Warning!
Area adult and sexual content!(Y/N) memandang Senku gugup karena lelaki itu tiba-tiba menarik tangannya menjauh dari kerumunan, langkah kaki mereka terdengar terburu-buru seolah terkejar waktu. Walau beberapa kali memanggil nama Senku, lelaki itu tetap diam hingga mereka sampai pada suatu tempat.
Sebuah gubuk kecil yang sangat pas untuk dihuni, tidak terlalu besar namun cocok untuk dijadikan tempat beristirahat. Melamun beberapa saat, (Y/N) bahkan tidak sadar Senku telah membawanya kedalam tempat kecil mereka, entahlah. Bukannya senang, (Y/N) malah merinding karena Senku menyeringai padanya.
"Kejutan...sayang." Ucapnya lirih dengan memberi kecupan ditelapak tangan. Rona merah menghiasi wajah wanita itu, ia sedikit gugup karena perlakuan Senku yang mendadak menjadi lembut.
Bukankah ini mengerikan? Siapa tahu (Y/N) nantinya akan di unboxing.
"Ini, untuk ku?" Tanya (Y/N) pelan. Matanya mengerling sejenak dan mulai memperhatikan isi didalam, tidak banyak. Yang pasti ada selimut untuk menghangatkan diri, namun yang menjadi daya tarik (Y/N), selimut itu hanya satu dan tentunya dipakai berdua.
"Untuk kita. Aku telah menyiapkannya untuk malam ini..."
Lagi-lagi tangan dicium mesra, tidak hanya kecupan. Jilatan kecilpun Senku berikan hingga membuat wanitanya meringis kecil atau bisa dibilang menahan suara laknat yang memaksa keluar. Bertindak agresif, tubuh (Y/N) dipangku dengan tangannya yang memegang erat pinggang wanita itu, dengan begini (Y/N) tidak akan lari kemana-kemana.
"Kau belum menjawab ku...(Y/N)." Bisik Senku sensual sembari menjilat kuping wanitanya, (Y/N) sedikit berontak. Nafasnya tidak teratur karena Senku terus memberikan rangsangan, tubuhnya meremang dengan jantung yang memompa cepat.
"Ja-jawab..Apa?"
"Lamaranku, bagaimana?"
Entah dorongan dari mana, (Y/N) mencium pipi Senku hingga membuat lelaki itu terdiam dengan mata membola. Manik mereka saling berpandangan, (Y/N) mengulas senyum tipis, tangan lentiknya menyentuh permukaan kulit Senku, dari wajah lalu menuju leher. Hal itu menyebabkan tubuh Senku seolah tersengat aliran listrik yang sangat kuat, nafasnya memburu.
"Apakah harus ku jawab? Bukankah kau terlalu pintar hingga tahu seperti apa jawabanku."
"Kau memancingku, sayang..."
Senku mempertemukan bibir mereka, ia menyesap bibir ranum itu dengan hati-hati, sedikit menggigit kecil hingga mulut (Y/N) terbuka, lidahnya sangat lihai mengabsen deretan gigi dan mengobrak-abrik isi dalam mulut, saling bertukar saliva hingga ciuman yang lembut berubah menjadi kasar, lidah Senku terus menuntut agar (Y/N) mau bermain dengannya.
Karena nafasnya yang menipis, (Y/N) meremas bahu Senku kuat, menyadarkan realita bahwa (Y/N) membutuhkan oksigen, tidak mungkin kan dia mati konyol hanya karena ciuman yang berlangsung 10 menit?
"Kita lakukan disini ya..manis." Senku berujar pelan seraya mengelus punggung (Y/N). Efek rangsangan itu membuat tubuh (Y/N) melengkung hingga dadanya yang sedikit menonjol begitu terasa didada bidang Senku. Matanya terbuka dan tertutup secara perlahan, begitu menikmati apa yang Senku berikan padanya.
"Disini? Kau yakin?"
(Y/N) mengigit bibir bawahnya kuat, tangannya bergetar karena menahan sensasi panas yang kian menjalar ke seluruh tubuh. Bahkan dapat (Y/N) rasakan betisnya kian melemah layaknya jelly. Tangan Senku menyentuh perut datarnya dan terus naik hingga payudara yang Senku rindukan telah berada digenggaman tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Science Or Love 《SenkuxReaders》
Storie breviSenku tahu betul jika ia sudah terlibat cinta, maka otaknya tidak akan mampu untuk berpikir logis. Karena, semua hal tentang cinta itu tidak ada yang logis dan penuh fantasi. Karena itulah, Senku selalu menghindari kata "Cinta" dalam hidupnya. Bagin...