Episode 20

165 22 1
                                    

Aku benar-benar tidak percaya dengan kejadian kemarin, perasaanku yang tidak nyaman dan tubuh lemas karena sakit. Sekarang melihat diriku di cermin, dari boneka manusia yang tanpa tersenyum menjadi zombi.

Mengikat rambutku ke sisi kiri untuk menutup pipi yang bekas tamparan, aku sengaja tidak menutup maupun mengobatinya luka karena akan terlihat mencolok.

Seragam yang ternodai oleh susu coklat, masih sedikit membekas. Setelah pulang nanti, aku benar-benar akan mencari cara menghilangkan.

Tubuh yang sedikit lemas dan hangat, aku berharap baik-baik saja di sekolah. Hari ini, aku menyiapkan sapu tangan untuk mengelap wajahku dan bersyukur aku memiliki kulit putih susu karena tidak akan terlihat pucat. Meskipun begitu, luka bekas tamparan yang terlihat jelas di wajahku.

Setelah mengantarku dua kali menggunakan mobil, akhirnya aku sudah terbiasa berangkat ke sekolah sendirian dengan berjalan kaki. Terkadang bersama ham dan yi tetapi tidak terlalu sering karena aku suka berjalan cepat dan sendiri yang tanpa menjadi pusat perhatian.

"Hah.. hah.. hah.."

Entah kenapa, aku sangat lelah dan ingin sekali berbaring tetapi hari ini tidak bisa karena aku harus mengumpulkan tugas dan presnatasi kelompok yang tanpa ban yeo ryeong. Baru berjalan sampai di gerbang yang untungnya tidak terlambat, menglangkahkan kaki menuju ke kelas tanpa sengaja aku menabrak seseorang di depanku.

"Ah.. Maafkan aku."

Tanpa melihat siapa orang yang aku tabrak, aku berlanjut jalanku dengan tergesa-gesa. Sayangnya tangan seseorang menahan lengan kiri aku, akhirnya secara impulsif mengakat kepala hingga menatap mata biru dan rambut hitam-biru dengan napas yang masih belum teratur.

"Hah.. aku bilang.. hah.. minta.. hah.. maaf."kata aku yang lemah dengan napas yang terasa pengap.

"Kamu kenapa?"

"Aku.. hah.. tadi.. hah.. berlari.. hah.. karena.. hah.. takut.. hah.. telat.. "ucapanku yang masih tidak teratur.

"Wajahmu?"

"Aku..hah.."

Sebelum aku mengatakan tentang wajahku terluka karena kecerobohan yang sebenarnya adalah kebohongan, terkejut dengan nametag yang tertulis yoo cheon yeong dan mengingat percakapan yang di toliet.

Aku menepis tangan yang menyentuh lenganku secara kasar dan tanpa sadar mengatakan dengan rasa takut.

"Aa.... ini... bukan apa-apa, Maaf."

Tidak mau melihat wajahnya lagi, seolah aku sedang melarikan diri dari penjahat. Aku sesampai di kelas dan reflek menjerit.

"Pagi"

Terkejut dengan suara yang tidak biasa, ada beberapa yang mengeluh dan aku berjalan menuju meja dengan tergesa-gesa tanpa menghiraukan mereka. Menutup wajah dengan tangan di lipat tetapi aku masih mendengar mereka.

"Hey, ham dei ji. Apakah hobimu mengejutkan orang?"

"Benar, setelah kupikir lagi. Dei ji selalu penuh kejuttan."

"Hey, dei ji. Apakah kamu salah makan hari ini?"

Aku tahu bahwa tindakkan aku terasa berlebihhan. Meskipun begitu, perasaan yang sering di tahan, pasti suatu saat akan meledak.

Pada akhirnya yang aku lakukan di meja hanya diam sambil mengatur napas dan masih menggunakan ransel di punggungku. Menutup mataku, terasa panas dan berpikir apakah aku sedang sakit?

Melakukan hingga aku mulai pelajaran di mulai, aku perlahan mengitip. Kalau tidak salah, aku menjelasnya yang pertama tetapi aku belum siap.

Mau tidak mau aku harus maju ke depan, bila terakhir ataupun di tenggah kemungkin aku sudah pingsan. Baiklah, ham dei ji. Kau harus kuat pikirku sambil berjalan ke kelompok.

butterfly effect from fans inso's lawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang