❄ INAT 26

3.1K 416 11
                                    

Winter melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti, sesekali ia menghapus darah yang mengalir dari hidungnya dan mencengkram sudut meja saat merasa pusing yang tak tertahankan.

"Winter-ssi?"

"ah nde? ada apa Mr.Johnny?"

"hidungmu berdarah, sebaiknya kau istirahat saja dan pulang" suruh Johnny, terselip nada khawatir disana.

"aku baik-baik saj-"

"Hana! Gantikan Winter untuk membersihkan meja ini" potong Johnny dan langsung membawa Winter ke ruangannya.

"pulang dan istirahat lah, kau bisa kembali bekerja besok" suruh Johnny setelah membersihkan hidung Winter.

"nde, terimakasih Mr.Johnny"

"pipi mu..... Segera kompres dengan air dingin nanti malam"

"baik, saya pamit dulu" Winter membungkukkan badannya dan keluar dari ruangan Johnny.

***

Winter menyenderkan kepalanya di kaca jendela bus, langit sudah mulai gelap. Sore akan menjadi malam.

Setetes air mata menetes dari pelupuk mata Winter, buru-buru Winter menghapus air matanya.

Gadis itu memejamkan matanya saat merasa sakit dikepalanya bertambah.

***

"aku mendapat laporan dari Johnny, Beberapa saat yang lalu, Winter ditampar oleh Tuan Kim" ucap Jeno panik.

Jaemin langsung beranjak dari duduknya dan mengambil kunci mobilnya.

Jeno ikut menyusul Jaemin, ia tau kemana sahabatnya akan pergi saat ini.

Setibanya di tempat tinggal Winter. Kedua sahabat itu menunggu didepan pintu kamar Winter.

"sial, aku lupa jika Tuan Kim dan keluarganya selalu makan disana" guman Jeno.

"jangan menyalahkan diri, aku tau kau tak sengaja" sahut Jaemin, ia terus menatap ke arah pintu Winter.

Jeno menghela nafas dengan kasar, memijit pelan keningnya. Jeno menolehkan kepalanya ke arah tangga, berharap Winter muncul dari sana detik ini juga.

Beberapa belas menit berlalu, akhirnya Jeno dan Jaemin melihat sosok Winter yang muncul dari arah tangga.

Gadis itu tertunduk sambil berjalan dengan langkah gontai di lorong, segera Jeno dan Jaemin menghampiri Winter.

Jaemin baru saja ingin memegang bahu Winter, namun Winter langsung menghindar darinya.

"Wint-"

Bruk!

Baru saja Jaemin membuka mulut, tubuh gadis itu terjatuh dengan keras diatas lantai.

"Winter!" panik Jeno dan Jaemin, buru-buru Jaemin menggendong Winter dan berlari ke depan pintu kamar Winter.

"Lee Jeno! Cepat buka pintu"

"Bodoh! Harusnya kita membawanya ke rumah sakit! Cepat turun!" teriak Jeno, ia turun kebawah lebih dulu menyiapkan mobil.

Jaemin meruntuki dirinya, segera ia ikut berlari kebawah sembari menggendong Winter yang bisa dibilang sangat ringan.

***

"temanmu mengalami trauma kepala ringan, biarkan dia istirahat disini hingga keadaannya membaik"

"terimakasih Ahjussi" Jaemin membungkuk sedikit pada rekan Appa nya.

"saat ia bangun nanti, jangan tanyakan apapun" Dokter itu menepuk pelan bahu Jaemin dan keluar meninggalkan ruangan.

"apa itu trauma kepala ringan?" tanya Jeno.

"Trauma kepala ringan adalah kondisi ketika seseorang mengalami cedera ringan di kepala. Cedera tersebut bisa disebabkan karena kecelakaan, tertimpa benda yang jatuh, atau dipukul...." jelas Jaemin.

Jeno mengangguk paham, ia menatap ke arah Winter yang terbaring lemah dengan selang infus yang tertancap ditangannya.

"aku sudah menghubungi Haechan dan Mark hyung, mereka akan segera kemari" ujar Jeno.

Jaemin mendudukkan dirinya di atas sofa panjang yang ada di ruangan VIP itu.

"aku akan menjaga Winter, sebaiknya kau pulang" usir Jaemin.

"tidak, aku sudah menyuruh Haechan untuk mengambil pakaianku, aku yang akan menjaga Winter"

"baiklah aku tak akan berdebat denganmu" ucap Jaemin mengalah.

Keduanya terdiam, membiarkan kesunyian menyelimuti mereka. Pandangan mereka hanya tertuju pada satu sosok yang terbaring tak sadarkan diri diatas kasur.

***

"kalian makan dan ganti pakaian dulu, biar aku dan Mark hyung yang menjaga Winter" suruh Haechan sembari menyodorkan satu papper bag dan tas jinjing pada Jeno.

"pinjamkan aku baju mu" pinta Jaemin pada Jeno.

"hm... Ambil saja" Jeno mengeluarkan makanan yang Haechan bawa dan makan lebih dulu.

Jaemin mengambil salah satu hoodie Jeno yang berwarna putih. Ia menuju kamar mandi yang terdapat di ruangan dan mengganti bajunya.

Mark mengusap pelan pipi Winter yang sedikit membengkak.

"bukankah Tuan Kim sudah keterlaluan? Padahal kita sudah menuruti kemauannya. Tapi dia masih tega menampar Winter" ucap Mark berbisik.

Haechan mengangguk pelan dan menghela nafasnya.

"maaf aku tidak bisa menjaga Winter, aku harus membantu Eomma" bisik Haechan pada Mark.

"tidak apa, aku juga harus pulang setelah ini untuk mempersiapkan ujianku minggu depan, aku yakin Jeno dan Jaemin akan menjaga Winter dengan baik".











Telur gulung.

I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang