2. Kitab Hilang dan Hwang Daejoong

164 34 68
                                    

Author's Note: Mau ngomong kalo di chapter chapter awal emang cukup membosankan. Karena buat pendalaman karakter dan pengembangan buat alur klimaksnya? Ya pokoknya gitu. Kalo aku singkat singkat nanti malah di konflik jadi bingung. So, ikutin aja ya, thank youu. Emang masalahnya agak ribet jadi permulaannya juga cukup panjang.

Happy reading!!

~¢¢¢~

Pertama, untuk mengenang Namjoon. Jaebum masih tidak menyangka dan belum rela kalau ajal Namjoon tiba di saat Jaebum sangat membutuhkan pertolongannya. Karena kejadian ini, Jaebum jadi benar-benar merasa seperti beban bagi Namjoon.

Kedua, Jaebum harus mengawasi Yuna karena Yuna sudah ... ya begitulah. Jaebum tidak mau manusia itu terjerumus lebih dalam ke dunianya. Terlebih, Yuna perempuan dan tubuhnya kurus. Sangat terlihat kalau gadis itu sama sekali tidak bisa melakukan jurus bela diri.

Kedua hal itu adalah alasan mengapa Jaebum memutuskan pindah sekolah kemari.

Jaebum juga masih ragu apa Yuna sudah melupakan kejadian itu atau belum. Mungkin saja belum. Yang menjadi keraguan paling besarnya adalah, bagaimana jika Yuna memberi tahu orang lain? Meski Jaebum sudah menyuruhnya untuk merahasiakan, Jaebum tak dapat menjamin kalau perempuan itu akan menurut.

Hari ini, Jaebum mendapatkan masalah baru.

Kitab Lorzt menghilang.

Kemarin, Nayeon sudah membiarkan harta terpentingnya hilang. Dan kini, sepupu-sepupu tidak becusnya itu kembali membiarkan sebuah kitab penting menghilang. Hilang saja semua!

Padahal, Jaebum sudah membayar mahal mereka untuk menjaga harta warisan satu-satunya.

Jika dirinya bisa membawanya ke Incheon, Jaebum tentu akan membawa kitab itu agar senantiasa dalam pandangannya. Masalahnya, kitab itu menempel pada sebuah meja kaca dan tidak dapat dilepas. Hanya terdapat satu cara untuk melepas kitab itu dari tempatnya. Cara melepas itu juga menjadi rahasia yang masih terkunci rapat di bangsanya.

Jadi, siapa yang mengambilnya? Bangsa Morris lagi? Jika iya, dari mana mereka tahu soal cara membuka kunci alias melepas kitab itu dari meja pusatnya?

Jaebum menyibak rambutnya dengan geram. Kitab itu berisi peraturan, tradisi, dan hal-hal lain yang bersangkutan dengan kehidupan bangsanya, bangsa Lorzt. Jika bangsa Morris sampai mengetahui isi kitab itu, maka tamatlah riwayat bangsa Lorzt nanti.

Ayahnya pasti murka. Amanat yang beliau berikan pada Jaebum membuatnya sangat merasa tidak berguna. Sekarang Jaebum mendadak jadi menyesal kenapa dia harus pergi ke Incheon.

Jaebum mengepalkan tangannya dengan perasaan marah, lalu berlari keluar kelas dan menuju taman sekolah di mana itu merupakan tempat yang paling sepi.

Jaebum meninju dinding dengan sekuat tenaganya, berusaha menyalurkan amarahnya ke dinding itu. Bahkan tindakan bodoh yang baru saja dia lakukan membuatnya lupa kalau dinding yang ia tinju, di atasnya merupakan tempat di mana ada sebuah bunga besar milik sekolah––yang tentu saja potnya juga sangat besar.

"HEI, AWAS!"

Suara nyaring yang terdengar dari jatuhnya pot tersebut, membuat mereka refleks memejamkan mata.

Sepatu Jaebum sampai berderit karena menahan beban tubuhnya dengan beban tubuh seorang perempuan yang baru saja menyelamatkan dia. Jaebum berusaha menyeimbangkan tubuh mereka berdua yang berdempit sambil berdiri supaya tidak jatuh. Tanpa sadar, lengan perempuan itu sampai memerah karena dicengkeram kuat, darah Jaebum di tangan lelaki itu juga ikut mengalir ke lengan si perempuan.

Dalam hati, lelaki itu merasa lega. Jika tidak ada perempuan ini, sudah dipastikan kepala Jaebum akan pecah akibat tertindih pot bunga besar. Atau lebih mengerikannya lagi, Jaebum bisa saja mati.

Werewolf [The Lorzt's Regulation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang