang tidak baik-baik saja.

Makan nya bertambah, banyak yang ia minta tidak seperti biasanya. Selalu tertidur di kelas bahkan sampai di hukum guru karna setiap pertanyaan yang di berikan, Alisa tidak bisa menjawabnya. Dan saat guru sudah menaikkan suaranya sedikit tinggi, Alisa yang di kenal santun dan ramah itu malah berani menentang guru. Sebuah keburukan yang datang secara tiba-tiba.

"Lalu bagaimana lagi Al?" Lyra menanyakan soal wali yang akan datang kesekolah memenuhi panggilan dari guru itu.

Alisa tidak menjawab. Tatapannya kosong memburu entah pada siapa. Sedang maniknya masih berkaca-kaca geram.

"Kau tau sendiri bagaimana orang tua ku, kan?" Aera mengusap lengan Alisa meyakinkan. "Mereka saja jauh entah dimana. Bagaimana caranya aku bisa menolongmu."

"Apa lagi kakak ku." sambung Yeonjun enteng. "Dia sangat sibuk dengan urusan nya yang sangat penting dibanding berpura-pura menjadi wali mu. Sepertinya kakak ku tidak akan bisa Alisa. Maaf."

Mendengar itu, Aera dan Lyra sontak menatap Yeonjun dengan manik memutar jengah. Pria lemes satu ini tutur kata nya tidak pernah menyenangkan telinga saat di dengar. Malas sekali sebenarnya, tapi Alisa selalu menerima Yeonjun menjadi teman mereka.

Alisa menghela nafas. Surat pemanggilan terhadap murid yang sudah berlaku buruk di sekolah itu Alisa jatuhkan ke lantai. Ini kali pertama nama Alisa masuk kedalam buku hitam sekolah dan di hukum guru, belum lagi ada surat pemanggilan orang tua. Apa seburuk itu sikap Alisa beberapa hari ini?

Siapa yang akan datang memenuhi permintaan sekolah? Alisa bingung. Kedua orang tua nya sedang berada di Aussie. Tidak mungkin kan Alisa mengadu ke ibu mertua nya? yang benar saja.

"Taehyung Oppa!"

Alisa terpenjat saat panggilan itu menyentak rungu. Mata nya membelalak mencari kesana dan kemari. "Mana? di-dimana Taehyung Oppa?" tanya Alisa gagap.

DESTINY IN MY LIFE  ||  [PJM]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang