10

20 4 0
                                    





Sruk... Sruk...


Apa yang mengganggu pikiranmu Sinhwa? Sekarang sudah malam, sebaiknya kau tidur bukannya menangis meringuk dengan balutan selimut pada tubuhmu. Sinhwa, kau kedinginan? Bagaimana dengan lelaki yang kau tinggalkan dalam badai salju lebat diluar sana, apa sebegitu yakinnya kau ia akan pulang dan bukannya menunggumu?

Dia akan beku disana dia akan mati disana.

Sinhwa, kau tidak takut?





















"Beomgyu pasti pulang.... Dan membenciku... Karena aku sudah meninggalkannya di sana sendirian...".

"Seperti yang seharusnya". Monolognya.

Kalimat itu terus berulang-ulang diucapkannya, dengan maksud menghentikan niat hati ingin berlari pada Beomgyu karena kini ia telah terlewat khawatir. Ia takut Beomgyu tetap menunggunya, walaupun tidak mungkin seseorang rela menunggu di cuaca sedingin ini demi dirinya.

Apa benar tidak seorangpun? Bagaimana kalau seseorang itu Choi Beomgyu yang sangat menyayanginya?

"Hik... Hik.... Aku harus apa..." Ratap nya pada langit-langit kamar bercahaya redup. Sinhwa menangis terus-menerus atas keputusannya, sekarang ia begitu takut.

"Aku sudah salah, aku harus kembali". Ujarnya mengusap air mata yang membuat matanya sangat sembab. Tak peduli sudah jam 1 dini hari dan sedingin apa diluar sana, kini dalam pikirannya ia hanya ingin memastikan lelaki itu sudah pulang dan tidak ada di tempat itu harapnya.

Dengan cepat ia bangkit menggunakan pakaian hangatnya dan bergegas menuju pintu keluar, ia berlari, suara derap langkahnya begitu terburu-buru.

SWUUUSSHHH

"H-hrrgghhh....." Ia terhenti di hadapan pintu yang terbuka, merinding kala angin badai salju menerpa tubuhnya. Salju berlewatan memasuki rumahnya.

Apa Beomgyu masih berada disana saat ini?

"I-ini sangat dingin..." Pikirnya lagi saat ia berniat melangkahkan kaki menuju tempat terakhir kali ia bersama dengan Beomgyu.






















"Mian"























♛┈⛧┈┈•༶Blurry༶•┈┈⛧┈♛














"Ibu... Ayah... Bunda... Semuanya..."


"Sinhwa..."

Ia tampak selayaknya mayat hidup yang akan membeku tak lama lagi. Penampilan nya amat pucat, sudah tak berdaya bahkan hanya untuk menggigil karena kedinginan. Lelaki ini terus berjalan melewati tumpukan salju yang mempersulit langkahnya, kali ini ia sudah mantap meninggalkan tempat yang hampir tertutup salju semuanya.

Ia terus meraba, meraba angin mencari pintu gerbang yang menjadi tujuannya. Tatkala kulit tangan nya menyentuh pagar besi yang amat dingin, bibirnya tersenyum pikirnya ia akan segera pulang.

Tes...

Tes...

Hidungnya mengeluarkan darah. Darah segar jatuh di atas salju putih dan menggenang di sana, tubuhnya jatuh telengkup pada tumpukkan salju di tanah. Sudah terlambat.

Blurry||Choi Beomgyu(최 범규)//TXT(투모로우바이투게다) [COMPLETED✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang