2.6 Adena

68 26 0
                                    

Raxel terus menatap Adena yang sedang menyantap kuah bakso yang di pesan oleh Heros tadi, Heros, Citra dan juga teman-temannya sudah pergi ke kelasnya dan hanya tinggal mereka berdua yang masih setia duduk di tempat yang sama selama 30 menit yang lalu, 

"Pelan-pelan" ujar Raxel sembari memberikan Adena sebuah tisu, 

"Aku engga tau bakso kantin ternyata seenak ini" gumam Adena sembari mengambil tisu yang di berikan Raxel dan mengelap mulutnya, 

"Tuh disitu" ujar Raxel sembari menunjuk ujung bibir sebelah kirinya karena sudut bibir kanan gadis di depannya itu terdapat saos yang menyangkut, 

Adena langsung mengerti kode dari Raxel langsung mengelap sudut bibir kirinya dengan tisu namun tidak menemukan apa - apa, 

"Engga ada" gumamnya yang membuat Raxel menghembuskan nafasnya lalu mengambil selembar tisu dan mengelap sudut kanan bibir Adena yang membuat gadis itu menegang. 

Raxel tersenyum tipis karena ekspreksi kaget Adena, ia menggulug tisu itu dan membuangnya di mangkok bakso bekasnya. 

"Yuk kelas" ujar Raxel sembari mengambil ponselnya dan tentu dirinya membangunkan Adena. 

"Ayo ayo" ujar Adena setelah sadar dari lamunannya akibat kegiatan Raxel yang membuat senam jantung. 

Adena dan Raxel memasuki kelasnya yang ternyata sangat ramai karena guru pada jam ini habis melahirkan dan belum ada pengganti maka kelas sementara kosong dan membuat kelas ramai seperti ini. 

"Adena!" Seru Lana sembari menghampiri Adena yang bersama degan Raxel. 

"Kenapa?" tanya Adena menanggapi Lana dan tentu yang membuat Lana dan gengnya terkejut. pasalnya seorang Adena yang selalu diam jika di bully.

"Lo berani jawab gue?!" seru cewe norak itu lagi sembari melayangkan tangannya hendak menampar Adena. 

Adena yang mengetahui Lana akan menampar dirinya, ia langsung melayangkan tangannya terlebih dahulu dan menampis tamparan dari Lana dan itu membuat seluruh kelas heboh termasuk Raxel yang berada di sebelahnya, 

"Apa lo lupa perkataan abang gue tadi pagi?" tanya Adena menggunakan bahasa yang jarang ia gunakan, 

Lana tersentak kaget mendengar perkataan mengancam dari musuh bebuyutannya, 

"Atau gue telepon nyokap gue sekarang dan suruh cabut perusahaan nyokap dari perusahaan bokap lo?" ancam Adena lagi yang membuat Lana terdiam malu, 

"Maka dari itu aku mohon sama kamu Lana, hiduplah dengan tenang" ujar Adena sembari melepas tangannya dari tangan Lana dan segera menuju tempat duduknya yang ternyata sudah ada tas di bangku sebelahnya. 

Raxel yang melihat aksi berani Adena hanya bisa tersenyum kecil. ia menatap Lana dengan sangar yang membuat Lana merenung akan tindakannya tadi. 

Raxel segera menghampiri tempat duduknya yang ia pindahkan saat istirahat, tempat Adena berada. Selama masuk sekolah Raxel memperhatikan Adena sehingga ia memaksa kedua orang tuanya untuk memasuki Raxel ke kelas tempat Adena berada dan cowo itu selalu melihat bangku sebelah Adena selalu kosong dan juga tidak ada yang mau menempatinya dan sekarang saatnya tiba, saat dimana Raxel bisa duduk berdua dengan Adena. 

"Gue pindah kesini" ujar Raxel sembari duduk di depan Adena tanpa mempersilahkan Adena masuk terlebih dahulu. 

Adena menatap Raxel kesal, "Misi aku mau masuk" ujar Adena yang di angguki kepala oleh Raxel. 

Raxel memiringkan badannya sehingga ada sela antara bangku dan meja yang mempermudah Adena masuk dan duduk di tempatnya. 

"Lo nggak masalah gue duduk disini kan?" tanya Raxel sembari menaruh tas kosongnya di atas meja, 

Adena (END) | Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang