Akhir

1.5K 153 48
                                    

BRUK....

Tubuh Soobin ambruk ke pinggir jalan, tak menyadari bahwa sebenarnya ia tidak jadi tertabrak. Namun setelah ia berbalik badan, tubuhnya lemas seketika, ia melihat Beomgyu yang bersimbah darah ditengah jalan. Sedangkan mobil yang tadi menabraknya sudah melarikan diri, bahkan Soobin tak sempat melihat plat nomor nya.

"Ada kecelakaan!"

Teriakan itu menyadarkan Soobin, bahwa ini... Bukan mimpi, ia langsung berlari kearah Beomgyu, tak memedulikan lututnya yang terluka.

Ia memangkunya, menepuk-nepuk pipinya yang sudah bercampur dengan darah, bahkan kini baju putihnya sudah mendominasi ke warna merah, "Beomgyu, maaf, maafkan aku, bertahanlah...."

Beomgyu, ia menatap hangat sang kakak, tak lupa juga senyum manisnya yang masih terukir di bibirnya yang kini sudah bercampur dengan darah, "uhuk....uhuk... K-kak....kau tidak apa-apa? L-lututmu t-terluka.... "bahkan disaat seperti ini dia masih sempat menanyakan keadaan sang kakak.

"Lihatlah kondisimu sendiri, jangan memedulikan orang lain disaat seperti ini!"kesal Soobin

Beomgyu menggelengkan kepalanya lemah, "k-kak... Ini tidak s-sakit sama sekali, k-kau tau? A-aku sangat lega, kau b-bisa selamat."

"BOHONG! TOLONG JANGAN SEPERTI INI!"ia menangis histeris sekarang.

"Ah dek, lebih baik kita bawa adikmu ke rumah sakit, lututmu juga berdarah, itu perlu diobati."saran salah satu warga.

Ia berlutut sambil memohon kearah warga yang tadi memberi saran, "hiks...lakukan yang terbaik untuk malaikat tak bersayapku...."

Setelah itu mereka berdua dilarikan ke rumah sakit.

-Waktu-

Ceklek....

Dokter yang menangani Beomgyu telah keluar dari ruangan, membuat tubuh Soobin menengang seketika.

"Dengan keluarga pasien?"

"Ah dok saya kakaknya, bagaimana kondisi adik saya? Tolong ucapkan kabar baik."tanya Soobin dengan penuh harapan.

"Adik anda mengalami luka parah dibagian kepala dan kakinya, kemungkinan selamat-"

"Cukup dok jangan berbohong, a-aku akan menemui Beomgyu sekarang."potong Soobin

Namun belum sempat Soobin menyentuh pintu ruangan itu, ia sudah ditahan oleh sang dokter,"tadi pasien berpesan, bahwa jangan temui dia sebelum 10 menit yang akan datang."

"APA MAKSDUMU? ADIKKU SEDANG SEKARAT SEKARANG, DAN KAU MENYURUHKU UNTUK DUDUK DISINI 10 MENIT LAGI?"Sentak Soobin

"Entahlah, dia yang meminta, mungkin dia membutuhkan waktu untuk sendiri, hormati permintaannya tuan."ucap dokter itu sebelum ia beranjak pergi dari sana.

Soobin sekarang kacau dia ingin sekali melihat Beomgyu nya, namun disisi lain dia tidak ingin mengganggu Beomgyu, "argh! oke, gue bakal pasang stopwatch!"

Setelah 10 menit berlalu, Soobin langsung mendobrak pintu ruangan, pemandangan yang ia lihat adalah Beomgyu yang terbaring lemah sambil memeluk buku diary nya yang terbuka, dan jangan lupakan wajahnya yang pucat serta, alat pendeteksi jantung yang berbunyi nyaring.

Soobin langsung memeluk tubuh kecil itu, menyentuh pipi dinginnya, setelah itu ia melihat alat pendeteksi jantung yang berbunyi nyaring sedari tadi, "NGGAK! INI NGGAK MUNGKIN! DOKTER!!!!" teriak Soobin sambil terus mencoba membangunkan Beomgyu.

Setelah beberapa menit dokter pun datang, mengecek keadaan Beomgyu, " Choi Beomgyu, waktu kematian 12 Maret 2018."

Setelah mendengar itu tubuh Soobin langsung lemas, "hiks... Dokter jangan berbohong kepadaku!"

"Saya tau ini berat, namun semua ini adalah takdir. Saya turut berduka cita."

Seorang suster hendak menutup tubuh Beomgyu dengan selimut, namun ditahan oleh Soobin, "jangan! Jangan tutup adik saya! Hiks.... Dia masih hidup."

Ia berjalan mendekat kearah Beomgyu, mengambil buku diary yang ada di dekapannya, membaca semua kalimat yang Beomgyu tulis di halaman terakhir.

Teruntuk kakakku, Choi Soobin, berlian berwujud manusia yang selama ini ku jaga dengan baik,terimakasih atas pelukanmu kemarin, aku sangat bersyukur karena, bisa memeluk, tertawa, dan berbicara denganmu layaknya sepasang saudara di luar sana.

Kini tugasku sudah selesai, aku sudah mendapatkan kasih sayangmu, lalu apa yang aku harapkan setelah itu? Aku yakin, kalau dunia sangat beruntung memiliki ku, dan suatu saat dunia akan menangis saat kepergianku.

Entah mengapa, aku berpikir bahwa waktu hidupku tidak akan lama lagi. Ber iringan dengan halaman terakhir buku diary ku, aku pergi. Semoga kita bisa bertemu lagi di kehidupan selanjutya, dan semoga kau akan tetap menjadi kakakku nanti. Aku tak tau apa yang akan terjadi di hari esok, tapi kau janji akan membagikan bunga dan pergi ketaman bersamaku bukan? Hahaha

Aku menang, ternyata dugaanku benar, waktuku telah habis. Sekarang aku lelah, aku ingin tidur, izinkan aku tidur. Selamat tinggal berlianku, dan selamat tinggal dunia.

Choi Beomgyu

Tangis Soobin pecah setelah membaca setiap kata yang tertulis di halaman terakhir itu, memandangi setiap kalimat yang mampu menghancurkan hatinya hingga berkeping-keping. Melihat paragraf terakhir yang tertulis tidak begitu jelas. Mungkin Beomgyu baru menulisnya tadi, pikirnya.

"Suster tunggu sebentar lagi, aku yakin adikku hanya tertidur, dia masih hidup!"ucapnya

"Tapi-"belum selesai sang dokter melanjutkan kata-katanya, Soobin sudah terlebih dahulu memeluk tubuh dingin adiknya.

"BEOMGYU AYO BANGUN!!!"

Ia mengambil ponsel Beomgyu yang terletak di atas nakas,"hiks....kau tau? Kalau kau tidak bangun dalam hitungan ketiga, aku akan membanting ponsel mu, dan jangan harap kalau aku akan membelikannya yang baru!"

"Satu.... "

"Dua.... "

"Tiga... "

PRAK....

Soobin membanting ponsel itu sekuat tenaga, "lihat! Ponselmu sudah ku banting, sekarang ayo bangun! AYO!"

"Beomgyu kumohon jangan bercanda!!"serunya yang kini sedang berusaha membangunkan Beomgyu.

"Hiks.... Kau pembohong! Mana janjimu? Kau akan selalu menemaniku hingga akhir kan? Beomgyu-ya bangunlah, kakak mu memintamu untuk bangun, maka bangunlah sekarang, jangan membantah!"

"Maaf tuan Choi, tapi jenazah akan segera diurus oleh pihak rumah sakit agar bisa segera di kuburkan."ia berusaha memisahkan Soobin yang masih saja memeluk dan mengecupi mayat adiknya.

"TAPI DIA MASIH HIDUP! BEOMGYU KU MASIH HIDUP!"

DUARRR!!!!

Suara petir terdengar sangat kencang diluar sana, "lihatlah? Bahkan semesta sudah mengatakan bahwa ia telah tiada." perkataan sang dokter membuat Soobin tersadar, bahwa dia harus menerima kenyataan ini.

Kini dia sedang duduk di koridor rumah sakit, memandangi hujan deras yang terus menerus mengguyur lokasi, "kau lihat? Bahkan langit pun menangis saat kepergianmu."

Hujan deras itu, mengiringi pemakaman Beomgyu.

-oOo-

☺☺☺

Waktu || Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang