Drrk... Drkk..
Drrk.. Drrk..
Suara roda ranjang rumah sakit terdengar nyaring saat bertubrukan dengan lantai yang dingin.
"Arel.."
Rea beserta beberapa suster mendorong Arel menuju emergency departments.
Saat tubuh Arel di bawa masuk menuju ruangan, suster segera menghentikan langkah Rea.
"Tolong anda tunggu di sini ya, Nona. Kami akan berusaha semaksimal mungkin." Setelah itu suster segera menutup ruangan.
Rea termenung menatap pintu yang tertutup di depannya.
Ia lalu berjalan mundur hingga tubuhnya menabrak dinding, merosot dan menumpukan tubuh pada lantai, duduk dalam kebingungan.
"Sebenarnya ada apa? Apa yang membuatnya menjadi begini?" Rea meraup wajahnya frustasi.
Ia baru saja pulang dari memata-matai kegiatan Wender dan Aron yang dinilainya mencurigakan.
4 jam yang lalu..
Aron terlihat menemui Wender di salah satu restoran dengan ruang VIP. Mereka mendiskusikan perihal penangkapan Arel.
Brak!
"Jadi, maksudmu dia tidak tahu bahwa kau menjualnya padaku?!" Wender menggebrak meja kesal.
Aron sedikit terkejut karenanya.
"Tuan, tenanglah. Ya, dia memang tidak tahu. Tapi, bukan berarti dia sesuai apa yang Tuan pikirkan. Kami kemarin mendiskusikan untuk bertemu di gedung yang saya katakan kemarin. Jadi, saya ingin merencanakan sesuatu pada Tuan."
Wender yang mulanya kesal, terlihat merilekskan wajahnya. Ya, walau dia tahu banyak jalang di luar sana yang dijual atau bermain dengan paksaan. Namun tetap saja, Aron telah membohonginya.
"Baiklah, aku dengarkan rencanamu. Jika kau mengecewakanku, maka kau akan benar-benar mendapatkan balasan yang tak kau duga."
Aron lalu membicarakan rencananya pada Wender, dan Wender kembali tersenyum mendengar apa rencana Aron.
"Bagaimana Tuan? Apakah anda setuju dengan rencana ini?" Wender lalu tersenyum puas.
"Ya, aku sangat setuju. Akan kulakukan apapun untuk kelinci manisku."
Setelah mendengar dan memastikan mereka sudah pergi tanpa ada pembicaraan lagi, barulah Rea memutuskan kembali ke apartemen.
"Aku harus cepat pulang untuk mengatakan hal ini pada Arel."
Rea yang tiba apartemen tak sabar untuk bertemu Arel, ia segera membuka pintu dan-
ceklek
Arel?!
Betapa terkejutnya ia saat mengetahui kondisi Arel yang sudah berlumuran darah, matanya semakin membelalak saat mengetahui pecahan kaca yang Arel bawa.
Dan di sinilah Rea, di ruang tunggu rumah sakit. Setelah melunasi administrasi, ia tak henti-hentinya memikirkan rencana besok.
apa yang harus kulakukan, tak mungkin juga membawa Arel dengan kondisi seperti itu
"Hahh.. kumohon ide, datanglah!" Rea meraup kasar wajahnya.
Memang seharusnya ia tak memikirkan hal semacam ini di saat Arel sedang berjuang untuk hidup.
"Aku juga berdoa, agar kau masih bernafas. Setidaknya bernafaslah untuk membalas dendammu."
Rea menatap ruang IGD di depannya. Belum ada tanda-tanda perawat atau dokter yang keluar untuk memberinya informasi setelah 1 jam menunggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Gigolo So Cute
RomanceArel, lelaki berumur 20 tahun yang memiliki kecantikan di atas rata-rata. Membuat setiap perempuan iri ketika melihatnya. Para lelaki pun bisa terpesona dan lupa akan orientasinya. Namun, di suatu malam. Saudara kembarnya Aron. Menjualnya pada kena...