Bab 2

147 18 5
                                    

This is the "BAB 2"
Enjoy guys...
Cekidoooottt.....♥♥♥

"Elo?"

Seru keduanya berbarengan setelah sadar dari tatapan masing-masing.

"Ngapain lo disini cewek ceroboh?" Tanya Grego sinis sambil menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Lo anak tante Vania sama om Joe?" Tanpa memperdulikan pertanyaan Grego, Edel malah balik bertanya.

"Gue nanya, jawab! Jangan balik nanya." Bentak Grego setengah berteriak.

"Yee gak usah pake teriak-teriak juga kaleee." Cibir Edel sambil berkacak pinggang.

"Suka-suka gue, ini rumah gue. Jadi terserah gue!" Kata Grego ketus.

"Ck, songong banget sih lo. Perasaan nyokap bokap lo gak kayak gitu deh."

"Apa lo bilang?"

"Ada apa ini?" Tiba-tiba Vania sudah berada di anak tangga terakhir lantai itu melihat pertengkaran diantara mereka berdua.

"Eh, tante gak ada apa-apa tan." Edel lebih dulu menjawab sebelum cowok songong di hadapannya ini berteriak tak jelas.

"Ma, siapa sih niy anak? Kok bisa ada disini?" Tanya Grego jelas-jelas menunjukkan rasa tidak sukanya.

"Nanti mama ceritain, ayo turun sarapan dulu." Ajak Vania akhirnya.

Mereka bertigapun turun bersama dan tak ada tanggapan sedikitpun dari Grego soal ucapan mamanya tadi, meski saat ini dia tengah penasaran kenapa bisa-bisanya cewek ceroboh yang sudah menumpahkan minuman ke tubuhnya kemaren bisa ada di sini, di rumah keluarganya.

Sarapan pagi berlangsung dengan canda tawa yang entah mungkin baru saja terjadi, tidak seperti biasanya sebelum kedatangan Edel. Itu jelas terasa bagi seorang Grego. Meja makan keluarganya kini lebih ramai dengan gadis ceroboh yang saat ini tengah terbahak bersama kedua orang tuanya saat mamanya menceritakan seorang wanita bernama Jihan, sahabat mereka sejak, entahlah. Grego tidak begitu menyimak hanya berpikir alasan apa sehingga cewek bernama Edel itu bisa berada di rumah mereka.

"Go, hari ini ada kegiatan apa?" Tiba-tiba Joe yang sudah berhenti tertawa dan bertanya padanya.

"Ah, tadinya ada kegiatan di kampus tapi gak jadi. Ada apa emangnya, pa?"

"Kamu gak ada kuliah?"

"Pagi ini gak sih, tapi nanti sore jam tiga."

"Oh ya udah kalo gitu pagi ini anterin mama buat daftar sekolah barunya Edel, ya. Mumpung waktu masih liburan sekolah."

"Mana bisa daftar kalo masih liburan, pa?" Sebenarnya pertanyaan itu bukannya tidak diketahui jawabannya oleh Grego sendiri, dia cukup tahu dan pastinya dia juga tahu dimana nantinya kedua orang tuanya akan mendaftarkan sekolah baru untuk gadis yang tengah duduk di samping mamanya saat ini. Tapi sebenarnya dirinya menolak keinginan itu dengan cara halus supaya orang tuanya tidak merasa kecewa. Tahu seperti ini tadinya lebih baik dia mengatakan bahwa ada urusan di kampusnya. Ah ngerepotin aja deh niy cewek satu.

"Ya adalah Go, masa kamu gak tahu." Jawaban mamanya membuatnya terdiam sejenak dan pada akhirnya memutuskan untuk mengiyakan saja.

"Ya udah papa berangkat dulu, ada meeting pagi ini." Sahut Joe kali ini pamitan. "Om berangkat kantor dulu ya, Edel. Nanti kamu daftar sekolah sama tante Vania." Lanjutnya pada Edel.

"Iya om, hati-hati di jalan ya, jaga kesehatan om jangan sampe sakit." Ujar Edel tulus. Vania yang mendengar itu sempat berkaca-kaca karena terharu. Seandainya Edel adalah anaknya pasti dia akan lebih bahagia lagi, karena memang sebenarnya dirinya sangat menginginkan seorang putri tapi apa daya penyakit kanker rahim yang di deritanya setelah kelahiran Grego membuatnya harus menelan pil pahit karena tidak bisa memiliki anak lagi sebab rahimnya telah diangkat lewat operasi beberapa yang lalu. Joe yang mendengar hal itu tersenyum hangat kepada Edel. Sama seperti Vania, dirinya juga mengharapkan hal yang sama.

Try To RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang