Sang mentari baru saja menunjukkan kehadirannya, sinarnya yang semena-mena masuk menembus kaca jendela membunuh gelap di sana, dengan langkah cepat ia pergi keluar untuk bertemu sosoknya yang akan pergi.
Daun-daun pada pohon rindang berguguran memenuhi halaman membuat pekerjaan untuk seseorang yang akan membersihkannya, masih nampak sebagian Ibu-Ibu tengah ramai membeli sayuran untuk dimasaknya nanti, para anak kecil yang sudah rapih mengenakan seragam yang akan bergegas pergi ke sekolah dasar. Semua masih tampak sama, namun ada sedikit perbedaan.
Dirinya sudah tidak lagi ada, ia benar-benar telah pergi.
Rumahnya terisi oleh sebagian orang yang sibuk mengemas barang-barang untuk si pemilik rumah itu pergi, sepertinya sebentar lagi pemilik baru akan datang.
Namun, sosoknya sudah tidak lagi terlihat, hanya ada kedua orang tuanya saja, itu pun mereka tengah sibuk dengan urusan mengemas barang-barang.
Ia telah pergi, dan tidak meninggalkan pesan apapun.
Sosoknya yang biasa duduk melamun di atas kursi kayu, berlarian menganggu anak-anak bermain, mencuri buah mangga matang pada pohon Pak RT, atau si bocah yang sering kali mengejar layangan yang telah putus padahal itu milik orang lain. Sepertinya itu tinggal cerita, kisahnya yang akan teringat dan menjadi sebuah kenangan.
Seseorang yang memperkenalkan sebuah taman padanya, menciptakan senyum untuknya, dan sering kali membuat ia marah karna sifat menyebalkan-nya.
Semoga kau selalu bahagia di sana.
Bahkan air mata pun sudah tidak sanggup lagi untuk menetes, serta mulut yang sudah tidak mampu lagi untuk berucap tentangnya. Tidak ada yang bisa ia katakan maupun lakukan.
Sepertinya kisah ini memang dirancang akan menjadi seperti ini, dan ia tentu saja harus menerima.
Tupai ku telah hilang dan juga pergi jauh.
•Illusory World•
Beberapa jam kian berlalu, Peter Han telah sampai pula di Bandara, tempat dimana kakinya berpijak pada sebuah tempat dengan nuansa yang baru.
Terdapat sang Kakak yang tengah melambai di kejauhan sana, menyambut kedatangan-nya dengan senyum lebar menghiasi wajah pemuda tersebut. Dengan langkah cepat Han menghampiri sang Kakak.
Berpeluk erat sebagai tanda pertemuan serta membunuh kerinduan, telah lama dan akhirnya kedua kakak beradik itu dapat kembali bertemu.
"Peter Pan, apa kabar? Tak ku sangka kau telah tumbuh menjadi pria dewasa" mengacak-ngacak surai tebal milik Han, dengan senyum yang disertai kedua mata yang ikut tersenyum.
"Namaku Peter Han, dan umurku masih 18 tahun, pria dewasa mananya"
Chandra hanya tergelak mendengar lantunan bicara sang Adik dengan raut wajah yang sedikit merajuk, menurutnya itu sangat lucu.
"Kau juga telah nampak jauh lebih tua, seperti kakek-kakek dewasa"
Ucap Han barusan membuat langkah Chandra terhenti, dan ia berhasil melayang kan tangannya untuk mendarat pada kepala bagian belakang milik Han.
"Akhh, sakit tahu" ia mengusap-ngusap surai rambutnya dengan kasar.
"Kau cari masalah? Umurku hanya berjarak 5 tahun lebih tua darimu, lagi pula mana ada kakek-kakek dewasa?" Chandra melanjutkan berjalan dan Han mengikuti langkah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusory World | Straykids [✓]
Fanfiction[END] Bagaimana bisa seorang manusia mampu menciptakan semesta sebegitu indahnya? Semesta indah sebagai ruang lingkup dalam hidupnya, tampak nyata dan juga hidup, tetapi itu semua ada di antara ambang tanpa kejelasan. Tidakkah ia rindu akan dunianya...