Jaemin terbangun dengan hati yang tidak tenang, tiba tiba ia menangis.
"Bunda.. bunda Jaemin mau ketemu bunda"
"Jaeminnie.."
"BUNDA!"
Jaemin terduduk, masih dengan perasaan yang tidak enak.
Jaemin mengusap air matany, dan tersenyum, yakin bunda nya sudah kembali.
Namun senyum itu luntur saat ia membuka pintu kamar nya.
Rasanya.. rasanya masih sama.
Jaemin tersenyum miris.
"Apa tuhan.. ngehukum aku karna selalu nuntut ini itu ke ayah bunda?"
Jaemin tersenyum melihat roti ditangan nya, Jaemin teringat saat bunda sudah memasakan masakan yang sangat enak tapi Jaemin lebih memilih roti dan selai, hanya karena alasan ia sudah terlambat.
Jaemin kembali menangis, merasa bersalah dengan sang ibunda.
"Bunda maafin Jaemin hiks.."
Jaemin berpikir, apakah dirinya harus menjalani kehidupan seperti ini selamanya? Atau ada orang lain tapi tidak Jaemin ketahui..
.
Sudah hampir seminggu dan Jaemin hanya melakukan kegiatan sebisanya. ntah terlalu malas, atau dia sedang memikirkan sesuatu.
" Apalagi yang harus dipikirkan"
Ya, Jaemin sudah memikirkan semuanya. Berpikiran bunuh diri saja sudah. Tapi ia terlalu takut.
Jaemin memegang ujung wastafel dengan kuat, rasa takutnya muncul.
Sudah beberapa hari ini Jaemin merasa ada yang aneh pada tubuhnya, ketakutan yang sangat tinggi, dan rasa ingin bunuh diri selalu hinggap di otak nya.
Sering kali jaemin terduduk di lantai kamar mandi dengan keadaan acak acakan.
Mata yang biasanya berbinar, kini hanya terisi kekosongan. Jaemin berubah.
.
Paginya masih sama, tanpa bunda ayah dan haechan.
Jaemin terduduk di loteng depan kamarnya. Melihat ke arah halaman rumah nya yg sedikit luas.
"Mobil.. aku ingat ayah pernah mengajariku, karna kupaksa.. ayah maafin jaemin"
Tidak terhitung kata maaf yang keluar dari mulut jaemin, tpi tetap saja tidak aja yang berubah.
Jaemin kemudian turun dan mengambil kunci mobil ayahnya.
Jaemin tersenyum, "setidaknya aku masih mengingat ajaran ayah hehe" hari ini jaemin merasa bebas.
Bebas, tapi merasa kosong.
Jaemin berhenti didepan toko kecil.
"Harusnya aku beli saja disini"
"Tapi memang nya ada orang? Tapi kalo g bayar, mencuri dong.. "
Jaemin masuk lalu mengambil beberapa bahan makanan, berdoa saja rumah nya tidak terbakar saat ia memasak nanti.
Saat tiba di kasir, jaemin merasa aneh..
"Aku tidak tau berapa harganya, tapi uangku mungkin cukup. Aku taruh sini saja" jaemin memasukkan uang nya ke dalam kotak yg ia tidak tau namanya, tapi ia sering melihat orang yg berdiri disana memasukkan uang kedalam sana.
"Jaemin.. berbahagialah untuk dirimu sendiri, dan selalu berdoa ini hanya mimpi" jaemin menatap dirinya di pantulan kaca mobil.
Tidak ada yg berubah dari nya, kecuali senyum dan kecerahan matanya..
Semuanya seolah terenggut dari jaemin.
.
Beberapa hari kemudian kehidupan jaemin mulai terasa biasa saja.
Walau kadang jaemin merasa sangat sendiri dan merindukan kehidupan nya dulu, jaemin hany tersenyum dikemudian harinya.
Setelah hari dimana ia mengendarai mobil ayahnya, jaemin sudah terbiasa pergi menggunakan mobil itu, setiap hari dia akan mengelilingi kota tempat ia tinggal.
Besok pagi last yh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone
FantasyHal yang pertama kali jaemin rasakan saat bangun adalah 'Kesendirian' Semuanya hilang, ia sendiri- didunia. Sebelum ia bertemu dengan pria bernama "Lee Jeno" ! JenoJaem ! salpak? pergi atau kusantet?