40. Sayang Tapi Gengsi

6K 788 61
                                    

Kirana hanya mampu diam, mengamati pertengkaran antara Marisa dan Marina. Kakak beradik itu sedang bertengkar karena mempermasalahkan warna baju bridesmaid untuk pernikahan Marisa yang akan diadakan sebulan lagi.

Kedatangan Malik menghentikan mereka, tapi hanya sesaat karena kedua wanita itu kembali bertengkar sebab perbedaan pendapat.

Marina ingin pakaian bridesmaid berwarna pink salem, tapi Marisa ingin warna rosewood.

"Ini itu pernikahanku, Kak! Aku dong yang harus tentuin! Kalau Kak Rina mau pakaian bridesmaid-nya warna pink salem, Kak Rina yang nikah!"

Marina langsung diam tidak berkutik. Menghunuskan tatapan kesal pada Marisa.

"Udah ih! Kalau Om dan Tante denger nanti kalian kena marah lho." Akhirnya Kirana menegur.

"Warna rosewood aja ya, Kak? Itu bagus lho," sahut Marisa pada Kirana. Ingin mendapat dukungan dari Kirana.

"Iya bagus kok."

Marina mendengus pelan mendengar tawa pelan Marisa.

"Kak Rina iri aja karena dilangkahi adiknya," sahut Malik mengejek Marina.

"Enak aja! Kamu juga kali!" Marina menendang kaki Malik yang tertawa.

"Beda tau. Aku cowok. Apalagi umurku masih dua puluh lima tahun."

"Terus target Abang nikah umur berapa?" tanya Marisa.

"Kalau tahun depan, berarti Kak Rina dilangkahi dua kali." Marina memberikan Malik pukulan bertubi-tubi di lengan adiknya itu.

"Eh apalagi kalau Kak Kiki duluan. Duh, tiga kali deh," sahut Marisa. Sangat senang dan puas. Akhirnya bisa membuat Marina yang selalu menindasnya, kini membalas kakaknya itu.

"Kamu ngomong apa sih, Dek? Gimana mau nikah? Pacar aja gak punya." Kirana menggeleng pelan seraya tersenyum kalem.

"Ya karena calonmu direbut Ica kan, Ki?" Akhirnya Marina bisa membalas Marisa. Adiknya itu langsung cemberut.

"Kak Rina ngomong apa sih?" Kirana menggeleng pelan lalu menenangkan Marisa yang terlihat sedih.

"Eh calon mu kan punya anak. Nanti kamu jadi ibu tiri yang jahat. Kayak ibu tirinya Cinderella," ejek Marina pada Marisa.

"Aku doain Kak Rina jadi gasturi!" seru Marisa kesal lalu masuk ke kamarnya. Tidak mengacuhkan amukan Marina yang mengejarnya, tapi dengan cepat ia mengunci pintu kamarnya.

Kirana dan Malik tertawa melihat mereka yang dari dulu hingga sekarang selalu bertengkar jika bertemu.

Marina kembali duduk bersama mereka. Mengatur nafasnya yang tersengal karena sudah berlari. "Ki, nanti kamu ajak siapa ke kondangan Ica?"

"Em... emang harus bawa pasangan ya?" Kirana tertawa kalem.

"Ih harus dong! Jangan sampai Tante Rita lihat kamu sendirian nanti terus niat lagi jodohin kamu." Marina menakut-nakuti Kirana.

"Emang Kak Rina punya gandengan?"

Marina langsung tersenyum pongah seraya mengibaskan rambutnya menatap Malik yang bertanya dengan tatapan meledek padanya. "Punya dong! Emang kamu punya?"

"Apa salahnya sih datang sendirian?" Malik mengendikka bahu tak acuh.

"Bisa-bisa Mama beneran bakal jodohin kamu Lik!" Kini Marina menakuti Malik.

"Aku mau kok dijodohin kalau sama Kiki." Malik tertawa saat Marina melemparnya sandal. Sedangkan Kirana hanya tersenyum kalem.

"Tapi Kiki gak mau. Ya kan, Ki?" tanya Marina pada Kirana.

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang