6.

2.6K 456 55
                                    

     “Izana yaa, apa kau baik baik saja?”, tanya (Name).

     “Lutut ku, sedikit sakit”, rengek Izana.

     “Aku punya plester”, (Name) mengambil sesuatu disaku nya, ia mengambil plester dan menempelkannya dilutut Izana yang terluka.

     “Padahal tidak perlu”, Izana mempoutkan bibirnya, (Name) memukul lututnya yang terluka tadi.

     “I-itaaiiii”, Izana langsung menjauh dari (Name).

     “Hahh, ternyata Izana cengeng yaa”, (Name) mengambil tangan Izana dan membawanya ke taman.

     “Tidak, ngomong ngomong kita mau kemana?”, tanya Izana.

     “Salju akan turun hari ini, kita akan bermain bersama”, (Name) berlari dan melepaskan genggamannya.

     “Kau, menyukai salju?’, tanya Izana.

     “Tentu, salju itu indah”, ucap (Name) sambil berlari ke tengah tengah taman.

  Izana merasakan hangat didada nya, ia menatap gadis didepannya dengan rona tipis. Manik coklat dengan rambut dikepang, sangat imut. Izana ingin gadis itu menggengam tanganya sekali lagi, gadis itu memiliki tangan yang hangat.

     “Izana!! Saljunya turun!!”, (Name) melompat lompat, Izana tidak melihat saljunya, pandangannya telah terpaku pada gadis bernama (Name) ini.

     “Kemarilaah”, (Name) mendekati Izana dan menariknya ke tengah tengah lapangan.

     “Cantik”, gumam Izana, (Name) yang mendegarnya tersenyum.

     “Tentu, itulah yang aku suka, salju”, (Name).

     “Nee, (Name)”, (Name) menoleh, Izana membalutkan syal nya dileher (Name), aroma yang ada di syal itu seketika membuat (Name) langsung menyukai aromanya.

     “Izana, tapi ini milik mu”, (Name) mencoba melepasnnya namun ditahan oleh Izana.

     “I-itu hadiah, dan ingatlah selalu, setiap salju akan turun kita berkumpul disni dan bermain”, Izana mengangkat jari kelingkingnya (Name) tersenyum dan menautkan jarinya dengan jari Izana.

     “Aku akan ingat”

--------

     “(Name) sudah sampai”, Izana membangunkan (Name), namun (Name) tak kunjung bangun.

  Pada akhirnya, Izana menggendong (Name) dan membawanya masuk kedalam rumah, kemudian ia tidurkan (Name) diatas kasur (Name), Izana menatap wajah (Name) yang terang karena terkena sinar  bulan, bulu mata melentik, pipi nya yang mulus, bibir pink yang menggoda itu.

     “(Name)”, Izana naik keatas kasur dan tidur disebelah (Name) sambil memeluk (Name), ia mengusap lembut pipi (Name) dan kemudian mencium nya singkat.

   ‘oyasumi

   Paginya, (Name) terbangun karena sinar matahari yang menusuk matanya. Bagian perutnya terasa hangat saat (Name) melihatnya ternyata tangan Izana yang menempel pada perut (Name). Wajah (Name) merona hebat, ia harusnya tau kalau Izana tidur bersamannya, tapi entah kenapa (Name) tidak ingin melepaskan tangan Izana dari perutnya. (Name) melihat wajah Izana, seperti bayi, mulutnya tang sedikit terbuka dan wajah lucu nya saa tidur, argh damage nya.

     “Kawaii”, (Name) bergumam lalu mengusap rambut Izana.

     “Mhmm”, Izana membuka sedikit matanya lalu meneggelamkan wajahnya didada (Name), (Name) sudah seperti tomat sekarang.

     “I-izana, tidurlah dikamar mu”, suruh (Name), namun tidak ada respon dari Izana.

     “Izana?”, (Name) mencoba melepaskan perlahan pelukan Izana dan menyelimutinya, sebelum pergi (Name) mencium singkat pipi Izana dan pergi keluar, hari ini sedang turun salju, (Name) memakai hoodie yang sangat oversize sampai sampai bisa menutupi lututnya. (Name) mengkuncir rambutnya dan membuat coklat panas, ia duduk didepan tv dan menonton anime, ya sama seperti kita, husbu dia juga gepeng.

     “Levi sangat tampan”, (Name) berbinar, (Name) mengambil toples berisi cemilan dan memakannya.


  TING TONG


     “Siapa? Mika?”, (Name) berjalan keluar dan membuka pintu, (Name) melihat laki laki dengan tubuh yang besar, dikepalanya juga ada bekas luka yang panjang.

     “Ada Izana?”, tanya nya dengan suara yang nge bass, (Name) merinding dan langsung menuju kamar, (Name) langsung memeluk Izana, sontak Izana terbangun.

     “Ada apa? Hooaamn”, Izana mengusap surai (Name).

     “A-ada orang didepan, besar dan menakutkan”, ucap (Name), Izana berdiri diikuti (Name) dari belakang. (Name) merasakan aura yang mencekam dari Izana. Saat membuka pintu, aura mencekam tadi hilang, Izana malah memeluk orang itu, orang yang dipeluk menggendong Izana dengan satu tangan.

     “Dia Kakucho (Name), sahabat ku”, jelas Izana kemudia ia tertidur lagi dalam pelukan Kakucho.

     “B-boleh aku masuk?”, tanya nya.

     “Bo-leh”, (Name) mempersilahkan orang itu masuk, ia menidurkan Izana diatas sofa, sedangkan (Name) membuat coklat panas.

     “A-anoo”, (Name) meletakan coklat panas dan menatap Kakucho dengan gugup.

     “Aku Kakucho Hitto, temannya Izana”, dia memperkenalkan dirinya dengan sopan.

     “Aku (Fullname), maaf tadi aku tidak membiarkan mu masuk”, (Name).

     “Tidak, sudah wajar orang orang takut pada ku”, Kakucho.

   Mereka langsung akrab padahal baru berbicara sebentar, Izana merasa terganggu lalu bangun. Dia melihat (Name) yang tertawa karena lelucon yang Kakucho buat. Izana langsung memeluk (Name) erat, sontak (Name) kaget dan mencoba melepaskan pelukan Izana, namun Izana tidak mau.

   ‘Izana, berubah yaa’, batin Kakucho.




tbc
24-06/21






viyo up new book, bonten girl, cek akun viyo yaa

ɪᴢᴀɴᴀ ᴋᴜʀᴏᴋᴀᴡᴀ ' ᴍɪss ʜᴇʀ 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang