Penulis:Devi Safitri Ramadhani
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillahi was sholaatu was salaamu a'laa rasuulillah sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadin bin abdillah amma ba'dah.
Sahabat yang dirahmati Allah, dalam sebuah riwayat hadis dijelaskan bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam telah bersabda, "Yang namanya kaya (ghina') itu bukanlah dengan banyaknya harta (atau kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina' adalah hati yang selalu merasa cukup." (HR. Bukhori & Muslim).
Hadis di atas mengajarkan kita bahwa hati yang merasa cukup adalah harta yang paling berharga di dalam hidup ini. Jadi jika kita sudah memiliki harta yang paling berharga tersebut, maka kita bisa meraih kebahagiaan seperti yang selama ini kita harapkan.
Hanya saja, masih banyak orang yang menjadikan harta benda sebagai sesuatu yang membahagiakan. Padahal kebahagiaan yang hakiki bukanlah seperti itu. Setidaknya, untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan, seorang umat muslim hanya membutuhkan lima syarat saja.
Syarat pertama adalah berzikir kepada Allah dengan kalimat syahadat "Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasuulullah" dari waktu ke waktu. Dengan mengucapkan kalimat syahadat, kita bisa mendekatkan diri kita kepada Allah. Pertanyaannya, kira-kira siapakah orang yang tidak bahagia ketika berada di dekat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dalam sebuah riwayat hadis dijelaskan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam telah bersabda, "Janganlah kalian memperbanyak pembicaraan selain zikir kepada Allah. Banyak berbicara dan sedikit berzikir bisa mengeraskan hati. Sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah yang perhati keras." (HR. At Tirmdzi).
Syarat kebahagiaan di dunia yang kedua adalah mengucapkan alimat istirja' atau "innaa lillaahi wa inna ilaihi raajiuun wa laa aula wa laa quwwata illaa billaahil aliyyil 'azhiim" ketika sedang itimpa musibah atau bencana. Kalimat istirja'tersebut adalah bukti diri dalam segala urusan kepada Allah Ta'ala. Memang eperti itulah seharusnya, sebagai manusia kita wajib mengakui ahwa tidak ada kekuataan yang bisa menandingi kekuatan-Nya.
Orang yang sanggup membuat pengakuan atas hal tersebut tentunya adalah orang yang paling bahagia di dunia ini. Mereka tidak pernah takut akan apa pun, karena mereka percaya bahwa tidak ada atu pun kekuatan yang bisa mengalahkan kehendak-Nya. Dengan mengucapkan kalimat istirja', berarti kita juga telah menyadari apa diri kita yang sesungguhnya, bahwa kita adalah mahluk Allah llah dan kelak juga akan kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Syarat kebahagiaan di dunia yang ketiga adalah mengucapkan hamdalah adalah sebuah bentuk rasa syukur dan terima kasih kita atas kemurahan hati-Nya yang telah memberikan kita limpahan rezeki. Dari Jabir ra., Rasulullah telah bersabda: "Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak memberikan nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengucap Alhamdulillah', melainkan Allah akan mendatangkan kesyukuran nikmat, jika ia mengucapkan dua kali, maka Allah memperbarui pahalanya, dan jika ia mengucapkannya yang ketiga, maka Allah mengampuni dosa-dosa nya." (HR. Hakim dan Ath Thabrani).
Syarat kebahagiaan di dunia yang keempat adalah mengucapkan basmallah atau bismillah ketika hendak melakukan berbagai macam perbuatan baik. Saat seseorang mengucapkan basmallah ketika hendak melakukan perbuatan baik, maka sebenarnya dia telah melakukan dua hal, yaitu meminta izin kepada Allah untuk melakukan perbuatan baik dan menyerahkan semua kebaikan itu hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Syarat kebahagiaan di dunia yang terakhir adalah senantiasa mengucapkan istigfar (astaghfirullahal azhhiim) ketika baru saja perbuat dosa. Siapa yang tidak bahagia ketika mendapatkan ampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala? Setiap orang pasti bahagia, kan? Salah satu cara untuk menghapus dosa-dosa kita kenada Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah dengan mengucapkan istighfar sebanyak banyaknya
sahabat yang dirahmati Allah, dari apa yang saya sampaikan tadi, bisa kita ambil sebuah kesimpulan bahwa sebenarnya kebahagiaan itu sangat sederhana dan mudah untuk diciptakan. Hanya saja, terkadang kita sendiri yang mempersulit kebahagiaan itu sendiri. Tak usahlah kita berkhayal yang tinggi tentang kebahagiaan sebenarnya kebahagiaan itu bisa kita ciptakan sendiri. Tak usahlah kita berusaha berlagak jadi orang kaya jika ujung-ujungnya kita harus tipu sana-sini, mengambil jalan haram demi menambah uang di rekening.
Bila kita sudah bekerja dan memperoleh gaji, maka bersyukurlah dengan gaji itu. Setidaknya gaji tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, walaupun tidak akan pernah cukup untuk menuruti gaya hidup kita. Biarlah orang lain ganti smartphone setiap bulannya, karena secanggih apa pun smartphone yang kita miliki, kalau ujung-ujungnya justru memutuskan komunikasi kita dengan Allah, maka smartphone tersebut sama sekali tidak memberikan manfaat apa pun.
Demikian cerita singkat saya. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Baarakallahu lii wa lakum fiil quranil adhiim, wa nafa'ni wa iyyakum bimaa fiihi mina aayaati wadz dzikrul hakiim, wa taqabbal minni wa minkum tilaawawatahu, innahu huwas samii'ul aliim, aquulu qauli hadzaa wastaghfirullahal adhiim lii wa lakum wa lisaairi muslimiin, fas taghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiim. Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa'atubu ilaik.
Assalamu'alaikumlamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
kebahagiaan dunia seharusnya mengingat kan kebahagiaan diakhirat kelak
Short Storyjika untuk memilih mencari kebahagiaan dunia aku memilih untuk mencari ketenangan, karna bahagia itu tidak akan lama, sedih itu juga tidak akan lama, dan dunia ini tidak akan lama, jadi jika kita selalu tenang dan yakin kepada Allah maka Allah akan...