Hari mulai sore, namun Mami sama Papi Reyna masih belum datang. Abian sudah menelepon Mami Papi mereka yang masih di luar kota agar segera cepat.
Flashback On
"Halo mi" Sapa Abian lesu.
"Kenapa sayang? Kamu sakit?" Tanya mami Misel dari seberang sana dengan nada khawatir.
"Reyna mi, Reyna!" Desak Abian.
"Reyna kenapa, Abi? Bilang ke mami"
"Reyna... sakit"
Bruuk!
Terdengar orang yang terjatuh diseberang sana. Abian terus merapalkan kata Maaf dalam hatinya.
"Reyna kenapa?" Kini, suara Papinya yang terdengar.
"Reyna sakit pi. Katanya demam tinggi karena stress. Mungkin Reyna pengen ketemu sama mami dan papi" Ucap Abian.
"Tunggu kami"
Flashback off
Kini, Reyna sedang menata kue yang ia beli tadi. Dan kadonya sudah ia bungkus dengan bungkusan pink bermotif bunga. Dengan pita yang membuat kado tersebut semakin indah.
"Mami udah diperjalanan. Kita siap-siap aja" Ucap Abian.
Rumah mereka, sudah dipenuhi dengan tetangga sebelah dan tak lupa teman-teman maminya.
Drttt drttt
Handphone milik Abian bergetar.
"Halo" Sapa Abian
"Betul dengan keluarga bu Misel dan Pak Bastian?" Tanya seseorang.
"Iya betul. Ini siapa ya?"
"Kami dari rumah sakit damai sejahtera melaporkan bahwa Bu Misel dan Pak Bastian mengalami kecelakaan. Terduga karena pengendara membawa Mobil dengan kecepatan diatas rata-rata. untuk kelanjutannya, akan diberitahu okeh dokter. Segera kesini"
Tanpa menjawab, Abian mematikan sambungannya.
"Buat semua! Maaf. Acaranya dibatalkan karena ada sedikit kendala, saya ingin kalian semua pulang. Karena sayang ingin berbicara privasi dengan keluarga saya" Teriak Abian diangguki semuanya.
Ketika semua orang keluar termasuk Vio dan Syakira, Abian mengajak Reyna ke ruang tamu. Abian merangkai kata untuk ia ucapkan kepada adik kecil nya itu. Ia tau, Reyna akan menangis nantinya. Dan untunganya, Ray berada disisi Reyna.
"Ekhem! Na, gue hanya pengen bilabg kalau Mami sama Papi kecelakaan pas pengen kesini. Maafin gue. Ini semua salah gue" Ucap Abian pelan.
"Hah?" Kaget Reyna.
"Gak ada yang salah disini. Ayo kita ke rumh sakit" Ray melerai semua. Ia tak habis pikir dengan abangnya Reyna. Bukannya segera ke rumah sakit, malah menyalahin diri sendiri.
*****
Plaak!
"Kamu! Kamu tidak ada hak untuk memukuli anakku!" Ucap wanita paruh baya menunjuk Suaminya.
"Dia anak saya juga! Saya ada hak untuk memukulinya! Dan kamu tidak ada hak untuk mengatur saya! Saya memukulinya karena dia salah!" Bentak Suaminya.
"Emang salah dia apa, hah?!" Tanya Wanita itu.
"Apa kau lupa, hm? Dia sudah pulang malam semalam!! Apakah kau memikirkan itu?! Apakah itu yang telah kau ajarkan kepada anak gadis mu?" Tanya Suaminya bertubi-tubi.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE RAY (END) ✔︎
Jugendliteratur"Lo pacar gue! Dan milik gue selamanya" Ucap lelaki itu memegang lembut dagu Reyna "Kamu mau Reyna jadi milik kamu? Tapi, Reyna gak mau..." Tolak Reyna lembut menatap kedua manik mata cowok tersebut dan tak lupa bibir yang dimanyunin kedepan menanda...