9. Menyesal

12 9 0
                                    

Drrt!!

Drtt!

Drt-Drttt!!

Drrttt!!!!

"Dek, itu hp-nya berisik agh!, kakak lagi mrogram!!!"

"Iyaaa..."

Sial!, bunyi notifikasi pesan beruntun itu membuatku terburu-buru berlari ke kamar dan meninggalkan cucian piring yang semula sedang ku bersihkan.

Siapa sebenarnya orang yang membuatku kalang kabut seperti ini?!.

Dengan kasar aku meraih ponsel yang tergeletak di meja nakas. Membuka pesan, aku sempat terkejut melihat si pelaku adalah Renjun.

Renjun:/

|hey, Lea udah lo kasih makan?
|lo punya pakan anjing gak si?
|eh, lo jan kasih dia pakan sembarangan lho ya!
|awas aja!
|agh, gue gak yakin lo bisa rawat anjing gue..
|pakannya juga harus sama lho, kaya yang dirumah gue
|lo tau kan?
|agh, ini gue kasih liat lagi

Renjun:/ send a picture~

|keliatan kan?
|jan sampe salah!
|oh, lo juga harus foto Lea pas lagi makan!
|foto bungkus pakannya juga!
|heh, kok chat gue gak lo baca?
|hey, lo sengaja ya?
|daelin?!
|awas aja kalo sampe Lea kenapa-napa
|kok cuma dibaca?
|lo gak paham sama chat gue?
|hey!
|lo buta huruf?
|ketik apa kek!
|gosah buat gue khawatir!
|woi!

Mataku membelalak sempurna. Benarkah si pengirim pesan itu adalah Huang Renjun?. Si pelit suara.

Hhah!. Kenapa selama ini dia tidak mengetik saja jika akan mengucapkan sesuatu?. Maksudku, itu jadi lebih panjang, jelas dan rinci dibandingkan saat dia berbicara yang hanya mengucapkan intinya saja, itu-pun tidak jelas.

Tuhan, kau ciptakan dari apa sebenarnya manusia satu ini?.

Aku mulai mengetikkan balasan dengan geram.

Berisik!!|

Meskipun kejadian ini mungkin saja langka bagi sosok Renjun untuk melakukannya, tapi karena aku sudah terlanjur kesal semua ini jadi tidak menarik lagi bagiku.

Bagaimana tidak!. Bisa kalian lihat sendiri berbagai sumpah serapah yang di ketiknya kepadaku. Kalau kalian berada diposisiku juga pasti akan dibuat kesal.

|apa maksud lo?
|heh!, lo anggep gue main-main?
|nggak!!
|gue lagi serius yah!

Bodoamat, Renjun|

|apa?
|lo tuh yah!!
|balikin Lea sekarang!

Ambil sendiri!|

Sebelum pria gila satu ini mengomel semakin panjang buru-buru kumatikan ponselku dan melemparnya begitu saja ke atas kasur.

BLAAM!!

"DAELIN!!"

"Sorry kak!"

Keluar dari kamar, aku berjalan kembali menuju dapur dengan hentakan langkah yang tak wajar.

My First and Last | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang