Bab 1

4 1 0
                                    

RELATION-SHIT : " The Secret Married"

"Underdog"

Ini bukan awal yang bagus seperti cerita fiksi, ini juga bukan awal yang romantis seperti cerita-cerita cinta remaja, ini juga bukan awal yang menginspiratif seperti cerita-cerita penguasaha sukses. Tapi ini awal yang menyebalkan dari peliknya kisah hidupku hingga sekarang. Umur 22 tahun merupakan awal dari semua kesialan. Umur 22 tahun merupakan umur yang sangat membingungkan, dimana kita sudah berada di tahap menyelesaikan semua permasalahan akademis tetapi tidak dapat menyelesaikan masalah hidup. Di umur 22 tahun, lulus sebagai sarjana ekonomi tepat waktu tidak menjamin kesuksesan hidupmu kedepannya, ijazah perguruan tinggi tidak begitu bermanfaat jika kita cuma mengandalkan nilai akhir dan gelar saja. Dengan modal ijazah dan skill yang mempuni tidak dapat membuat kita diterima bekerja saat melamar pada perusahaan yang kita inginkan.

Dalam hidupku, jika kita ingin bekerja dengan perusahaan besar dan terkenal. Kita harus memenuhi 3 syarat utama yang sudah menjadi pengetahuan umum bagi masyarakat-masyarakat dikota besar. Yang pertama, koneksi yang kuat dengan petinggi-petinggi penting yang ada di dalam perusahaan, jika kita memiliki minimal 1 koneksi. Kita akan mendapatkan pekerjaan tanpa mengirimkan cv dan melengkapkan persyaratan formal. Kedua, berpenampilan menarik. Iya, bagaimana kriteria berpenampilan menarik yang diinginkan perusahaan-perusahan tersebut? Cantik, putih, tinggi bersihkah? Atau berpakaian rapi, sopan dan ramah?. Ketiga, lolos mulus murni dengan skill yang dimiliki, biasanya yang menerima karyawan dengan murni seperti ini cuma perusahaan-perusahaan cabang internasional yang mengedepankan kerja keras yang tinggi, dan pengentahuan tinggi. Dan dari semua syarat umum yang sudah disebutkan di atas. Aku sama sekali tidak memenuhi kriteria yang manapun.

Aku manusia rata-rata, perkenalkan namaku bethany medina, umur 22 tahun, tinggi 170cm, berat badan 65kg, kulit kuning langsat. Aku anak perempuan satu-satunya dari keluarga sederhana. Sudah 4 bulan lalu sejak wisuda dan menerima gelar secara sah sebagai sarjana ekonomi dari universitas terkenal di kota ini, tidak membuat perjalanan karirku mulus seperti pantat bayi. Ini merupakan kali ke 5 aku menyebarkan cv ke perusahaan-perusahaan yang membuka lowongan tetapi aku tidak mendapatkan balasan hingga sekarang.

"kali ini juga berakhir di tempat sampah" ucapku saat menuju jalan kembali ke rumah. Ijazah yang aku perjuangkan selama 4 tahun berkuliah, pasti kali ini juga berakhir di tempat sampah, biaya kuliah mahal, fotokopi sama materai juga mahal, fotoku yang cantik juga berakhir di tempat sampah. Kenapa hidupku sangat menyebalkan seperti ini, aku seperti tidak diinginkan dan tidak dibutuhkan dimanapun aku berada.

aku mengeluarkan ponsel ku dan membuka satu notifikasi yang tadi membuyarkan lamunanku. "meeting pengangguran kuy" pesan yang tertera di layar ponsel ku. aku tersenyum simpul dan mengiyakan ajakannya. "meeting pengangguran" merupakan istilah yang kami gunakan jika ingin bertemu dan menghabiskan waktu bersama, biasanya membahas orang-orang yang dulunya dekat dan kini terasa asing, atau tidak kami juga membahas seputar laki-laki yang seolah-olah ingin menetap padahal Cuma mampir.

sudah setengah jalan menuju rumah, dengan terpaksa aku kembali ke jalanan kota menuju cafe yang biasa aku datangi dengan temanku ini. dari jauh aku sudah melihat dia duduk dengan mata yang langsung mengarah ke tempat aku memarkirkan sepeda motorku, aku sungguh sangat heran dengan jenis manusia seperti ini, bagaimana bisa dia mengenalku dengan jarak yang sejauh ini, aku saja bahkan tidak mengenalinya kalau saja dia tidak melambaikan tangan ke arah ku. aku berjalan menuju barista dan memesan minuman, kali ini aku memesan segelas signature cafe ini yang merupakan campuran kopi, krimer, dan sedikit susu kental manis. aku sangat menyukai aroma dan rasanya.

"kenapa?" tanyanya saat dia melihat wajahku yang murung tidak seperti biasanya.

"baru selesai nyebar CV, capek ya... gatau deh bakal lolos seleksi CV atau berakhir di tempat sampah" ucapku kemudian menyeruput minuman yang ada di depanku.

dia hanya tertawa sekilas, dengan mata terus menatap ke ponselnya

" aku udah 2 tahun nyebar CV, gak ada yang lolos seleksi satupun, kebayang ga putus asanya gimana? tapi aku terus mencoba beth sampai abang-abang fotocopy eneg liat wajahku yang setiap hari beli materai 6000, kalo aku kumpulin nominal yang aku keluarkan saat aku beli materai 6000 kayanya udah 2 tahun gini udah seharga smartphone keluaran terbaru tu, belum lagi foto kopi ijazah, nulis surat lamaran, amplop coklat... beuhh nangis beth nangis...." dia malah curhat tapi dengan mata yang terus mengarak ke ponselnya terus menerus.

"no komen" jawabku ketus, aku tau masalah yang dihadapi orang berbeda-beda tapi tergantung orangnya, dia mau menganggab masalah yang menimpa nya itu sebagai beban atau sebagai pelajaran serta proses menuju pendewasaan. lagian jika aku kumpulkan rata-rata perempuan diusiaku sedang menghadapi masalah yang sama. yaitu kesulitan mencari pekerjaan dan kesulitan mengumpulkan uang.

" jangan senyum-senyum sendiri, geli tau nggak" tegur ku kepada temanku yang sedang berbunga-bunga.

" biasa manusia-manusia yang menjalin hubungan virtual seperti aku ini jatuh cintanya bertahap tapi gemes gitu " jelasnya dengan bahasa yang sepertinya sulit untuk aku mengerti.

"orang bucin mah gitu, ngomong gajelas kek orang gila" ketus ku

aku membiarkan dia dengan pacar virtualnya dan mataku menjelajah melihat interior cafe yang sepertinya banyak yang telah diganti, mataku tiba-tiba terjebak di satu sudut, ada sebuah quote menarik di sudut cafe itu yang bertuliskan " kalau sudah waktunya pasti akan tergapai "

"BETH.. " teriak gita panik

tiba-tiba aku mendengar suara gelas yang jatuh dan tidak lama aku merasakan sesuatu yag panas dan perih di sekitar kakiku. benar saja segelas penuh kopi panas jatuh dan terkena kakiku, rasanya sungguh sangat pedih. aku bahkan tidak sempat untuk melakukan apa-apa, aku Cuma membeku dan meringis menahan rasa pedih di kakiku.

temanku sudah panik sekali, dia bahkan sudah memanggil pelayan dengan heboh dan minta dibawakan es kristal untuk diletakan di kakiku. aku bahkan belum melihat, siapa yang menjatuhkan gelas disini, aku mengedarkan pandangan dan aku melihat seorang anak kecil yang berusia sekitar 7 tahun sedang menangis memeluk ibunya, dan dapat kupastikan kalau dia pelakunya, benar saja, kemudian wanita dewasa yang kutebak sebagai ibunya datang menghampiriku dan meminta maaf. aku memaafkannya karena kejadian itu memang murni ketidak sengajaan.

setelah kekacauan tiba-tiba itu dibersihkan dan cafe kembali normal kembali, aku melihat ke arah kakiku yang masih nyeri, dan aku melihat sedikit luka sobekan yang sepertinya terkena pecahan beling yang memencar saat gelas itu jatuh.

"berdarah kan" ucap gita

"hmmm pedih ya? kayanya aku hari ini sial banget deh git..." keluhku

"kkalo aku ya, udah aku minta ganti rugi tu sama emaknya, lagian pesanan disuruh ambil sama anaknya, ribet banget jadi orang tua..." omel gita panjang lebar.

"udah pacar gak ada, kerjaan ga ada, kena sial lagi... aduh kayanya harus pindah ke london ni. kayaknya rejeki aku disana deh" kekehku

"iya, kayanya aku juga harus ke thailand ni.. ketemu suami"

ponsel ku kembali berdering, sepertinya ini sudah kedua kalinya. dan itu panggilan dari mama.

"halo, ma?" jawabku santai

"kak, bapak sakit.." 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RELATION-SHIT : The Secret MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang