Reno sudah bangun dari tidur, ia keluar karena mendengar suara tak asing di depan, ia mendengar suara temannya bimo, Reno dengan berjalan terkati-kati bersandar pada penyaga pintu melihat Bimo yang sedang ngobrol dengan pak kiyai.
"Ouh nak kamu sudah bangun, bagaimana keadaanmu." Tanya sang imam yang melihat Reno yang masih dengan raut wajah pucatnya."Ah~Syukurlah kamu cepat sadar, seharusnya jika kumat kaya gini mendingan kamu cepat-cepat menelfon ku atau ke rumahku atau ke klinik kan, kenapa malah keluyuran sih." Omelan Bimo.
"Aku emang nggakgak niat mau keluyuran kemana-mana, orang aku mau beli obat di apotek, cuman nggak ketahan aja." Jawab Reno yang langsung duduk di samping Bimo.
"Sudah lah sekarang gimana keadaan kamu, bikin repot orang sekampung tahu gak kalo kamu kumat." Ocehan Bimo, Reno hanya diam sambil memikirkan sesuatu."Mana aku tahu, jika akan kumat di jalan begini kan, kan aku gak ada fikiran akan kumat di jalan begini." Ujar Reno yang protes.
"Yasudah lah, aku tanya dimana mobilmu." Bimo menanyakan dimana mobilnya lagi, Reno terdiam sejenak karena ia lupa.
"Entah aku lupa, kunci juga aku lupa dimana?." Jawab Reno yang seperti orang linglung dengan wajah konyol.
"Terus gimana, kita pulang kalo kamu lupa dimana meletekan mobil dan kuncinya." Ujar Bimo yang pura-pura harus bagaimana jalan pulang."Hemm--Pake Hp." Jawab Reno singkat.
Reno merogo saku celana tapi tidak menemukan hp miliknya. "Kamu nyari hp kamu?." Ujar Bimo yang menebak dengan tepat sasaran.
"Iya, dimana yah." Tanya Reno yang masih setengah sadar itu.
"Jangan-jangan hp kamu jatuh di lokasi kejadian waktu kamu gak sadar tadi." Ujar Bimo yang asal menebak.
"Hp, lagi di tambah daya oleh Adam tadi. Tunggu saya panggil Adam untuk membawa hp nak Reno kesini." Sambung pak kiyai."Woy ren, bilang makasih nih sama bapaknya yang udah mau di repotin sama kamu, nyusahin orang aja Luh. Kamu juga bikin anak-anak pak Ridwan ini kerepotan." Ujar Bimo yang menjelaskan.
"Iya makasih yah pak, maaf sudah merepotkan Anda karena saya." Reno yang hanya menurut apa yang di katakan Bimo.
"Nggak apa-apa, nama manusia saling tolong menolong." Ujar pak Ridwan yang sangat baik pada Reno dan Bimo.Adam anak pak kiyai ridwan itu mengambilkan hp milik Reno, dari dalam Zahra putri dari pak Ridwan juga hanya memperhatikan dari dalam saja.
Reno merasa kurang nyaman dengan diri seperti ada orang yang terus melihat dia dari jauh. "Maaf pak, aku kok selalu liat bayangan wanita yah di balik tirai itu, apakah anda punya anak perempuan ataukah itu istri anda. Maaf aku hanya ingin tanya, habis dari tadi saya kok merasa seperti di awasi." Tanpa basa-basi Reno mengutarakan rasa yang kurang enaknya."Ouh gitu, iya itu anak saya dan istri. Kamu beneran sudah baik-baik saja nak Reno, nggak mau istirahat lagi." Ujar pak Ridwan yang khawatir dengan kondisi Reno.
"Aku udah membaik, aku hanya butuh istirahat sebentar kok pak, anda tidak usah khawatir, ini sudah biasa bagiku." Ucap Reno yang mengambil enteng masalahnya.
"Nih mas hp yah, tapi baru 50 persen." Ujar Adam yang baru keluar dari dalam rumah.
"Nggak apa-apa, terima kasih." Ujar reno yang melihat hpnya."Emang bisa nyari mobil lewat hp?." Tanya heran Adam yang kebingungan.
"Bisa, malah bisa panggil mobilnya kesini. Jalan kesini lebar gak mo, waktu kamu kesini pas gak untuk di lalui mobil." Tanya Reno bergantian dengan ucapan dengan temananya Bimo.
"Muat sih tapi kayanya, kamu gak usah bawa sampai ke sini juga paling sampai gang depan saat kamu terdampar tadi." Ucap Bimo yang menyarankan, karena gangnya cukup jauh untuk di lalui mobil Reno.
"Ouh? Yaudah kita kesana." ujar Reno yang bangkit dari kursi.Bersambung....
Terimakasih atas kunjungan Anda kecerita saya jangan lupa untuk like, share dan masukan komentarnya...
Jangan lupa follow pertemanan dengan athour, mampir lagi kelanjutannya saya tunggu kedatangannya...
Senin 28 Juni 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)
RomanceKisah seorang gadis bernama Annisa yang sedang mencari-cari arti sebuah kehidupan dan sebuah keluarga, hingga nasib dan takdir yang di tulis oleh sang pencipta alam semesta ini, iya juga harus berjuang untuk hidup di dunia yang begitu keras, menguru...