Cahaya matahari mengganggu tidurku. Gosh padahal aku masih mengantuk. Ku coba membenahi posisi tidurku sambil membuka mataku yang terasa seperti dilem. Niatku terhentikan dikala kusadari kalau aku tidaklah sendirian dikamar ini. Bahkan kamar yang kutiduri bukanlah kamarku.
Ku melihat wajah damainya yang sedang tertidur disampingku yang mungkin hanya berjarak 5 sentimeter. Sepertinya ia sedang dalam fase deep sleepnya jadi aku rasa aku tidak boleh membangunkannya.
Ingat jungwoo, tidak boleh jahil untuk saat ini!
Karena tak ingin membangunkannya dan membuat pergerakan kecil yang mungkin akan mengganggu tidurnya jadi ku putuskan hanya menikmati moment kebersamaan kami yang entah bisa aku dapatkan lagi atau tidak setelah ini.
Aku pesimis. Wanita yang kulihat bersama hyung sangatlah cantik. Wanita itu tidaklah terlalu tinggi tetapi badannya bagus. Terbentuk. Seksi. Aku yakin aku tidak bisa menandinginya jikalau aku mau sekalipun.
Tapi hyung bilang ia mencintaiku. Tapi aku tak setara dengan Wanita itu. Tapi aku melihat mereka di WO!!!
Huh kim jungwoo, you’re done, ucapku dalam hati.
Bagaimanapun, hyung pasti akan melupakan kejadian semalam dan kembali kepada Wanita itu. Bodohnya aku tidak tahu dan tidak pernah mencari tahu siapa sebenarnya Wanita itu.
Mungkin setelah hyung bangun, hyung akan bersikap biasa dan esoknya akan mendiamiku. Atau mungkin justru aku yang akan mendiaminya? Aku rasa hubungan kami cukup canggung setelah ia memberitahuku statusnya dengan Wanita itu nanti dan aku pasti akan sakit hati lagi dan menutup diri. Tapi memang alangkah baiknya bila aku menanyakan status kami terlebih dahulu sebelum aku menanyakan siapakah Wanita itu.
Ia bilang mencintaiku tetapi mengapa ke WO dengan Wanita lain!?!?
Mungkin akan ada kesempatan untukku. Ya mungkin. Berharap saja kim jungwoo akan keberuntunganmu.
“Hyung cepatlah bangun”, pintaku dalam hati.
(23 jam sebelumnya)
Di kamar bernuansa putih itu, tergeletak seorang pemuda dengan kaki di pinggir Kasur dan kepala beralaskan karpet yang senada dengan warna dinding kamarnya sedang sibuk dengan ponsel bercase hitamnya. Dengusan frustasi terdengar dari hidungnnya dengan tangan yang sibuk pada ponselnya guna membombardir teman-temannya dengan ajakannya. 'Persetan dengan pagi hari', tawanya jahat dalam hati.