Happy Reading
.
.
.Jono, Syarif, Mira, serta Anna sedang berkeliling area pantai guna mencari dua sejoli yang tadi meninggalkan mereka begitu saja. Sudah cukup lama mereka mencari kesana kemari, tapi tak juga mereka temukan keduanya.
"Ini mereka dimana sih? Kaki gue udah pegel nih." Keluh Mira.
"Gue tebak pasti mereka lagi asik berduaan nih. Ketawa-ketiwi nggak mikirin kita yang udah keliling nyariin mereka. Lagian si bapak kurang ajar banget main ninggalin kita gitu aja." Sungut Jono. Lelaki itu kini duduk di atas pasir pantai dengan kaki yang diluruskan.
"Tuh anak dari tadi tuh emang nggak ikhlas kita ikut. Pas tadi ketemuan di perempatan juga mukanya kelihatan kesel banget." Balas Syarif.
"Jon, lo mending telefon si bapak aja deh. Biar mereka yang nyamperin kita ke sini." Saran Anna.
Kini, keempatnya duduk di atas pasir pantai dengan kaki yang diluruskan serta tangan yang dijadikan tumpuan tubuh.
"Udah gue telefon, tapi nggak diangkat."
"Coba lagi."
Jono kembali mencoba menghubungi nomor Naufal. Beruntungnya, kali ini Naufal mengangkatnya. Dengan segera Jono meloudspeaker panggilan.
"Woi Pak. Lo dimana sih? Kita nyariin lo kemana-mana kagak ketemu."
"Siapa suruh kalian ngikutin gue. Mending sekarang kalian balik aja deh."
🍃🍃🍃
Luna mengerutkan keningnya ketika melihat Naufal yang mengangkat telfon dengan nada yang sedikit ketus. Dia yang awalnya sedang bermain air pun seketika berhenti dan mendekat ke arah Naufal.
"Siapa?"
"Si Jono."
"Mau ngomong sebentar, boleh?" Izinnya pada Naufal agar bisa berbicara pada Jono.
Naufal mengangguk kemudian menyerahkan ponselnya pada gadis itu.
"Halo Jon, kalian dimana?"
"Pokoknya kita lagi di tempat yang ada badut-badutnya. Lo mending ke sini deh Mak. Kita udah capek keliling nyariin lo berdua ini." Sahut Anna dari seberang sana.
Luna menanggapinya dengan tertawa pelan, "iya, nanti gue ke sana. Kalian di situ aja, jangan kemana-mana. Kalau gue sampai situ tapi kalian nggak ada, awas aja. Gue tebas lo satu-satu."
"Heh! Sadis amat nih orang. Mau cosplay jadi psycopat lo?"
"Iye! Dahlah, gue matiin telponnya, bye." Luna mengakhiri panggilan secara sepihak tanpa menunggu balasan dari seberang, kemudian ponsel yang ada di tangannya, ia kembalikan pada sang pemilik.
"Nggak usah nyamperin mereka deh." Ujar Naufal tiba-tiba membuat Luna mengerutkan kening heran.
"Lho, kenapa?"
"Males."
"Ya udah, lo di sini aja, biar gue kesana sendiri." Luna mengambil sepatunya yang tadi ditaruhnya di pinggiran pantai, kemudian berjalan meninggalkan Naufal dengan sepatu yang ditentengnya.
"Kok gue malah ditinggal sih? Ah, sial. Kenapa tadi gue angkat sih, tuh telfon." Sesalnya, kemudian langsung berlari mengejar Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Perfect
Fiksi RemajaTidak akan ada akibat jika tidak ada sebab. Tidak akan ada asap jika tidak ada api. *** Luna Odelia Yasmin. Gadis yang selalu terlihat sempurna di mata semua orang. Sikapnya yang ramah, baik, membuat banyak orang menatapnya kagum sekaligus iri. Tet...