BAB 3 : MAKAN MALAM

21 3 2
                                    

WARNING 18+

Putri pun ditugaskan untuk melakukan panjilidan pada dokumen-dokumen tersebut. Dan terbatuk karena banyak debu yang menyelimuti sekotak dokumen tua. Dia menemukan sebuah dokumen yang tampak tua bertanda "segel" penting. Tak ingin melakukan kesalahan, putri menyakan perihal itu pada rekannya.

Namun, mereka sama sekali tak mengetahui tentang dokumen itu. Mba Winda pun mengusulkan untuk menanyakan langsung pada sekretaris direktur. Karena dialah yang paling tahu mengenai dokumen perusahaan. Putri bergegas menuju ke ruang Direktur dan menemukan meja sekretaris yang terlihat kosong. Dia pun bingung dengan apa yang harus dilakukan.

Tanpa ia sadari sosok laki-laki tepat berada dibelakangnya.

"Astaghfirullah" ia kaget dan hendak jatuh.

Namun tangannya berhasil digapai oleh laki-laki yang gagah itu dan Putri berusaha menjauh agar tak jatuh kepelukannya.

"Siapa kamu? Ada perlu apa kemari?" Tanya Fadli menyadari bahwa wanita yang didepannya adalah wanita yang ia temui dilift tadi pagi.

"Eih Maaf pak, ini ada titipan dari Arsiparis. Katanya ini dokumen penting yang bapak simpan bertahun-tahun. Kami sedang melakukan pengawetan koleksi disana. Namun, sepertinya barang ini berharga" jelas Putri dengan tutur kata lembut
Fadli meraih amplop tersebut. Dan berlalu pergi ke ruangannya. Mengunci pintu rapat-rapat dan memeluk berkas yang ia terima dari wanita tadi dengan erat.

"Ini.. engga engga, pasti salah kan" Fadli menerka-nerka ingatannya.

Namun rasa penasarannya memicu aksi. Tangannya tanpa menunggu lama langsung membuka benda itu dan menemukan sebuah Flashdisk dan foto. Tak dibiarkan tergelatak begitu saja, benda-benda itu disembunyikan saat mendengar ketukan pintu.

"Halo sweet heart, ngapain?" Siska, yang diketahui sebagai kekasih Fadli saat ini merasa canggung saat masuk namun tidak disambut seperti biasanya.

"Ouh engga, tadi cuman dapat dokumen daftar terbitan bulan lalu kok" jawab Fadlil yang berusaha berbohong pada Siska.

Tanpa menunggu Fadlil yang menyelesaikan perkataannya. Siska mendorong Fadli ke sofa dan memberikan kecupan manis untuknya. Kecupan itu sangat dalam hingga sulit bagi Fadli mengendalikan gerakan tubuh Siska. Siska melepaskan Fadlil yang candu akan bibir Siska, dan menuju ke pintu untuk mengkuncinya.

Kecupan itu berubah menjadi liar dan Fadli tak terbiasa untuk dikendalikan. Dia meletakkan Siska dipangkuannya dan ciuman itu membuat dirinya tak tahan akan tubuh indah Siska. Siska menghentikan ciuman itu dan berdiri hendak meninggalkan Fadli. Saat hendak keluar siska memberi isyarat untuk mengundangnya nanti malam.

Undangan itu dipenuhi dengan menghabiskan waktu untuk makan malam dan minum Wine. Setelah makan malam selesai, mereka pun menghabiskan malam dengan bercerita. Jam menunjukkan pukul 22:00.

"Aku pulang ya, kayaknya kamu cape harus nemenin aku terus.." Siska meletakkan gelas wine dan hendak beranjak.

Fadli meraih tangan Siska, menggenggamnya.. seakan-akan enggan melepasnya pergi.

"Aku.. janji setelah perjalanan bisnis ini, aku ga akan nunda lagi pernikahan kita"
Siska terbiasa mendengar janji itu. Hanya disambutnya dengan senyuman.

"Aku bukan bagian dari tujuan hidup kamu sayang, aku juga ga maksa kalau kondisi kamu lagi benar-benar ga bisa diganggu. Kamu yang berjuang sendirian? Aku ga sanggup liatnya" Siska berlinang air mata.

"Hey, jangan pernah ngomong gitu, aku akan tepati janji ini. Ini benar-benar project terakhir sebelum pernikahan kita. Please" Fadli memberikan kecupan hangat pada bibir Siska seraya mengusap air matanya.

"Aku pulang ya.." Siska menjauh tapi Fadli tak melepaskan genggamannya. Siska hanya tersenyum dan melepaskan tangan Fadli. Dia pun menjauh pergi.

"Oh god, give me the time!" Seru Fadli. Dia berlalu ke kamar dan mempersiapkan diri untuk beristirahat.

To be continue..

Please waiting to next chapter 😁

Rasa Yang MembekasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang